#1

1.7K 147 117
                                    

-Nayla Azalea-

Kini aku baru memasuki kelas. Tak biasanya aku datang sepagi ini, padahal tidak ada pr yang inginku salin dengan temanku yang pintar. Kelas ini masih sepi, hanya beberapa anak yang sudah datang dikelasku.

Karena bosan, aku memilih ke kantin dan membeli beberapa cemilan. Aku memilih membeli siomay dan es teh yang murah meriah, lalu mencari meja untuk ditempati. Saat itu ada Daniel sedang duduk sendirian.

Daniel adalah cowok yang paling kusuka. Parasnya tampan, hidung mancung, kulit putih, tinggi, rambut berjambul. Bagaimana aku tidak suka dengannya?

Dengan cepat muncul ide di otakku. Aku langsung menghampirinya dan berniat untuk berbicara dengannya.

"Emm.. Boleh gue duduk disini?" tanyaku memberanikan diri.

Ini adalah pertama kalinya aku berbicara dengannya. Selama 2 tahun di SMA aku belum pernah berbicara dengannya. Hanya menatapnya dari jauh. Itu pun belum tentu dia melihatku.

"Boleh, duduk aja."

Ya ampun. Ramah banget sih, gimana gue ngga tambah suka sama lo?

Setelah sekian lama aku menunggu moment seperti ini, akhirnya tercapai juga. Dan sekarang merupakan kesempatan emas buatku untuk mendekatinya.

Kok pikiran gue jadi kayak antagonis genit di sinetron ya?

"Oh ya, lo yang namanya Daniel kan?"

"Iya, kok lu tau?" tanyanya heran

"Siapa coba yang ngga tau elo? Lo kan ketua basket SMA ini."

"Oh ya, nama lo siapa?"

"Nayla Azalea. Panggil aja Nayla."

"Ooh. Kayaknya gue ngga pernah liat elo deh sebelumnya? Lo anak baru ya?"

Ya jelas lah. Lo ngga pernah ngeliat gue. Lo kan ngga pernah merhatiin gue. Padahal gue udah susah-susah caper ke elo, tapi ngga pernah diliat. Gue chat tiap hari, tapi ngga pernah dibales. batinku kesal

"Haha, ngga kok. Gue dari kelas 10 di SMA ini," jawabku disertai senyuman manis

"Oh ya? Lo sekarang kelas berapa?"

"11 MIA 1."

"Itukan kelasnya disamping kelas gue. Kok gue bisa-bisanya ya ngga pernah ngeliat lo?" tanyanya heran.

"Iya lah, kan tiap hari lo dikerumunin cewek ampe susah banget keluar kelas. Gimana lo mau liat gue," ucapku polos.

Pake acara keceplosan segala lagi. Lo bodoh bangat sih Nay. batinku

"Iya sih. Makanya hari ini gue ke kantin pagi-pagi pengen beli makanan buat nanti jam istirahat. Tapi gara-gara laper jadi gue makan sekarang."

Untung dia ngga ngebahas gue tau dari mana soal itu. Bisa-bisa ketauan kalau gue suka stalking dia.

"Asik ya ngobrol sama lo. Seru kali ya kalau tiap hari ngobrol bareng gini," ucapku ngode.

"Kalau gitu, besok gue dateng pagi-pagi biar bisa ngobrol bareng lagi. Soalnya, gue rasa lo orangnya nyenengin," ucapnya panjang.

Akhirnya doi peka juga. Dan gue dibilang nyenengin. Oh my god. Berarti dia mulai suka sama gue. Kemajuan pesat Nay. batinku girang.

"Oh yaudah, gue ke kelas dulu ya. Bentar lagi juga rame. Entar lo dikerumunin cewek lagi."

"Oh, iya ya," ucap Daniel

"Bye," ucapku sebelum berpisah

Baru 2 langkah aku berjalan ada yang menggengam tangan dan menahanku. Orang itu adalah Daniel. Dia seperti ingin mengatakan sesuatu kepadaku.

"Kenapa niel?"

Love Is PainfulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang