-Daniel Alvanzano-
Tubuhku membeku saat Nayla menembakku. Aku bingung dan kaget disaat yang sama. Aku tidak tau harus menjawab apa. Nayla melepaskan pelukanku darinya. Di detik itu juga Nayla pergi dan langsung kutahan.
"Gue mau, jadi pacarlo," ucapku dengan lantang
-Nayla Azalea-
"Hah?!" ucapku dengan suara melengking karena refleks.
"Gue, mau, jadi, pacarlo," ucapnya dengan penekanan di setiap kata-katanya.
"Eh, sorry. Udah 3 minggu ini gue lupa ngorek kuping jadinya gini deh," ucapku polos dan segera menutup mulutku.Duh, gue pake keceplosan segala. Bisa-bisanya gue ngomong ke Daniel kalau gue udah 3 minggu ngga ngorek kuping. Jadi tambah tengsin.
"Gue ulang sekali lagi. Gue mau, jadi pacar lo," jelas Daniel
"Jadi kita resmi pacaran?" kataku sambil senyam-senyum dan pipi memerah seperti tomat.
"Ya," ucap Daniel sambil membalas senyumanku.Tapi gue ngga salah denger kalau dia nerima gue jadi pacarnya. Berarti sekarang gue resmi pacaran dong sama dia. Dan cita-cita gue selama ini tercapai juga.
Senyumpun terurai diwajahku.
Tapi senyumanku runtuh seketika. Karena aku teringat bahwa Daniel masih suka sama Cindy."Tapi lo bukannya lo masih suka sama Cindy."
"Tenang aja. Selama kita pacaran. Gue bakal berusaha lupain Cindy."Senyumku pun terurai kembali ditambah dengan Daniel yang mengacak pelan rambutku.
________________________
Sesampainya di rumah. Aku langsung menelpon Hanna dan menceritakan semua yang ku alami hari ini.
"Hah?! Serius lo??"
"Seriusss."
"Ohmaygod, Nay akhirnya cita-cita lo selama ini tercapai juga. Selamat yaa. Semoga langgeng."
"Amiin. Bagi gue, hari ini jadi hari paling menyenangkan di SMA," ucapku sambil lompat-lompat dikamarku. Tentu ini hari paling menyenangkan. Secara, aku sudah melepas status jomblo akutku.
"Jangan lupa PJ nya Nay."
"Tenang, besok gue traktir."
"Yesss. Oh, ya. Udah dulu ya. Gue mau ngedate nih ama Randy," Hanna memang sudah pacaran dengan Randy. Tadinya aku, Hanna & Randy sahabatan. Siapa sangka Hanna jadian sama Randy.
"Yaudah sana. Bye Na."
"Bye, Nay."Sampai sekarang, aku masih saja mengingat kejadian tadi. Rona merah terus muncul di pipiku dan senyum tak bisa ku hilangkan dari bibirku. Dan lagi-lagi, karena Daniel aku tidak bisa tidur semalaman.
___________________
-Daniel Alvanzano-
Dari dulu ku yakin tak akan bisa melupakan Cindy. Tapi, aku menerima Nayla buka tanpa alasan. Aku kasihan padanya. Aku tau selama ini Nayla sering ngechatku di semua sosmed. Selama ini, kukira dia hanya cewek yang suka cuma gara-gara populer. Tapi, dia orang yang pertama menolongku saat babak-belur oleh Rio. Sedangkan fansku lainnya, hanya diam seperti tidak ada apa-apa. Tapi setelah ada Nayla yang menolongku, mereka baru berteriak tak jelas karena melihat jarakku dengan Nayla sangat dekat saat Nayla marangkulku.
Saat itu aku tersadar, mungkin aku bisa melupakan Cindy dengan cara ini.
_____________________
Hello para readers. Maap lama updatenya. Makasih udah mau mampir ke cerita ini. Jangan lupa vote dan comment yaa..
Oh ya. Ini bukan chapter terakhir loh. Malah pokok konfliknya ada di chapter 6. Terus baca Love Is Painful ya guys :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is Painful
Teen FictionAku mencintaimu dan kamu mencintainya. Sejak saat itu dan sampai detik ini, hal itu tak pernah berubah. Disaat aku memberikan perhatian penuh padamu, kamu menolak. Bahkan tak kamu hargai. Seakan lupa atas janji yang terucap di mulutmu. Mencari celah...