#10

542 63 21
                                    

-Daniel Alvanzano-

Selama di perjalanan, Cindy hanya bercerita tentang Rio dan teman-teman satu perguruan alaynya yang tak ingin kudengarkan. Alhasil, ia hanya merengek manja layaknya seorang kekasih.

"Daniel! Kamu dengarin aku
ngga sih?!"

Huh! Jijik banget sama gaya bicaranya yang sok aku-kamu di depan gue

"Ngga."
"Iih, kamu kok gitu sih sama aku?"
"Emangnya lo siapa gue? Cepetan turun!"

Cindy hanya turun dengan tampang cemberut dan sok imut lalu menatapku yang masih duduk di atas motorku.

"Niel, sebenarnya gue putus itu gara-gara gue masih sayang sama lo."

"Trus apa urusannya sama gue?" tanyaku dengan nada mengancam.

"Gue pengen kita balikan niel," ucapnya dengan nada memelas

"Sorry Cin. Kalau dari dulu lo udah minta balikan, mungkin gue mau. Tapi sekarang udah terlambat. Gue udah punya cewek yang gue yakin jauh lebih baik dari lo," jelasku panjang lebar.

Cindy tertawa renyah lalu berkata dengan lantang. "Huh, mana mungkin ada cowok yang nolak buat balikan sama gue?!"

"Asal lo tau Cin, ngga semua orang mau sama lo. Emang dulu gue pernah suka sama lo, tapi sekarang udah ngga," ucapku menjelaskan.

"Jadi lo lebih milih cewek itu dibanding gue?" ucapnya dengan nada mengancam.

"Iya," ucapku tanpa ragu.

"Bohong! Buktinya ini! Ini buat gue kan?!" Cindy langsung mengambil kotak yang berisi kado untuk Nayla.

"Ini bukan, buat lo!" ucapku dengan menekankan kata bukan sambil turun dari motor dan berusaha mengambil kotak itu darinya.

"Sini gak?!!" ancamku.

"Eits, bentar dulu." Cindy membuka kotak tersebut dan mengambil boneka dan sebuket bunga mawar lalu membuang kotak beserta tutupnya.

"Ya ampun, so sweet banget niel," ucap Cindy sambil tersipu.

"Ih, sini!" bentakku dengan amarah yang mulai meledak.

Cindy tak kunjung mengembalikan. Dia malah mengeringai aneh. Lalu masuk ke rumahnya dengan membawa sebuket bunga dan boneka itu.

"Apa-apaan sih lo?! Balikin gak!" bentakku, lalu cindy keluar dari rumahnya tanpa membawa kado untuk Nayla.

"Asal lo tau! Itu kado bukan buat lo, tapi buat Nayla," jelasku.

Kukira Cindy akan terkejut. Nyatanya, ia hanya mengerigai lebar sekaligus menyeramkan.

"Gue udah tau." keningku berkerut karena ucapannya barusan.

Kalo udah tau ngapain lo ngumpetin sih? Nyusahin aja!

"Itu lo tau, cepet siniin!" tukasku pada Cindy.

"Ngga bisa gitu dong, sayang," ucap Cindy dengan nada memelas sambil menyentuh keningku lalu ke pipi kananku.

"Apaan sih!" ucapku sambil menepis tangannya.

"Ada syaratnya loh," ucap Cindy dengan senyuman seperti iblis.

Keparat!!

"Cepetan ngomong, ngga usah pake sentuh-sentuh segala," jelasku tanpa basa-basi.

"Sabar dulu sayang, cuma dikit kok syaratnya. Peluk dan cium aku. Lagian kan selama pacaran kita cuma pelukan doang," jelasnya dengan nada sok imut.

Mataku terbelalak. Tak kusangka Cindy tak beda jauh dengan cewek yang selalu nongkrong di jembatan Banjir Kanal Timur, tepatnya BKT.

"Gila lo!" ucapku yang baru akan beranjak naik ke motorku.

"Yaudah, kalau gitu aku bakal peluk dan cium kamu," jelasnya tanpa pikir panjang.

Dengan kecepatan 1 km/detik aku sudah dalam dekapannya. Badanku terpaku seketika. Nafasku tercekat. Aku langsung melepaskan pelukannya darinya dan berbegas pulang sebelum dia menciumku.

"Dasar saiko!"

"Hahaha! Kita liat aja besok niel!" ucapnya sambil tertawa meremehkan.

Aku langsung menaiki motorku sebelum hal yang lebih parah terjadi.

Apa maksud tertawaannya itu? Bodo amat, sekarang gue harus beli kado baru buat Nayla.

-Nayla Azalea-

Kadang, stalking adalah kegiatan yang paling menyakitkan. Itulah yang kurasakan sekarang. Melihat pacar yang selama ini diidam-idamkan bermesraan dengan mantannya yang notabene-nya cewek most wanted di sekolahku.

Bahkan, lo lebih mesra sama mantan lo dibanding sama gue.

Perih, yang kurasakan saat ini. Kenyataan yang baru kuketahui adalah aku tak pantas dan takkan pernah pantas untuk bersama Daniel.

Gue ngga pantas buat lo. Gue sadar niel. Gue udah ngasih semua perhatian gue ke lo niel. Tapi semuanya percuma, di hatilo cuma ada Cindy, ngga akan pernah berubah.

Mengurung diri di kamar adalah tujuanku saat ini, lalu menangis sekencang-kencangnya dan berharap semua yang ku lihat hari ini hanyalah mimpi buruk. Tapi semuanya berbeda. Mimpiku adalah saat aku bahagia bersamamu. Tapi kenyataannya adalah kamu tak pernah menganggapku ada.

Gue benci! Gue benci sama lo niel! Lo nerima gue dan janji bakal lupain Cindy, tapi lo malah mesra-mesraan sama Cindy. Kenapa sih lo ada di hidup gue dan bikin gue jatuh cinta sama lo, setelah itu lo yang bikin gue patah hati.

Kusadari, jatuh cinta padamu adalah kesalahan terbesar dalam hidupku yang ingin kuakhiri.

Jalan terbaik saat ini adalah pergi dari hidupmu dan belajar melupakanmu.

Haii, maap baru nongol skrg. Btw video itu gambaran perasaan Nayla. Bedanya di video itu cwo. Di chapter ini gue sengaja kgk ngasih backsound kyk biasa, soalnya udh ada videonya, hihi.

Oh ya feelnya g dapet ya? Vommentnya please

Love Is PainfulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang