a thousand question?

31 2 0
                                    

Typo everywere
Enjoy reading
.
.
.
.
.
.
.

Aku menangis tersedu sedu di kamar, aku mengurung diri ku saat ini

Kejadian ini membuat ku tak bisa bernafas rasanya begitu sesak

Linangan air mata terus membasahi pipi ku, tak bisa kah tangisin mereda?

Aku merutuki diri ku sendiri melihat ibu ku tak bisa apa apa lagi, bahkan ia sekarang seperti mayat hidup sekarang

Awalnya dokter memang memvonis ibu ku mengidap kanker otak namun karna mukjizat tuhan ibu ku masih di beri secercah ke sehatan bahkan masih bisa tersenyum dan tertawa sebelumnya

Tapi entah kenapa tiba tiba mukjizat itu di renggut kembali oleh yang maha kuasa

Ibu ku berada di ambang ke matian, jika ia sembuh dan bisa melewati masa kritisnya ibu ku selamat tapi ia tak akan bisa apa apa dan hanya seperti itu lah hidupnya kelak

"Kenapa tuhan ngasih cobaan ke za lewat ibu bik?" Teriak ku di dalam kamar saat aku tahu bik mayah menaruh makanan di depan pintu kamar ku

"Bibik sebenarnya apa yang terjadi sama ibu?kasih tau za bik kasih tauuuu" teriak ku lagi sembari melempar bantal ke arah pintu

"Apa gara gara laki laki bajingan itu ibu jadi begini?hah?laki laki itu?iya?coba bibik lihat wajahnya dia sekarang?apa bahagia bik?" Oceh ku tak karuan

"Apa bibik tidak tahu kalau bapak arnold si bajiangan itu telah selingkuh di belakang ibu ku?apa bibik tidak tahu?hahaha dia itu laki laki terkotor yang pernah za temui bik" oceh ku lagi

Hati ku masih tak karuan, rasanya ingin sekali aku mengeluarkan semua unek unek di benak ku saat ini

Tapi bik mayah tak menjawab sepatah kata pun saat aku mengoceh yang tidak tidak tentang ayah ku

BRAAAKK....pintu kamar ku di dobrak dengan sekali hentakan

Aku melihat liam berdiri di depan sana

"Pergi..." usir ku

Dia diam

"PERGI!!" usir ku lagi

Tapi dia malah menghampiri ku

Jadi ternyata yang di depan tadi adalah liam?tanya ku dalam hati

"PERGIIII!!!!" teriak ku kali ini

Lalu bik mayah datang dan menyuruh liam agar segera pulang

Tiba tiba aku mendapat telfon dari ayah, saat aku menerima telfon suara ayah terdengar sedih di sana

Ayah menyuruh ku untuk ke rumah sakit, lalu aku segera menuruni tangga tapi di tengah tengah aku menuruni tangga pas foto keluaraga yang tergantung tepat di mana aku berpijak itu terjatuh dan hampir memgenai kaki indah ku

Aku memunggut bingkai yang sudah hancur tersbut dan melihat wajah ibu ku di sana

Wajah bak malaikat tanpa sayap sedang tersenyum sambil menggendong ke dua bayi anak kembarnya

Aku melirik anak bayi di gendongan sebelah kanannya yang sedang tertidur lelap, bayi itu adalah adik ku yang sudah tiada

Telfon ku berbunyi dan segara aku angkat tanpa melihat siapa yang sedang menelfon ku

"Zia segeralah ke rumah sakit nak"

Ayah, ya ayah yang menelfon ku

Segera ku letakan bingkai tersebut di atas meja, dan aku berlari ke luar gerbang

"Liam"

Dengan muka yang agak syok gitu ternyata liam masih nunggu di depan rumah gini, oh god!

"Kamu ga apa apa za?"

"Gue mau ke rumah sakit liam"

"Ayo sama gue za"

Tanpa pikir panjang aku masuk ke mobil liam dan berangkat ke rumah sakit segera

Sepanjang perjalanan doa aku panjatkan tak putus putus untuk ibu ku

Sesampainya di rumah sakit aku bertemu ayah di depan kamar ibu

"Ibu mau bicara sama za" kata ayah

Aku memasuki kamar yang serba putih ini, sangat pas dengan hati ibu seputih kamar ini

Aku memeluk ibu yang setengah sadar aku menangis kembali di pelukannya

"Ibu kuat ya za sedih kalau ibu sakit begini hiks...hiks..."

Ibu mengelus kepala ku

"Cayi aa..aadkk...zahh" dengan berucapa yang sangat susah tapi aku dapat jelas menangkap apa yang ibu ucapkan

'Cari adik za' adik?yang di maksud ibu kembaran aku?bukannya adik aku sudah tiada?

Aku mengangguk patuh pada ibu, walaupun seribu pertanyaan di otak ku bermunculan tetapi aku tahan

Love In Bad LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang