Twelve

5.3K 293 5
                                    

Sampai di Tokyo, Chiko sudah di sibukkan dengan pekerjaannya di Kedutaan Budaya Jepang, sebagai salah satu juri untuk menentukan penggantinya.

Selanjutnya, Chiko harus mengurus semua berkas-berkasnya yang belum sempat dia bereskan. Layaknya pencabutan visa, passport, dan beberapa berkas lainnya untuk diurus di imigrasi.

Hari ini pun demikian. Dia menyelesaikan tugasnya sebagai Duta Budaya.

"Ohayou, Michiko-san," sapa seorang pegawai kedutaan, "Aikawa-san..."

"Dia datang lagi?" Tanya Chiko cepat.

Pegawai itu mengangguk, serba salah. "Haduh. Bisakah kau mengatakan bahwa aku sedang sibuk, dan tidak bisa di ganggu, sama sekali?" Chiko mulai berbohong. Pasalnya, tidak ada pegawai Jepang yang akan melakukan kebohongan hanya untuk alibi macan ini.

"Tapi Nona..."

"Aku mohon. Kau tahu kan, betapa sibuknya aku untuk mengurus ini dan itu?"

"Jadi kau berbohong?" Tanya sebuah suara yang di rindukan oleh Chiko.

Dasarnya, dia mencintai lelaki ini. Tetapi, mengetahui Kris sudah pernah menikah, dan amat sangat mencintai perempuan yang pernah di nikahinya itu, membuat hatinya teriris.

Chiko langsung keluar dari lobby kedutaan, dan pergi.

Kris mengejarnya.

"Chiko! Chiko!!"

Cukup jauh, Chiko pun menoleh ke belakang. Dia mendapati Kris yang kacau, seperti saat dia bertemu Kris untuk pertama kalinya. Pakaian lusuh, dan wajah kuyu.

Astaga, ternyata lelaki itu benar-benar parah jika tidak memiliki pijakan. Jika tidak ada perempuan yang benar menigisi hari-harinya.

"Chiko.. aku mohon, dengarkan aku!"

Chiko mengernyitkan dahinya. "Aku sudah dengar semuanya dari mulutmu sendiri. Dan aku tidak menyangka kalau kau yang selama ini hanya... hanya..."

"Aku menyukaimu."

Chiko kali ini bergeming. Angin musim gugur yang berhembus itu membuat rambut lurus Chiko terangkat. Wajahnya menunjukkan ketidak percayaannya akan ucapan Kris barusan.

"Aku mencintaimu."

Kali ini hatinya berdegup tak keruan. Dia tidak sanggup untuk mengatakan apapun. Memandang Kris saja membuatnya pilu.

"Aku sungguh-sungguh mengatakannya!" Balas Kris, sambil berjalan mendekat. "Aku mencintaimu setulus hatiku, Michiko. Aku tahu kau marah karena aku tidak mengatakan apapun padamu tentang Erika. Tapi aku jelas mengatakannya padamu saat karena aku memang mencintaimu."

"Kau bohong. Kau sangat mencintai Erika sampai-sampai tak bisa mengatakan rasa sayangmu padanya!"

"Sungguh, aku yang dulu tidaklah sama dengan aku yang ada saat ini, disini, detik ini!"

"Kalau begitu, buktikan!" Serunya. "Buktikan kalau kau memang mencintaiku!"

-----

Distrik Shibuya adalah distrik yang sangat sibuk. Banyak pejalan kaki yang berlalu lalang di sana. Shibuya juga di isi dengan banyak gedung pencakar langit.

"Kau mau apa disini?" Tanya Chiko. "Tidak bisakah kita ke tempat lain saja?"

Kris berlari ke tengah zebra cross untuk berdiri di tengah. Lalu dia berteriak. "MICHIKO! AKU MENCINTAIMU."

Seperti yang sudah di tulis, Shibuya yang ramai dan berisik itu tidak akan terdengar apa yang di katakan oleh Kris untuk Chiko walaupun ia sudah berteriak.

Mr. Business and The Ambassador GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang