TIGA

5.1K 864 15
                                    

"I love you too dear." Ucapan Prilly tepat ketika Oscar melangkah di sampingnya.

Sesaat Oscar berhenti dan tersenyum kecut melihat adegan yang menurutnya aneh itu. Prilly menyadari Oscar tepat berada di sisi mejanya.

"Eh Oscar, kebetulan banget kita ketemu di sini." Prilly menampakkan senyumannya yang paling menawan. Dia tak ingin terlihat lemah di hadapan laki-laki yang sudah menyakiti hatinya ini. Dia harus terlihat lebih tangguh dan kuat.

Prilly teringat lagi petuah yang di berikan Lintang padanya. Ini saat yang tepat bagi Prilly bangkit dari masa lalu yang mungkin akan merusak masa depannya. Ini saatnya mengunci ruang masa lalu Oscar di hatinya, dan membuang kunci itu ke dasar jurang yang paling dalam.

"Selamat tinggal masa lalu." Batin Prilly yang tak gentar melawan tatapan sinis Oscar.

"Iya kebetulan banget ya, ini pacar lo?" Oscar makin mempererat pelukan di pinggang wanita yang sempat Prilly lihat dulu jalan bersama Oscar saat dia dan Oscar masih menjadi sepasang kekasih. Lebih tepatnya selingkuhannya Oscar.

"Kau tak akan berhasil membuatku cemburu seperti dulu kadal buntung," batin Prilly.

"Iya." Jawab Prilly mantap, tapi itu malah membuat mata Ali sempurna seperti ingin loncat dari tempatnya.

"Oh gitu, cepat juga ya udah ada yang baru, oke deh Prill, gue ke sana dulu ya." Pamit Oscar yang hanya dijawab anggukan oleh Prilly.

Prilly masih memperhatikan kepergian Oscar, sedangkan Ali masih terus memperhatikan Prilly dengan bingung. Ali menangkap sinyal-sinyal tak enak di antara keduanya tadi.

"Eehmm...." Ali berdehem karena Prilly tak juga lepas memandangi kepergian Oscar.

"Prill, mau sampai kapan tangan aku kamu pegang begini, pegel juga loh." Tangan Ali masih bertengger indah di pipi Prilly.

"Eh sorry Li nggak sengaja, sorry ya." Prilly melepaskannya.

"Iya nggak apa-apa. Itu tadi siapa?"

"Bukan siapa-siapa." Prilly memalingkan wajahnya.

"Masa bukan siapa-siapa sih. Mata kamu nggak bisa bohong loh Prill."

"Udahlah Li, nggak usah dibahas ya. Aku minta maaf tadi nggak sengaja pegang-pegang tangan kamu."

"Udah ah aku udah nggak mood makan, selera makanku hilang. Kita pulang aja ya." Prilly menggeser bangkunya untuk segera berdiri dan meninggalkan restoran itu.

Ali tak membantah, dia terus mengikuti Prilly yang terus menariknya keluar restoran sampai ke parkiran. Tak ada yang bersuara di antara mereka, hanya alunan lagu yang terdengar dari musik yang diputar Ali di mobilnya.

Ali tak membawanya keluar Ancol, tapi Ali membawanya ke pantai yang sedikit lebih tenang dan jauh dari keramaian.

"Li, pintu keluar 'kan lewat sana, kenapa kita malah ke sini?" Tanya Prilly bingung.

"Berhubung mood kamu lagi nggak bagus dan percuma kalau pulang juga nggak memperbaiki mood kamu, mending sekarang kita jalan-jalan dulu aja ya."

Ali memarkir mobilnya di tepi jalan, dan kebetulan tempat itu memang sepi, hanya ada mereka berdua di sana. Ali membawa Prilly berjalan di atas pasir pantai dengan bertelanjang kaki. Mereka makin mendekat ke bibir pantai dan suara gemuruh ombak makin terdengar jelas.

"Duduk sini aja ya." Prilly mengangguk dan mengikuti Ali untuk duduk di sisinya.

"Keluarkan semua apa yang mau kamu keluarkan. Jangan simpan di hati kalau kamu nggak mau hati kamu penuh dengan hal yang membuatmu sesak."

For More LoveWhere stories live. Discover now