Prilly tersenyum ceria saat terbangun dari tidurnya. Teringat kata-kata yang Ali ucapkan semalam.
Udah siap buat mulai sesuatu yang baru? Selamat datang hidup yang baru.
"Yeay! Hari baru, hidup baru dan bahagia baru!"
Teriakan Prilly sontak membuat Lintang yang masih tertidur di sampingnya tersentak bangun. Matanya membulat dengan ekspresi tololnya.
"Lu kenapa?" Prilly dengan wajah tak bersalahnya bertanya pada Lintang. Tak menjawab, Lintang justru kembali merebahkan tubuhnya dan mencari posisi nyaman untuk tidur kembali.
"Lah?"
Prilly kemudian mengangkat bahunya acuh dan segera berjalan untuk mandi. Setiap langkahnya diiringi dengan lantunan lagu yang dinyanyikannya.
"Hampa jadi diri ini waktu kau meninggalkan diriku
Jadi gila hidup ini, waktu kau putuskan cinta kita
Tapi ku sudah miliki, pengganti dirimu
Yang jauh lebih baik, darimu...."Prilly bersenandung sambil tersenyum sampai kamar mandi. Di benaknya hanya terbayang wajah tampan Ali saat bernyanyi pada bagian lirik tadi.
"Jangan pernah kau merasa, dirimu yang jauh lebih baik
Jamgan pernah kau percaya diri, bahwa kau tak kan terganti
Tapi ku sudah miliki, pengganti dirimu
Yang jauh lebih baik, darimu...."Prilly melanjutkan "ritual" mandinya yang biasa berlangsung selama 2 jam itu. Tiba-tiba teringat pertanyaan Lintang tentang 'siap move on?'
Prilly tersenyum girang, "Yeay! Gue siap buat move on!"
Di lidahnya memang terdengar semangat yang menggebu, namun isi hatinya? Siapa yang tahu bahwa ia masih mendamba kembalinya Oscar ke hidupnya dengan membawa bahagia. Tapi ia sadar, itu tak akan mungkin.
Ia keluar dari kamar mandi dan segera menggunakan dress berwarna biru tosca selutut dengan bagian pundak yang terekspos. Menyemprotkan minyak wangi ke tubuhnya dan memoleskan make up tipis pada wajahnya. Ia meraih handphone-nya yang berada di atas nakas untuk mengirim pesan yang memberinya semangat pagi ini.
To : Ali [Roy]
Selamat dan semangat pagi!!!
From : Ali [Roy]
Selamat dan semangat pagi juga! Siap untuk hal baru hari ini?
To : Ali [Roy]
Siap, Capt!!
Prilly mengambil tas birunya yang tergantung di belakang pintu. Sebelum memutuskan untuk pergi, ia menuliskan notes untuk Lintang.
Lintang jelek, gue jalan-jalan ye! Selamat hari baru!!!
Prilly tersenyum membacanya, lalu menempelkannya di pintu kulkas dengan magnet.
Ia melangkah keluar dan berlalu dengan langkah gembira. Tapi tiba-tiba ia terhenti saat melewati sebuah taman yang ramai dengan anak-anak yang berlarian sembari tertawa riang.
Bukan anak-anak itu yang membuatnya berhenti, tapi entah kenapa ia tiba-tiba mengingat kenangannya bersama Oscar di taman ini.
"Piy!" Prilly menjawab panggilan Oscar dengan deheman. Oscar menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Hmm... anu itu apa sih namanya..."
Prilly mengernyit bingung. "Apa? Itu anu? Oh, si anu... kenapa si anu? Ketemu si itu?" Ia mendengus.
Oscar menggeleng sambil cengengesan. "Itu, loh!"
"Oh, iya. Si itu...."
"Itu anu aja sampe puas." Prilly membatin kesal.
YOU ARE READING
For More Love
FanfictionPatah hati adalah akhir pahit dari sebuah percintaan. Hampir setiap orang merasakannya, begitu pula dengan Prilly. Ia harus menahan rasa sakitnya ketika diputuskan sebelah pihak oleh Oscar, kekasihnya. Ia gagal move on dari pria tak beradab itu. Nam...