To Love You More

6.7K 807 99
                                        

Prilly tersenyum kemudian kedua tangannya terulur memegang wajah Ali.

"Yes I will, Muhammad Ali Sirojudin, pahlawan kecilku, yang sekarang selalu ada buat aku. Tak ada alasan buat aku untuk menolak lamaran seseorang yang sungguh - sungguh mencintai aku, I love you and I will be your wife." Balas Prilly sambil menatap dalam mata Ali.

Ali kemudian meraih tangan Prilly dan memakaikan salah satu cincin yang sedari tadi dipegangnya ke jari manis Prilly, begitu pun sebaliknya,Prilly memakaikan satu cincin lagi ke jari manis Ali. Mereka saling berpandangan dan beberapa detik kemudian mereka saling berpelukan.

"I love you Princess," bisik Ali di telinga Prilly.

"I love you too, Prince," balas Prilly mengeratkan pelukannya. Perasaan bahagia mewarnai hati keduanya, terlebih Ali yang sedari kecil hanya mengingat Prilly, masa lalu kedua orangtuanya yang buruk membuat Ali bertekad untuk mencintai satu orang wanita seumur hidupnya, dan wanita itu adalah Prilly.

"Oh ya, aku hampir lupa." Ali melepaskan pelukannya kemudian mengambil kalung yang tadi melingkar di lehernya, kini Ali bersiap memasangkan kalung itu ke leher Prilly.

"Kalung ini sengaja aku siapkan sebagai hadiah Valentine pertama untukmu," ujar Ali kemudian melirik ke arah kalender yang ada di atas nakas, begitu juga Prilly, ada bulatan spidol warna merah pas di tanggal 14.

"Dan hari ini, tanggal 14 Februari yang kata orang sebagai hari kasih sayang aku ingin memberikan sesuatu sebagai tanda sayang aku padamu, meskipun bagi aku setiap hari itu adalah hari kasih sayang." Ali kemudian memasangkan kalung berliontin hati itu ke leher Prilly.

"Maaf ya kalau caranya ngga romantis, ngga ada lilin, ngga ada bunga, ngga ada coklat, dan tempatnya di atas ranjang." Ali menatap Prilly sembari menggigit bibir bawahnya membuat Prilly gemas dalam hati.

"Dengar ya Li, bagiku romantis itu tidak selalu identik dengan hal - hal yang kamu sebutkan tadi. Dengan caramu melamarku seperti ini saja, menurutku ini udah romantis banget Li, tidak perlu dengan kartu ucapan yang berisi kata - kata indah, tatomu lebih indah dari semua itu," ungkap Prilly mengelus tato yang bertuliskan namanya di dada Ali. Perlahan Ali meraih kepala Prilly kemudian mencium keningnya.

"Ehm!! Udah kali mesra - mesraannya!" Ledek Lintang yang tiba - tiba masuk ke dalam kamar Ali, "by the way gue pergi dulu ya Li, Pril! Gue udah di jemput sama Arez," lanjutnya kemudian bergegas hendak keluar kamar Ali.

"Lin," panggil Ali pada Lintang saat akan menutup pintu, Lintang pun menoleh. "Makasih ya lo udah jagain Prilly," lanjutnya yang dibalas dengan anggukan oleh Lintang.

"Iya, sama - sama Li, tanpa lo minta pun gue juga pasti jagain dia. Ya udah, gue cabut dulu ya. Selamat menikmati Valentine di kamar," tukas Lintang diiringi derai tawa kemudian menutup pintu kamar Ali.

Sepeninggal Lintang, Prilly kemudian segera memakaikan kaos ke tubuh Ali yang tadi sempat tertunda. Setelah itu Prilly melanjutkan mengobati luka yang ada di wajah Ali.

"Pelan - pelan Sayang," ringis Ali saat Prilly mengobati ujung bibirnya yang luka.

"Iya, ini juga pelan - pelan kok, perih ya?" Prilly mengelus ujung bibir Ali dengan ujung jarinya.

"Tahu ngga biar sembuh diapain?" Tanya Ali tersenyum jahil.

"Diapain?" Prillymengerutkan keningnya.

"Begini ...." Ali memajukan wajahnya mendekat ke wajah Prilly kemudian melumat bibirnya lembut penuh perasaan.

***

Satu minggu kemudian Ali mengajak Prilly menemui mamanya yang tinggal di perumahan di bilangan Jakarta Barat.

"Mama," sapa Ali kemudian mencium tangan mamanya, "lihat nih Ma, Ali bawa calon menantu Mama kesini," lanjutnya seraya merangkul pundak Prilly.

For More LoveWhere stories live. Discover now