Easy Love

4.8K 805 11
                                        

Prilly tersenyum melihat sms yang baru saja diterimanya dari Ali.

"Nanti pulang kerja jalan yuk, nggak boleh nolak oke bye ;)"

Prilly mendekap ponselnya dalam pelukan menganggap bahwa yang sedang ia dekap erat-erat adalah Ali.

"Ahh Ali...." Gumam Prilly tersenyum membayangkan wajah tampan Ali yang menggoda.

"Dari kecil lo emang udah ganteng banget dan pas besarnya...." Prilly bergumam sendiri tanpa peduli tatapan orang sekitarnya yang menatap aneh.

"Woi ngapain senyum-senyum sendiri gila ya lo?" Ucap Lintang yang tiba-tiba datang mengagetkan Prilly.

"Suka-suka gue dong wleekkk!" Cibir Prilly menjulurkan lidahnya pada Lintang.

Lintang mendengus kesal melihat Prilly yang tak henti-henti tersenyum sambil menyebut nama Ali berkali-kali.

"Eh Lintang sekarang jam berapa?" Tanya Prilly tiba-tiba.

"Jam 3, napa sih lo dari tadi kayaknya bahagia amat."

"Kepo!" Prilly berlalu pergi meninggalkan Lintang yang hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah Prilly.

"Udah lama nunggu?" Tanya Prilly dengan nafas tidak teratur.

Ali tersenyum melihat gadis di hadapannya, di sekanya keringat di kening Prilly.

"Udah selesai kerjanya?" Tanya Ali tersenyum begitu manis pada Prilly.

"Udah." Prilly membalas senyum Ali.

Ali membukakan pintu untuk Prilly, lagi-lagi Prilly hanya tersenyum mendapati sikap manis Ali untuknya.

"Kita ke mana Li?" Tanya Prilly setelah Ali memasuki mobil.

Ali hanya diam dengan senyum di wajahnya tidak menjawab pertanyaan Prilly, sikap Ali itu semakin membuat Prilly merasa penasaran.

Prilly hanya diam selama perjalanan, memilih menatap jalanan yang ramai kendaraan berlalu lalang.

"Masih lama ya Li?" Tanya Prilly menoleh ke arah Ali yang dari tadi hanya tersenyum.

Prilly mendengus melihat Ali yang dari tadi hanya tersenyum tidak menjawab satupun pertanyaan yang ditanyakannya. Prilly akhirnya memutuskan kembali diam dan memejamkan matanya.

***

"Prill...."

"Hei... Prill bangun udah sampai." Ucap Ali menggoyangkan tubuh Prilly pelan.

Prilly menggeliat kecil merasa tidurnya terganggu. Dengan terpaksa Prilly mengikuti langkah Ali yang mengajak Prilly menuju tempat yang sudah diam-diam Ali siapkan untuk Prilly.

Bunyi ombak air yang saling berhantaman seolah menjadi musik yang menghantarkan Prilly berjalan diiringi Ali di sampingnya.

Prilly menutup mulutnya tidak percaya akan apa yang dilihatnya, tempat yang disediakan Ali tidak begitu romantis ataupun mewah, hanya beralaskan karpet dan di atasnya terdapat makanan yang sudah dihidangkan lengkap dengan minum. Ditemani dengan pemandangan laut yang indah ditambah dengan hadirnya sinar sunset yang menambah kesempurnaan tempat itu.

"Li ini kamu yang nyiapin?" Tanya Prilly menatap Ali tidak percaya.

Ali mengangguk tersenyum melihat Prilly yang sangat terkesima dengan keindahan di hadapannya.

"Aku lakuin ini khusus buat kamu Prill." Ali merengkuh bahu Prilly erat.

"Terima kasih Li, sudah mau melakukan ini hanya untuk aku yang mungkin bukan siapa-siapa kamu." Ucap Prilly tulus. Tangan Prilly terangkat menyentuh rahang kokoh milik Ali.

Ali memejamkan matanya menikmati sentuhan Prilly di wajahnya. Ia menghentikan gerakan tangan Prilly yang lama-kelamaan terasa menggelitik di wajahnya, dikecupnya tangan Prilly pelan kemudian tersenyum hangat.

Ali membawa Prilly duduk di tikar yang sudah dihias Ali agar lebih indah dilihat. Setelah sama-sama terdiam tiba-tiba Prilly merasa tangan Ali menggenggam tangannya begitu erat. Sedangkan Ali menatapnya begitu dalam.

"Mungkin ini pertemuan kita yang ketiga setelah bertahun-tahun menghilang. Tapi rasa itu tak pernah hilang dari hati ini, bahkan rasanya makin dalam dan sesak. Aku sayang sama kamu dari dulu, bahkan sekarang sudah berubah cinta. Aku ingin mencintaimu dengan nyata, bukan mimpi. Aku mau kamu jadi wanitaku untuk saat ini dan aku harap bisa selamanya. Memang ini terlalu cepat, tapi bagiku butuh waktu lama agar aku meyakinkan akan hati ini yang lebih memilih kamu Prill. Apa kamu mau menerimaku?" Tanya Ali masih menggenggam tangan Prilly tanpa melepas pandangan dari Prilly.

Prilly terdiam bisu, hatinya bingung harus bagaimana menjawab ungkapan hati Ali yang tiba-tiba. Jujur Prilly tidak jauh beda dengan Ali, tapi Prilly merasa ada satu hambatan yang menahannya dan hambatan itu sampai saat ini masih melekat dalam.

"Terima kasih sebelumnya karena kamu sudah mempercayakan hati kamu untuk mencintai dan menyayangiku. Tapi aku belum bisa menerima sepenuhnya kepercayaan yang kamu berikan buat aku. Masa lalu aku berhasil membuatku trauma menjalin hubungan yang lebih serius dengan seseorang, terutama cinta. Bukan maksud aku menolak, tapi saat ini aku lebih nyaman seperti ini. Semoga kamu bisa mengerti keputusanku Li, dan aku harap setelah ini kamu nggak pergi menjauh dari aku." Ucap Prilly hati-hati takut akan menyakiti Ali.

Ali terdiam sejenak mencerna perkataan Prilly, sedetik kemudian Ali tersenyum mengangguk menarik Prilly dalam pelukannya.

"Aku tahu itu Prill, dan jangan khawatir karna aku akan menunggu sampai kamu siap." Ali mengusap rambut Prilly pelan sesekali mengecupnya.

"Makasih Li...." Prilly mempererat pelukannya pada Ali.

"Sudah kita makan yuk, ntar dingin makanannya loh 'kan jadi nggak enak." Ucap Ali mengusap pipi Prilly lembut.

Prilly mengangguk semangat membuka mulutnya seakan meminta Ali agar menyuapinya. Ali hanya tersenyum menyuapi Prilly sesekali mengusap ujung bibir Prilly yang belepotan.

"Udah gede masih juga belepotan makannya, dasar chubby kamu!" Ali mencubit kedua pipi Prilly gemas.

Prilly menjerit kesakitan, setelah itu memukul paha Ali dan mencubit perutnya kesal.

"Nggak tahu sakit apa!" Rengek Prilly mengusap pipinya yang sakit.

"Sakit ya? Abis chubby banget sih." Lagi-lagi Ali memcubit pipi Prilly.

"Aaaa... Ali!!!" Pekik Prilly kesal memukul lengan Ali tanpa ampun.

"Yaudah, pulang yuk mau malam nih ntar kamu di cariin Lintang loh. Pasti tadi nggak pamit 'kan sama dia?" Ali mencolek hidung Prilly.

Prilly menggaruk tengkuknya sambil menyengir menggeleng sebagai jawaban.

"Nah makanya, kita pulang sekarang." Ali mengusap rambut Prilly.

***

"Hati-hati di jalan Li...." Prilly melambaikan tangannya pada Ali.

Ali mengangkat jempolnya sambil tersenyum kemudian melajukan mobilnya meninggalkan apartemen Prilly.

Prilly tersenyum menggigit bibir bawahnya, pipinya sudah merah merona mengingat-ingat sikap manis Ali padanya.

"Ngapain senyum-senyum, udah pulang telat pergi kagak pamit eh pulangnya senyum-senyum sendiri geser ya otak lo?" Tanya Lintang heran.

Prilly tersenyum berjalan ke arah Lintang. Ia berjinjit membisikkan sesuatu pada Lintang.

"Orang jarang kencan mah emang kagak tau orang lagi kasmaran, makanya jangan kerja mulu...." Bisik Prilly kemudian berlari masuk kedalam kamar sebelum Lintang akan berteriak sekencang mungkin.

"Prilly!!!" Pekik Lintang kesal.

Sedangkan Prilly hanya tertawa setelah berhasil membuat Lintang malu.

Prilly tersenyum memegangi dadanya yang sampai saat ini masih berdetak begitu kencang.

**
Ira

For More LoveWhere stories live. Discover now