Maia's Holiday

6.1K 94 0
                                    

.Maia Case.
Seseorang mengelus rambutku.
Damn! Aku paling benci bila seseorang mengganggu tidurku.

"Stop it, Terry!"

"Hmmf.. aku telah memasak breakfast untuk kamu, come on bangun." Ucapnya sambil menggoyangkan bahuku pelan.

"Mmmhh.." erangku dan baru kusadari begitu melihat ponselku.

'Our Holiday'

Shit! Hampir saja aku melupakannya, hari ini adalah hari dimana Altair akan pergi ke Indonesia!

Drap.. sesegera mungkin aku menuruni ranjang tanpa menghiraukan Terry yang telah menarik kursi meja makan.

"Maia, are you okay?" Tanyanya panik.
Astaga apa dia kira aku berlari kekamar mandi karena aku malu? Kenapa dia sampai sepanik itu?

"Yeah, aku harus segera bersiap-siap.. thanks atas makanannya.." balasku dan terus melanjutkan aktivitasku.

"Kau mau kemana?" Tanyanya begitu pintu kamar mandi kubukakan semenit kemudian.

"Indonesia!"

"What?"
» skip time»
Mata para pengunjung bandara terlihat menyusuriku disetiap langkahku.

Aku mencari-cari sosok yang telah lama kuidamkan.

Ahh! He's right there!

"Pesawat sudah melandas, anda sudah boleh berangkat sekarang.." ucap seorang pria kepadanya.

Sruk.. "Altair!"

Altair sangat terkejut saat aku dengan tiba-tiba memeluknya dari belakang.

"Wa.. Maia? What are you doing here?"

"Hihi.. ini kan liburan kita.."

Ia menghela nafas sejenak, ini saatnya aku beraksi!

Chu~
Mata Altair melebar, begitu juga lelaki yang adalah bawahannya. Tak lupa para pengunjung yang ingin tau.

"Hihi... ayo berangkat!" Tarikku.

Altair tidak bergerak, ia malah memandangku datar. "Kamu naik pesawat apa?"

Aku tersenyum dan berjalan kearahnya, "haha.. tentu saja pesawat pribadimu!"

"Memangnya kamu sudah memesan tiket?"

Aduh.. Altair, kamu ini benar-benar tidak peka!

"Kau akan mengurusinya kan?" Ucapku seraya menunjukkan puppy eyes. "Hh.. baiklah, Rich kamu urusi dulu passport dia!"

"Baik.."

Aku mengeluarkan passport dan segera memeluk lengan Altair yang pergi menjauh. "Altair, jangan tinggalin aku dong.."

"Kamu darimana tau jadwalku?"

"Kamu gak perlu tau kok ;)"

Altair menahan tanganku dan menatapku serius, "tell me!"

Tepat saat itu Rich kembali dan.. "Dia.. baru saja datang.. "

Sebelum ia memarahi bawahan setianya itu, aku segera menahanannya. "Tenang, aku tidak meminta seluruh jadwalmu.. hanya jadwal liburanmu ;)"

Untung saja Altair mudah meredakan emosinya..
"So, Altair come on!"

»skip time»

Begitu kumasuki pesawat pribadi milik Altair, pramugari wanita disana menatapku sinis.
Tapi, sudahlah..

"Altair.. aku ingin pesawat ini!" Ucapanku seperti menggelitiki pramugari itu.

"Bukankah biasanya orang sepertimu pasti sudah punya?"

"Seharusnya! Tapi Daddy tidak memperbolehkan.. " jelasku dengan tatapan memelas.

Ia mengelus puncak kepalaku, "Maia aku tidak akan memberikanmu pesawat ini.. "

"Why?"

Altair tersenyum menawan, "of course, ini milik ayahku.."

Ahh.. kenapa kamu tidak bilang dari awal?
. . .
Kira-kira sore menjelang malam, seorang pramugara mendatangi tempat kami. "Ini makan malamnya, apa ada yang mau ditambahkan?"

"Ada wine?" Yah.. segelas wine memang sangat cocok didalam pesawat.

"Ada ice wine.." jawab pramugara itu gugup.

"Kalau begitu bawakan satu botol dan dua gelas, jangan lama-lama!" Pesan Altair, hmm.. kenapa dia jadi ketus begitu?

"Altair, ngomong-ngomong kamu kenapa harus ke Indonesia hanya untuk berlibur saja?"

"Aku mau ketemu client perusahaan dan yah.. tidak ada salahnya aku berlibur disana.." Ia membuka dinner dengan malas.

"Hey, are you angry?"

Altair menoleh dan mengelus pipiku, "jangan menggodanya."

OMG! Jadi karena itu? "My God, kau cembur karena itu?"

Wajahnya merona dan ia tetap mengelak dengan mencubit pipiku. "It hurts, but.. so cute~ "

Tidak lama, pramugara itu datang dengan sebotol ice wine.
"Hey Maia, kau ingat? Pertemuan kita malam itu?"

"Ah-ha.. Altair, setelah makan.. let's do it!"

"Wha- ohokk.." My God, kenapa kau sampai tersedak seperti itu?

"Are you serious? Ini pesawat, Bukan kamar hotel!" Tegasnya sambil mengelap mulutnya dengan sapu tangan.

"But.. i'm horny.. " keluhku.

Altair memandangku mencari kebohongan, tapi aku benar-benar sedang horny!

"Lihat, aku sudah bawa ini.." aku mengambil sebuah benda dari tasku, yaitu sebuah tali tambang dengan sebotol minyak dan tentu saja.. K****M!

"Maia, kau benar-benar gila!" Ucapnya sambil menggelengkan kepala tak percaya.

"Come on, Honey.."
Hmm.. panggilan yang bagus, kuharap itu berhasil memancingnya :D

"NO! Maia, kalau kau buat keributan aku akn menurunkanmu sekarang juga!" Tolaknya tegas.

Aku memanyunkan bibirku, "Altair pelit.. padahal Altair jr pasti sedang lapar.."

"Whatever Maia."
Grr.. dia sulit sekali untuk dipancing.. Terpaksa..

Aku berdiri dari tempatku, "permisi.. aku mau keluar dulu.."

"Mau kemana?"

"Ahh.. kau tak perlu tau.." Lihat saja honey, kau akan kalah!

Aku mendekati pramugara yang tengah meneguk air liurnya begitu melihat pahaku yang tak tertutup sama sekali.

"Hei.. I'm horny... apakah kamu mau-" belun sempat kuselesaikan kalimatku, seseorang menarik kerah bajuku seperti kucing.

"No- ah Altair!"

Yup! Rencanaku berhasil hihi.. Eh, tapi kenapa ia tampaknya marah begitu?
Ia menarikku ketempat duduk dan menimpaku. "Kau terlalu bersemangat Altair.."

"Ini semua salahmu! Kau mau kesadisan kan? Biar kutunjukkan bagaimana yang terjadi bila aku menjadi mastermu!"
. . .
To be Continued

Sweet Sugar (18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang