Malam Tak Terduga

46 4 0
                                    

Aku memutar tubuhku pelan-pelan saat mendapati Asdair lagi-lagi menghabiskan sore indahnya bersama Thalea. Bukankah itu suatu pelanggaran? Maksudku, mereka bukan pasangan... ugh, aku bingung menjelaskannya. Maka dari itu aku hanya ingin meninggalkan mereka berdua tanpa ada niatan bertanya atau mengganggu.

"Hei, penguntit?"

Diriku menoleh lalu mendapati Sean berdiri tak jauh dari tempatku, ia memasukkan kedua tangannya ke saku celana bahan yang ia pakai.

Aku memutar mataku, "Aku bukan penguntit, Apa maumu?" aku menodongnya dengan tatapan tajamku. Ia mengernyit lalu mendengus.

"Aku tak mau apa-apa, hanya sedang berjalan santai di sore hari, kau.. apa yang sedang kau lakukan? Menguntit seseorang?" Sean melangkahkan kakinya namun berhenti saat jarak kami berdua sudah cukup dekat.

"Ak—aku tak menguntit, aku baru saja akan kembali ke Pall" jawabku. Aku sungguh tidak menguntit, kan? Hanya kedapatan Asdair bersama Thalea bukan berarti aku menguntit mereka.

Sean menaikkan sebelah alis matanya, menatapku curiga. "Apa lagi?" tanyaku sebal. Ia terkekeh lalu menggeleng.

"Lucu sekali melihat kau ketakutan seperti itu, tertangkap basah ya?" katanya, aku membelalakkan mataku, ketakutan katanya?

"Aku tidak takut! Kau ini bod—"

"Princess Annabelle? Prince Sean?" suara seorang gadis membuatku berhenti berbicara dan menoleh, menuju ke sumber suara.

Ya, Thalea berdiri disana, dengan tatapan yang... aku tak tahu apa maksudnya tapi ia dan Asdair berdiri disana seperti menahan tawa mereka.

"Kami tak keberatan jika kalian menguntit pembicaraan kami, harusnya kalian ikut berbincang" Asdair melirikku dan Sean dengan geli. Aku menelan ludahku, mereka tentu saja tak mendengar adu mulut antara Sean dan aku, kan?

"Benarkah? Oh, maaf kalau begitu, kadang Princess Annabelle terlalu takut membaur", Sean menangkap lenganku lalu memposisikan tubuhku di sampingnya.

Asdair menatapku datar setelahnya, entah apa yang ia pikirkan namun rahangnya mengeras. Dan detik berikutnya ia melenggang pergi, mengajak Thalea kembali ke Pall.

"Ayo!"

Aku mendelik, menatap Sean garang dan ia hanya terkekeh.

"Ayolah, langit sudah mulai gelap" katanya. Aku mendengus dan mengikuti dirinya yang berjalan di depanku menuju Pall.

**

Selama makan malam aku hanya diam tanpa berbicara, tak ada Asdair ataupun Sean di meja makan kami. Apa mereka sengaja melewatkan makan malam?

"Hai Princess Annabelle? Kau keliatan lesu, mau mengambil makanan penutup bersamaku?" Prince Adam datang bersama Prince Conor, oh sudah lama aku tak bercengkerama dengan mereka.

"Woah, hai kalian! Baiklah, aku akan pergi bersama kalian kalau begitu" kataku lalu mengikuti mereka berdua yang sudah melenggang pergi dahulu.

Adam dan Conor, mereka terlihat akrab, sepertinya mereka sangat dekat. Aku yakin mereka akan terus bersahabat walaupun acara ini selesai. Bukankah semuanya harus seperti itu? Tapi aku memaklumi banyaknya putri kerajaan yang agaknya iri denganku. Ya ampun, kandidatku adalag Sean Fry Lammark dan Asdair Kroser. Dua orang pangeran yang cukup berpengaruh, ya aku tahu Sean memang lebih berpengaruh bahkan lirikkan matanya kadang disalah artikan oleh beberapa putri kerajaan disini.

"Kau melamun?" aku menoleh, Adam dan Conor masih asyik memakan hidangan penutup mereka. Kami bertiga sudah duduk di meja yang tak jauh dari jendela yang memperlihatkan taman yang bercahayakan lampu-lampu kecil yang indah.

PRIMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang