Teman Baru

181 7 4
                                    

Aku menarik napas panjang, membuangnya lalu menariknya lagi. Astaga, ini berlangsung mungkin ribuan kali. Namaku sebentar lagi akan di panggil. Kalian harus tahu, di acara pembuka ini seluruh pangeran dan putri kerajaan akan di panggil namanya untuk keluar dari sebuah pintu berwarna putih dengan gagang emas yang sangat besar. Mereka akan keluar dan melambaikan tangannya, yang berarti mereka sedang di perkenalkan dengan peserta lainnya dan para mentor di sini. Aku emneguk ludahku. Sudah ada sekita dua pulu peserta di sebutkan dan habis ini adalah giliranku. Tuhan, hilangkan jejakku saat ini saja.

Princess Annabelle Rose, dari kerajaan Salverda di selatan Amerika. Putri dari Raja Dominic Nonso Summit dan Ratu Bryanea Rose Summit”

Aku menelan ludahku, mengerjapkan mata lantas menarik napas panjang. Aku bergulat dengan pikiranku, dan pintu di hadapanku terbuka. Semua orang yang berada di ruangan besar ini memandangku dengan pandangan yang aku tak tahu apa artinya. Seorang pangeran tersenyum, dan saat itu juga kulihat mereka semua tersenyum menatap diriku. Aku melambaikan tanganku di udara, dan dibalas dengan anggukan sopan dari semua peserta, apa ini memang aturannya?. Aku menuju tangga melingkar di sisi kanan pintu, dengan pilar beton yang mengkilat, aku menempelkan telapak tanganku, menyusuri likuan pembatas tangga ini. Seorang laki-laki dengan baju kerajaan berwarna merah menghampiriku, berusaha membantuku saat aku mencapai anakkan tangga. Ia mengulurkan tangannya, ingin sekali menerima uluranku, eh?

Aku tersenyum manis, sungguh kelewat manis kubuat saat ini. Menerima uluran tangannya dan berjalan dengan penuh kehati-hatian karena gaun panjang yang membuatku merasa bodoh saat ini.

“You are so beautiful tonight, Princess Annabelle. Perkenalkan diriku, Prince Conor dari Monaghan” ia menunduk mengecup jemariku. Aku tersenyum membalasnya lantas menunduk sopan, “senang bertemu denganmu, Prince” jawabku singkat. Ia mengangguk lantas mengatakan bahwa ia harus pergi menemui beberapa teman barunya. Aku mengangguk, melambaikan tangan dan terkejut saat suara asing berteriak memenuhi seluruh penjuru ruangan.

“Prince Sean Fry Lammark, dari kerajaan Daggard di Utara Amerika. Putra dari Raja Jevery Fry Lammark dan Ratu Patricia Maccuish Lammark”

Aku merasa semua orang berhenti berbicara dan merubah pandangan mereka pada pintu besar yang baru saja aku lewati. Semua terperangah, bahkan seorang pelayan benar-benar membuka matanya lebar saat perlahan pintu besar itu di buka. Aku bergidik, semua bagaikan hal menyeramkan yang pernah kulihat di tayangan hantu televise local.

Aku menyeruput minumanku yang baru saja ku ambil di meja kecil sembari menutup mata dan saat aku meneguk habis minumanku, semua orang telah kembali seperti semula. Sialan, aku tak melihat pangeran itu keluar dari pintu.

“Yang kutahu, hanya kau yang tak menunduk sopan untuk memberikan penghormatan, ya walaupun memang beberapa di antara pangeran lain tidak melakukannya, tapi hanya kau putri raja yang tak melakukan itu” aku menoleh saat suara yang tak lama tadi kudengar berada di sampingku.

“uh, Prince Conor?” aku menaikkan mataku, menatapnya sarkastik.

Laki-laki dihadapanku terkekeh kecil, membuat bahunya mengguncang beberapa kali. Ia mengambi minuman di meja sebelahku lantas meneguknya hingga tersisa setengah.

“Lupakan. Apa kau mau bertemu dengan teman baruku yang akan-mungkin menjadi teman barumu juga?” tanyanya, mengangkat sudut bibirnya sebelah. Aku mengangkat bahu namun tersenyum lebar, menerima uluran tangannya dan kami berjalan melewati beberapa pangeran dan putri yang sedang berada di tengah ruangan.

“ well, let me introduce you, Princess” Conor memicingkan matanya menatapku. Aku terkekeh lantas mendapati beberapa orang menoleh kearahku dan tersenyum.

“Oh, Princess Annabelle. Aku Princess Thalea Zakuvich dari Kerajaan Svickh di Rusia. Senang bertemu denganmu,” gadis di hadapanku mengangkat gaun indahnya, pertanda menhormatiku. Di sebelah gadis tadi ada seorang laki-laki, masih menatapku berbinar,

“oh, my fault. Aku Prince Asdair Kroser dari Kerajaan Ratenx di Dubai” ia mengambil telapak tanganku lantas mencium jemariku. Sungguh manis.

Aku mengangguk, membalas perlakuan mereka namun setelah itu terkikik saat Prince Asdair menepuk bahu laki-laki di sebelahnya yang masih membeku.

“uh- oh? Maafkan aku Princess,” ia mengerjapkan matanya beberapa kali lantas menunduk. “ Aku Prince Adam Poires Mohler, dari Kerajaan London”

Dan astaga, tatapan matanya.

*************

PRIMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang