Rumah?

23 2 1
                                    

Bandara Heathrow begitu sesak, aku mencengkram rok mengembang berbunga yang kupakai seraya mengikuti langkah beberapa pengawal berpakaian serba hitam, juga Lucy dan Scott yang berada di sampingku, mereka nampak sibuk dengan tablet elektronik yang dibawa.

"Emh, berapa lama aku bisa berada di rumah?" suaraku menciut, namun sepertinya masih terdengar oleh Lucy karena ia lah yang menoleh.

Lucy tersenyum lalu mengalihkan pandangannya pada benda yang ada ditangannya, "Belum ditentukan, Princess."

Oh, begitu.

Aku menghela napasku, untuk ke sekian kalinya, dan tiba-tiba kami memasukki ruangan yang cukup sepi, kusadari ada beberapa peserta Prime yang tengah menunggu di ruangan ini. Aku melirik mereka, siapa tahu ada yang kukenal dan bisa kuajak bicara.

"Hai, Princess Annabelle?"

Aku menoleh, oh! Akhirnya menemukan teman.

"Hai Prince Jin Shu, kau masih menunggu keberangkatan?" tanyaku, Jin Shu mengangguk lantas ia berlalu begitu saja. Hm, kehilangan satu.

Aku mengikuti langkah orang-orang di hadapanku hingga memasukki satu ruangan berpintu putih pucat dan kelihatan sangat dingin. Aku melangkah lalu orang-orang itu memberi jalan dan menyuruhku duduk di sofa berwarna hitam di pojokkan. Lucy, ia melangkah bersama Scott menuju pintu berwarna coklat, itu kamar mandi?

"Silahkan menunggu, Princess Annabelle, Prince Sean akan segera sampai", ucap seorang pengawal di hadapanku. Aku mengernyit, Prince Sean katanya?

"Apa yang ia akan lakukan disini?" tanyaku, namun mereka semua kembali membungkam hingga kudengar pintu diketuk dan muncul beberapa orang berpakaian hitam yang sama seperti pengawal-pengawal yang menggiringku tadi, dan kulihatlah wajah Sean yang juga sama terlihat kaget, sepertiku.

"Kau—maksudku, Ruang tunggu yang sama, Princess Annabelle?" Sean melirik para pengawal, memastikan mereka mendengar ucapan 'hampir' tak sopannya atau tidak.

Aku tertawa kecil lalu menggendikkan bahuku, "Anda satu pesawat Prince Sean, Princess Annabelle. Dan kalau tak keberatan, anda berdua dipersilahkan masuk kedalam pesawat sekarang."

Uh-oh.. Lucy muncul dari pintu coklat tak membawa tabletnya lagi, dan sebelah tangannya masih membuka pintu tersebut.

"Kami berdua? Dimana Prince Asdair?" tanya Sean, aku berdiri, mengikuti langkahnya yang mulai melangkah ke tempat Lucy.

Lucy menggigit bibirnya, terlihat seperti sedang berpikir lalu tersenyum kecil, "Anda tahu apa yang sedang terjadi, bukan? Prince Sean?" ucapnya. Sean terkekeh lantas mengangguk.

"Baiklah, Mari masuk, Princess Annabelle", aku memutar mataku diam-diam.

***

Pesawat yang kami naikki baru saja landas, aku tertidur begitu pesawat lepas landas lantaran situasi di pesawat begitu kaku, hingga Sean hanya bisa membuka koran tanpa membacanya. Aku tau itu hanya kedoknya.

Lucy, yang sedang mengurus beberapa berkas masih sibuk di kursi tepat di seberangku, Sean berada di seberang, bersama Ernest. Ernest sepertinya bekerja seperti Lucy, mereka terlihat sibuk semenjak pesawat lepas landas.

"Kau sudah tidur, Lucy?" tanyaku, Lucy mengangkat kepalanya lalu menatapku dengan mata yang sungguh menggemaskan, aku terkikik lalu melambaikan tanganku di hadapannya.

"Lucy?"

"Oh-Oh.. Em, Ya Princess, aku tidak bisa tidur karena harus mengurus berkas saat di bandara nanti" katanya, aku mengangguk lalu ia kembali sibuk.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 10, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PRIMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang