AUTHOR POV
Changmin duduk di tepi ranjangnya sambil menatap keluar jendela. Ia tersenyum saat membayangkan Chae Jin. Belakangan ini ia memang sering ke rumah Junsu dan Junho dengan alasan mengantar Hee Young. Sebenarnya ia mengantar Hee Young karena ingin bertemu dengan yeoja manis itu. Yeoja yang sudah kurang lebih tiga tahun ia perhatikan. Tapi tak pernah sekali pun ia menyatakan perasaan atau melakukan pendekatan padanya. Changmin tak melakukan itu karena ia malu dan tak tahu harus berbuat apa.
Changmin berdiri dan menghampiri meja belajarnya, ia membuka laci dan mengambil foto Chae Jin yang selama ini ia simpan. Ia duduk dan menatap foto yang ia ambil diam-diam itu. Changmin menghela nafas pelan.
“Aku ingin sekali dekat denganmu. Apa yang harus kulakukan? Apa aku harus mulai mendekatimu? Tapi bagaimana dengan Junsu dan Junho? Apa mereka akan setuju?” Ucapnya sambil terus menatap foto itu. kembali ia menghela nafas lalu sedetik kemudian ia menaruh foto itu di laci.
—-
Changmin berjalan di lorong sekolah bersama yang lainnya. Ia melihat di depannya ada Hee Young dan Jaejoong. Ia tersenyum saat melihat yeoja itu memberikan bekal pada Jaejoong sebagai ucapan terima kasih mau mengantarnya setiap hari ke rumah Junsu dan Junho. Yeoja itu memang hampir setiap hari membuatkan Jaejoong, ia dan yang lainnya bekal makanan sebagai ucapan terima kasih.
Hal yang menarik perhatiannya adalah sikap Jaejoong pada yeoja itu. Terlihat galak di depan tapi sebenarnya perhatian pada Hee Young. Selain itu telepati antara keduanya yang membuat ia tertarik dan sering memperhatikan mereka ketika sedang berkumpul. Ia berpikiran kalau yeoja itu sama sekali tidak sadar dengan hal itu.
Ia menghampiri yeoja itu dan Jaejoong. Hee Young reflek memberikannya bekal makanan, ia menerimanya dan berterima kasih. Ia mengelus puncak kepala yeoja itu sambil tersenyum.
“Gumawo. Tapi kurasa kau tidak harus sampai setiap hari melakukan ini.” Ucap Changmin yang mendapat tatapan aneh dari semua temannya.
“Wae? Kenapa menatapku aneh seperti itu?” Tanyanya.
“Tumben sekali kau berkata seperti itu? Aku tak menyangka kau bisa berkata sebijak itu padahal diantara kami semua kau yang paling semangat mendapat bekal dari Hee Young.” Ucap Junsu. Changmin berdecak kesal. Ia tak menanggapi ucapan namja itu dan menatap Jaejoong. Di rangkulnya pundak namja itu dan menariknya pergi.
“Hyung, ikut aku. Ada yang ingin kutanyakan.” Bisik Changmin.
“Ada apa?” Tanya Jaejoong sambil menatap Changmin yang berwajah serius.
“Kita cari tempat sepi dulu.” Changmin mengedarkan pandangannya dan berhenti di ruang olahraga. Keduanya masuk ruang olahraga yang kebetulan sedang tidak dipakai itu. Changmin menatap Jaejoong yang kebingungan.
“Hyung, aku penasaran dengan kau dan Hee Young.” Ucap Changmin. Jaejoong mengerutkan dahinya.
“Maksudmu?” Changmin berdecak kesal dengan pertanyaan Jaejoong.
“Tentang telepatimu dan Hee Young. Apa masih berlanjut sampai sekarang? Kau sudah menanyakan padanya?” Tanya Changmin. Jaejoong menghela nafas.
“Kau membahas itu lagi. Masih berlanjut, kadang aku memanggilnya dan dia langsung menatapku dengan wajah seolah bertanya ‘ada apa?’ . Sampai sekarang aku belum menanyakan tentang hal ini padanya. Biarkan saja.” Jawab Jaejoong.
“Kau sepertinya penasaran sekali.” Ucap Jaejoong santai.
“Hal seperti ini kan kejadian langka, hyung.”
Jaejoong menatap Changmin yang masih berpikir tentang telepatinya dan Hee Young. Ia terkekeh kecil saat menyadari sesuatu.
‘Kau mengurusi hal tak penting seperti ini. Harusnya kau memikirkan cara untuk mendekati Chae Jin.’