AUTHOR POV
Changmin memeluk Hee Young dari belakang dan menciumi tengkuk yeoja itu dengan mesra. Ia tak peduli yeoja itu jadi risih saat memasak. Diciumnya tengkuk dan leher Hee Young dalam membuat yeoja itu kegelian.
“Oppa hentikan. Aku sedang memasak.” Ucap Hee Young berusaha menghentikan tunangannya itu.
“Baik aku akan diam.” Ucap Changmin. Ia diam tapi tak melepaskan pelukannya. Hee Young hanya bisa menghela nafas lalu mencubit lengan namja itu pelan.
Changmin dan Hee Young sudah bertunangan beberapa hari yang lalu. Mereka bertunangan bersamaan dengan Changsoo dan Chae Jin. Kedua pasangan ini bertunangan di depan kedua orang tua mereka dan beberapa teman dan keluarga lain. Pesta diadakan tidak terlalu besar tapi tetap terasa meriah waktu itu. Hee Young dan Changmin sangat bahagia.
Setelah acara pertunangan kedua pasangan itu hanya Changmin dan Hee Young yang langsung mempersiapkan pernikahan. Mereka mempersiapkan semuanya di bantu dengan kedua orang tua mereka. Walaupun sibuk dengan persiapan pernikahan tapi Changmin selalu sempat memperhatikan Hee Young dan bermesraan dengan calon istrinya itu.
“Hmm, Youngie-a.” Panggil Changmin ragu.
“Ne.” Sahut Hee Young.
“Tentang undangan pernikahan. Aku berpikir tentang keluarga Jaejoon dan mmm Jaejoong. Bagaimana dengan mereka?” Tanya Changmin ragu. Ia mengeratkan pelukannya.
“Tentu saja undang mereka. Kan tidak enak kalau tidak di undang.” Jawab Hee Young santai sambil terus memasak. Ia tahu kalau namjanya itu takut ia akan berpaling dan hatinya berubah jika mengingat Jaejoong.
‘Aku tidak akan berpaling darimu. Jaejoong menyuruhku bahagia denganmu dan kami sudah berjanji akan hidup bahagia.’ Batin Hee Young.
“Baiklah jika kau tak keberatan.” Ucap Changmin. Hee Young bisa merasakan kelegaan di suara Changmin. Ia menaruh masakannya yang sudah selesai lalu berbalik dan menatap Changmin. Ia mengalungkan kedua tangannya di leher namja itu. Ia cubit pipi Changmin gemas.
“Kau takut?” Tanya Hee Young. Changmin mengangguk jujur. Namja itu mencium pipinya lalu memeluknya lagi dengan erat.
“Oppa, kau tak usah takut begitu.” Ucap Hee Young lembut.
“Tapi tetap saja aku takut hal menyakitkan itu terulang lagi. Orang yang kucintai berada di pelukan orang lain.” Ucap Changmin. Jika sudah seperti ini Changmin terlihat sangat rapuh bagi Hee Young. Ia mengelus punggung namja itu.
“Percayalah padaku, oppa. Aku akan terus di sampingmu.” Hee Young berusaha meyakinkan Changmin.
“Aku percaya padamu. Jangan tinggalkan aku, arra?” Hee Young mengangguk mendengar ucapan namja itu. Di lepaskannya pelukan Changmin lalu Hee Young mencium pipi namja itu. Ia mengambil piring berisi masakannya yang baru matang tadi pada Changmin.
“Tolong taruh di meja makan. Aku akan melanjutkan memasaknya.” Pinta Hee Young. Changmin mengangguk sambil tersenyum. Hee Young bernafas lega melihat tunangannya itu tak lagi mengkhawatirkan hal itu lagi. Ia pun kembali melanjutkan aktifitas memasaknya.
Hee Young berada di apartemen Changmin sejak pagi karena namja itu merengek padanya meminta agar ia datang ke apartemen. Hee Young sempat bingung karena biasanya namja itulah yang datang padanya. Saat sampai di apartemen Changmin tadi pagi Hee Young baru mengerti kenapa namja itu merengek. Ternyata Changmin merindukannya dan ingin memakan masakannya. Hee Young hanya bisa menggelengkan kepala saat mendengar alasan itu dari Changmin, ia tak habis pikir Changmin bisa seperti ini padahal sesampainya mereka di Korea, mereka bertemu setiap hari.