Te Requiro

10 0 0
                                    

aku menariknya dan tersenyum menggoda padanya. matanya berbinar binar menggemaskan seperti bintang di langit malam. seindah langit malam yang menyinari dunia. secepat petir yang menyambar hatiku. menyambar dengan penuh cinta. tak dapat kubohongi diriku sendiri. aku jatuh cinta padanya. Flavis diam bergeming seperti menunggu sesuatu. aku menenggelamkan wajahku dalam rambutnya. rambut sehalus kapas. kapas seindah awan. awan diterpa mentari. mentari yang seindah petir. petir yang secepat cahaya. cahaya yang seterang dirimu.

"aku akan selalu membutuhkanmu, kau tahu?"

"kenapa?"

aku menatapnya lembut lalu mencium bibirnya. pipi kami berdua bersemu merah. aku tetap menahan ciumanku. semacam pembalasan atas nama cinta. kutahan selama 2 menit. aku melepaskan mulutnya dan menatapnya dengan tatapan yang malam itu Brunneis berikan pada Viri.

"karena kau cahaya matahariku. kau menerangi hidupku layaknya mentari menerangi hidup makhluk hidup."

pipi Flavis merah merona. ia memelukku seketika. aku memeluknya balik. tiba tiba ada siulan menggoda.

"hey hey.............. kalian pacaran beneran? kukira hanya contractus."

Purpura.

"benar benar ajaib."

ALBUS?!!!

aku dan Flavis sontak berbalik untuk melihat apa benar itu Albus. lelaki salju itu melambaikan tangannya dengan senyuman hangat menghias wajahnya.

"apanya yang ajaib, kak?"

"nyatanya, belum pernah ada peri yang jatuh cinta  pada selain peri sebelumnya. apalagi mechanical fairies."

"mechanical fairies itu apa?"tanyaku spontan

"mechanical fairies adalah para peri yang memiliki keterkaitan kuat dengan teknologi. kami bekerja dibantu alat alat yang ada karena teknologi."

"Hyacintho masuk, dong?"

"ya. pistolnya merupakan pistol yang menembakkan peluru khusus. peluru yang begitu menyentuh sesuatu langsung meledak."

"lalu..................... siapa saja mechanical fairies?"

"era 1, 2 dan Aura."

aku menatap Flavis. ia menjulurkan lidahnya seperti menyindir.

"AKHIRNYA!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!"

"RUBRUM!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! HATI HATI!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! SHOTGUN ITU BERBAHAYA!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!"

"YA!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! TENANGLAH, KAK!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!"

Rubrum meloncat dari genteng gedung sekolah. di tangannya terlihat sebuah shotgun. mulutnya menyunggingkan seringaian yang terlihat jahat, mengarah pada Purpura.

"sekarang kutantang kau!!!!!!!!!! kita lihat mana yang lebih baik!!!"

"Rubrum................................."

Purpura sedikit memainkan headphone-nya dan memunculkan sebuah lasergun.

"kau ini selalu membuat masalah."

"terima kasih atas pujian itu, sayang!"

Albus mengetuk keningnya sendiri.

"mereka selalu bertarung. kapan berhentinya?"

"Rosea akan menghentikannya. kalau dia di sini."

tiba tiba Rosea muncul dari balik gedung.

"RUBRUM!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!"

Mechanical FairiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang