27⟩ Mr. Hood & Mrs. Stewart

1.1K 113 9
                                    

"Slow down babe.. ughh.."









WAYOLO?!

Tidak. Part ini tidak seperti itu.

Jangan khawatir!

- - - - -

Malam ini, Calum berencana akan berkencan dengan kekasihnya, Lily. Tadi siang ia sudah menelfon, dan Lily setuju.

Ia memberhentikan mobilnya di pekarangan Rumah Lily, lalu mengirim pesan singkat pada gadis itu.

"Aku sudah di depan."

Send.

Calum kembali memasukkan kembali ponsel kedalam kantung celananya, lalu bersender pada kursi mobilnya.

Tugh.. Tugh..

Jendela mobil Calum terketuk.

Ia membuka pintu mobilnya dan membiarkan orang yang mengetuk kaca barusan masuk ke dalam mobilnya, "Kau sudah menunggu lama?"

"Tidak, baru saja aku sampai." Jawab Calum lembut dan dilanjutkan oleh kegiatan tangannya yang mengelus rambut orang itu lembut.

"Kau mau membawaku kemana sih, Cal?" tanya orang itu.

"Uhmm.." Calum memperlihatkan ekspresi pura-pura berfikirnya di depan Gadis cantik itu, lalu tersenyum. "Tempat dimana aku bisa mencium pipimu lembut." Kata Calum sembari terkekeh.

"Dasar otak mesum!" Sela gadis itu.

"Tapi kau sayang."

"Terlalu percaya diri!"

"Akui saja itu!" Calum tertawa kecil melihat wajah Lils a.k.a Lily, yang sudah memerah padam.

"Calum!" Teriak Lily sambil memukul lengan Calum pelan.

"Tampan.." Balas Calum dengan santainya.

"Sudah ah! kau jangan menggagguku seperti itu!" Omel Lily, "Jalankan saja mobilmu!"

"Yes, Lils.."

skip.

"Gedung sekolah? Are you fucking kidding me?!" Tanya Lily heran ketika melihat Gedung tinggi di depannya.

"Perhatikan bahasamu, Nona." Kata Calum. "Lagi pula, Kau tidak akan pernah menyangkan betapa indahnya pemandangan malam dari atas gedung ini. Ayo masuk!" Calum menggenggam erat tangan Lily sambil menariknya kedalam gedung sekolah.

Beruntunglah jika sekolah ini hanya memiliki 5 lantai, karna jika 10 lantai, Aku tidak tahu apa yang akan terjadi pada mereka berdua.

"Huh Cal, aku lelah!" Keluh Lily. Ia berhenti melangkah setelah sudah melewati 3 lantai sebelumnya.

"Kau lelah?" Tanya Calum memastikan. Lily hanya menganggukan kepalanya sambil berusaha mengatur nafasnya yang terengah-engah. "Biar aku gendong, ya?"

Dan tanpa persetujuan atau izin dari sang kekasih, Calum berjongkok di depan Lily, mengisyaratkan tubuh Lily untuk naik ke atas pundaknya. "Tapi, aku kan berat Cal?" Kata Lily ragu.

"Berat badan-mu tidak ada bandingnya dengan kesehatan-mu. Kau tahu aku tidak akan membiarkanmu lelah kan?" Balas Calum. Gadis itu langsung mengulum senyum di wajahnya dan perlahan naik ke atas punggung Calum.

Perlahan tapi pasti, Calum mengangkan tubuhnya dengan tangan yang memegang tubuh Lily di belakang, "Pegangan yang kuat, Mrs.Hood!" Kata Calum, membuat Lily terkikik geli lalu menenggelamkan kepalanya di leher Calum.

"Hati-hati, Cal!"

"Iya sayang, Kau tenang saja!"

Satu persatu anak tangga Calum lewati dengan perlahan dan sangat hati-hati. Karna pikir Calum sekarang, Jika ia sampai jatuh, maka ia akan melukai gadisnya. How sweet?!

"Kau buka pintu itu untukku ya?" Pinta Calum setelah melihat sebuah pintu merah arah ke rooftop di depan matanya.

Clekk..

Lily membuka pintu itu dengan dorongan tangan. Calum langsung masuk kedalamnya.

"Silahkan turun.." Kata Calum yang sudah berjongkok agar Lily bisa turun dengan mudah.

"Terimakasi!" Balas Lily dengan senyum. "Aku tau aku berat!"

"Sudah ku bilang itu tidak penting." Tekan Calum sekali lagi dengan nada yang masih terdengar lembut.

Ia membawa Lily duduk di bangku panjang tua pinggir Rooftop. Bangku yang pernah ia bawa bersama dengan ke-5 temannya dari lantai 1.

"Bagaimana bangku ini bisa disini?" Tanya Lily bingung pada Calum.

"Dulu, aku memindahkannya bersam ke-5 temanku." Jawab Calum sembari memandang lurus Pemandangan bintang di hadapannya.

"Dari lantai 1?!"

"Yep!"

"Hebat!" Kata Lily kagum dan masih memandang Calum dengan tatapan tak percayanya.

"Dulu, kami berlima sering kesini pada malam hari. Tapi semenjak sudah ada di kelas 12, Jadi jarang kami untuk datang kesini." Jelas Calum, "Entah sibuk karna pelajaran, atau hal-hal lain."

Lily mengangguki perkataan Calum, ia mengerti akan itu. "Lalu, kenapa kau tidak mengajak teman-temanmu lagi kesini?" tanyanya.

"Huh.. Akan sulit untuk mewujudkannya. Pertama, Harry dan Louis sudah pindah ke Paris 2 minggu yang lalu, Liam sudah mulai sibuk dengan pendaftaran sekolah. Niall sibuk dengan Linn, Aku sibuk denganmu, Terakhir, Luke sudah sibuk dengan tsaniya." Papar Calum lagi dengan nada pasrah serta deruan nafas beratnya yang ia perdengarkan pada akhir kalimat.

"Hmm, Terdengar sangat sulit." Balas Lily. "Omong-omong, Kau benar."

"Tentang apa?"

"Indahnya pemandangan malam dari Atap sekolah."

"Tetap saja bagiku, Kaulah yang paling indah!" Calum memeluk Lily dengan manja dan menggoyang-goyangkan tubuhnya ke kanan dan ke kiri.

"Calum, Lepaskan! Bajuku berantakan!" Kata Lily sambil berusaha melepaskan pelukkan erat Calum.

"Baiklah.." Calum melepaskan pelukkannya. "Aku tidak mau khilaf disini."

"CALPALL!!!"

Drt.. Drt..

"Stt, Ponselku begetar!" Potong Calum cepat. Ia mengambil ponsel dari dalam kantung celana lalu mengecek layarnya.

Incoming Call from "Niall."

"Wazzup?!"

"Hey cal, Kau sedang bersama Lily tidak?"

"I-iya, Kenapa?"

"Bisa datang ke Hillarious Cafè?"

"Hillarious Cafè? Untuk apa?"

"Hari ini aku akan mengadakan Acara perpisahan untuk Linn, Sudah ada Liam, Luke dan Tsaniya disini. Cepatlah datang!"

"Baik-baik, Aku akan segera kesana!"

"Oke, Ku tunggu ya? Bye!"

"Bye."

Ended.

"Siapa?" Tanya Lily setelah Calum mematikan sambungan telfonnya.

"Niall." Jawab Calum. "Ia meminta kita datang ke Acara perpisahan Linn di Hillarious Cafè sekarang." Jelas Calum lagi.

"Benarkah? Yasudah ayo berangkat!"

"Iya, Ayo.."

Bersambung...

Yes. Gue. Update. Lagi. Yes.

-chaèlsa

My First Love, Niall! ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang