15⟩ They are Fallin' Love

1.4K 138 2
                                    

Angin malam yang masuk dari jendela kamar menambah kedinginan bagi Gadis ini. Setiap hembusan angin bagaikan tusukan Es di kulitnya. Membuat ia harus menguras sedikit energinya untuk menutup Jendela kamar.

"Kenapa ini begitu dingin?" Gumam gadis itu. Malam ini, ia sendiri dirumah. Pertama, karna ia tidak ikut acara sekolah, Kedua karna kakaknya mengikuti acara itu, dan ketiga karna Ayahnya tidak berada dirumah.

How pity you are..

Dan untung saja, suara berisik dari TV yang menyala bisa membantunya sedikit keluar dari kata 'Kesepian'.

Tokk.. Tokk..

"Oh great, Siapa yang datang malam-malam begini?" Ia pun beranjak dari kasurnya dengan malas. Benar-benar malas.

Lagi pula, siapa tamu yang berani datang pukul 9 malam?

Tok.. To--

Ketukan pintu itu seketika berhenti saat baru saja Pintu terbuka dengan sendirinya. Um, maksudku ada yang membukanya.

"H-hai?" Sapa gadis itu canggung ketika tahu siapa yang datang.

"Hai.." Balas orang yang datang itu.

"Kau.. Sedang apa kesini?"

"Uhm, aku merasa bosan. Jadi aku minta izin pada Calum untuk membawamu ke.." Tahan orang itu dengan ekspresi berfikir, "-jalan jalan, mungkin?"

Gadis ini langsung terkekeh renyah melihat ekspresi yang ditunjukan di wajah Orang -Lelaki itu- barusan, "Ku fikir kau akan ikut One Night Camping, Luke."

Yeup, lelaki itu adalah Luke. Luke Hemmings.

"It just wasting my time," Katanya remenh. "Jadi, kau mau tidak san?" Gadis yang bernama tsaniya itu hanya mengangguk tanpa melepas senyumannya.

"Aku akan mengganti baju sebentar." Izinya. Luke mengangguk lalu duduk di Ruang tengah sembari menunggu tsaniya bersiap-siap.

Ia tidak sengaja melihat beberapa foto kecil tsaniya dan Calum yang terpajang di dinding. So, Dia bangkit lalu berkeliling sembari melihat foto-foto yang lain.

"Tidak ada kerjaan lain ya, selain melihat-lihat foto ku?" Ujar seseorang secara tiba-tiba yang membuat Luke spontan menoleh ke belakang.

Ia terkekeh. Lagi.

"Ternyata kau sangat lucu waktu masih kecil." Ujar Luke di sela-sela kekehanya. "Ah dan satu lagi, Apa ini kau?" Ia menunjuk sebuah foto lama bernuansa hitam putih yang memperlihatkan seseorang tengah tersenyum manis dengan Dress putih dan topi.

Tsaniya menggeleng, "Bukan. Itu ibuku."

"Ibumu?!" Pekik Luke kaget. "How can.. Maksudku, bagaimana ia bisa sangat sangat mirip denganmu? Ini seperti kau adalah saudara kembarnya!"

"Karna ia memberi nyawanya padaku." Kata tsaniya pelan, namun santai. "No wonder if we seem like a twins." lanjutnya sembari memakai sepatu.

"Aku tidak bermaksud.. Maaf."

"Tak apa. Setidaknya satu bebanku sudah hilang. Sekarang ayo, Kau ingin mengajakku kemana?"

"Satu tempat, yang pasti akan sangat berkesan untukmu."

skip.

Festival?

Satu kata itu yang selalu berputar di dalam benak Tsaniya. Mengapa Luke membawanya kesini?

"Umm, Ini apa?" Tanya tsaniya sembari memperhatikan sekelilingnya.

"Setiap tahun, Para penganut agama Hindu mengadakan Festival lampion disini." Jawab Luke. "Dan setiap jam 12 malam, mereka akan menerbangkannya bersama-sama."

My First Love, Niall! ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang