Bagian 1

456 22 0
                                    

Langit cerah mengiringi langkahku. Dedaunan berjatuhan ketanah. Aku siap untuk hari ini.
Namaku Viola arnandez stephanie, orang-orang memanggilku viola. Hanya mamaku yg sering memanggilku Vio.
Aku anak tunggal dikeluargaku, keluarga yg bisa dikatakan cukup berada. Ayahku seorang dokter dan ibuku seorang model.
Banyak yg bilang, aku mewarisi wajah mama yg cantik -aku gak bohong-. Selain itu, aku juga langganan juara kelas bahkan juara umum. Tak salah jika aku populer disekolah.
Hari ini hari pertama masuk sekolah setelah liburan pembagian raport yg lama dan membosankan. Setelah tiba disekolah, aku menaruh tasku di bangku paling depan, kali ini aku duduk sendiri, karena teman sebangkuku pindah kekelas sebelah.
"Belum banyak yg datang" pikirku. "Padahal, sebentar lagi bel masuk."
"Widihhh... Siapa tuh, ganteng banget!" teriak asti, murid tercentil yg pernah kutemui. "Anak baru kali." sahut yg lainnya.
Bel masuk berbunyi. Membuat seluruh siswa berlarian masuk kelas. Maklum, pelajaran pertama adalah bahasa inggris. Gurunya galak dan sangar, terlebih lagi ia adalah walikelas kami.
Aku diam membaca buku paket bahasa inggris dengan kacamata minus 2ku. Menelaah bacaan yg menurut sebagian orang, sulit dibaca. "Pagi anak-anak." aku menoleh ketika bu irma menyapa. Dia membawa seseorang bersamanya. Lelaki tadi. Semua murid melihat kearahnya. Lelaki maskulin dengan jam brended dipergelangan tangannya.
"Nama gue azka andrew sasongko. Kalian bisa panggil gue azka." Oh, jadi namanya azka. "Azka pindahan dari SMA 4, semoga kalian senang dengan kehadirannya.". "Pasti seneng kok bu!." celetuk asti.
Bu irma mempersilahkan azka duduk sebangku denganku. Sepertinya, dia cukup asyik untuk dijadikan teman. "Hai. Gue viola." aku menyodorkan tangan. "Gak usah basa-basi deh. Lo mau apa? Nomor hp gue? Alamat gue? Pin bb? Atau apa."
"Apa?.". "Biasanya cewek yg ngajak gue kenalan, cuma mau itu" katanya terlalu PD. "PD banget lo. Gue cuma mau nyapa lo.". Dia tetap cuek. Apa-apaan ini!
***
Jam istirahat dimajukan 5 menit dari biasanya. Perutku sudah keroncongan akibat tak sarapan tadi. "gue mau lewat." kataku pada azka. "lewat aja!." serunya. Bagaimana aku bisa lewat, sedangkan dia menghalangi semua jalan dengan kakinya yg naik keatas meja. "Please. Gue lapar!." pintaku. Dia tak bergerak sedikitpun. Istirahat hanya 15 menit, dan aku terjebak disini selama hampir 10 menit. "Lo lapar kan? Nih." dia membanting cokelat di meja. "Makan itu aja." ucapnya.
Tak ada pilihan lain, kumakan cokelat itu. Aku lapar, aku perlu karbohidrat bukan cokelat keras ini. "Gue masih lapar." keluhku memegang perut.

My Special PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang