Bagian 8

164 15 0
                                    

"Lo setuju kan?." kataku pada azka. Dia hanya manggut-manggut mengusap dagunya.

"Oke. Gue bakal macarin salsha. Biar kita impas." ujarnya tersenyum licik khasnya.

"Cuma bohongan kan?." tanyaku memastikan. Entah kenapa aku seperti....

"Ya iyalah..." dia terkekeh "kenapa lo tanya gitu? Apa lo takut kehilangan gue? Apa lo udah suka sama gue? Ngaku aja deh!." lanjutnya mengangkat sebelah alisnya.

"PD banget lo! Idih.. Udah, cuma itu aja yg gue mau omongin sama lo. Gue mau lanjutin bikin tugas." kataku pergi meninggalkan azka.
Dia melihatku pergi menjauh. Aneh. Terasa janggal dan... Entah apa namanya aku tak tahu.
*****
Aku memilin dedaunan sambil berjalan menuju air mancur 3 mata. Canonku masih menggantung dileherku, menunggu objek potretan selanjutnya.
Tangan hangat menepuk pundakku.

"Salsha nerima gue." ucap azka. Jantungku berdetak lagi.

"Secepat itu?." aku menyibak poni sampingku. Dia mengangguk. Harusnya dia senang, kok wajahnya tampak...

"Gue gak tahu gimana jadinya kalau dia tahu ini cuma permainan." ucapnya membuatku merinding. "Yg jelas, ini ide gila lo. Gue dan yg lain, cuma wayang yg lo peranin." lanjutnya terdengar cukup serius. Aku tetap berjalan dan memotret objek foto yg cukup menarik. Azka mengikuti langkahku.
****
Mama menyuruhku pergi kerumah azka membawa bingkisan. Gugup. Kuketuk pintu rumahnya.
"Berisik tahu gak. Kan ada bel." azka menunjuk bel disanping pintu. Malu. Aku dipersilahkan masuk.

"Hai viola..." tante ira menyambutku riang mencium kedua pipiku.

"Dari mama, tante.". "Waduhh... Makasih lho.." ucap tante ira. Tante ira sangat baik, berbeda dengan anaknya yg angkuh dan sok berkuasa. Om irwan juga baik. Entah darimana azka mewarisi sifat buruknya itu.

"Tante lg masak nih. Viola mau bantu?." ajak tante ira. Dengan semangat aku mengangguk. Aku suka memasak.
Tante ira bercerita banyak tentang azka. Dan sedikit banyaknya, aku paham dengan lelaki itu.

"Azka bilang, ada satu perempuan yg sangat dia cintai. Dia akan menjaga perempuan itu sampai mati. Tapi, sampai sekarang, tante gak tahu siapa perempuan itu. Mungkin kamu." tante ira tersenyum kearahku.

"Azka juga bilang kalau dia sekarang lg jatuh cinta." lanjut tante ira. Mungkin azka jatuh cinta pada salsha. Sesudah membantu memasak, aku duduk didepan televisi, disamping azka.
"Kemarin, salsha ciuman sama gue." dia mengakui satu hal yg entah mengapa aku seperti tidak ingin mendengarnya.

"Derry juga nyium gue. Dia malah, ngasih bunga." kataku bohong. Azka hanya membulatkan bibirnya.

Perasaan macam apa ini?. Campur aduk. Benci,kesal,marah, jadi satu.

My Special PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang