Bagian 14

139 11 0
                                    

"Dia, bertahan selama ini hanya untuk kamu viola." tubuhku makin bergetar dan air mata terjun bebas di wajahku.

"Ya, tante."
******
Guru-guru rapat, jam kosong melanda semua kelas. Aku tidak senang mengingat rekor nilaiku disekolah yg nyaris sempurna.

"Ayo kekantin." azka menggebrak mejaku dan segera menarikku cepat keluar dari kelas. Salsha berpapasan dengan kami. Dia hanya berlalu tanpa menghiraukan kami.

"Bi, pempek kapal selam 2. Minumnya jus alpukat." azka memesan makanan.

"Ngapain sih kamu ngajak aku kekantin?. Dilihat banyak orang tuh." kataku risih. Azka merangkulku didepan banyak orang.

"Semua orang juga udah tahu kali.. Kita jadi the best couple disekolah." ucap azka bangga. Terkadang aku heran, kenapa aku bisa jatuh cinta pada berandalan yg satu ini.

"Tunggu sebentar ya. Aku ambil jusnya dulu ya sayang." dia melangkah mengambil jus.
*****
Aku menghabiskan makanan yg tadi dipesan. Dan menghabiskan jus alpukatku. Apa ini? Seperti cincin. Oh my god! Cincin betulan.
Aku memandang azka. Jadi ini alasannya mengambil jus tadi.

"Ini..." aku mengarahkan cincin itu padanya.

"Kan, aku pernah bilang... Aku gak main-main." kata azka sangat serius. Berandal ini tak pernah tampak seserius ini sebelumnya.

Tangisku mengalir membuat azka panik dan buru-buru menghapusnya.

"Jangan nangis sayang. Udah ah.. Kenapa sih nangis?." tanyanya menghapus tangisku.

"Gapapa. Aku cuma terharu." jawabku. Bukan itu.
Aku cuma takut kamu pergi disaat aku benar-benar mencintaimu azka, itu alasan satu-satunya aku menangis.

Dia memelukku untuk menenangkan.
******
Malam ini, mungkin akan jadi malam yg bersejarah. Karena malam ini ulang tahunku dan pertunanganku digelar.

"Gugup?." tanya azka dari balik pintu kamarku. Aku menggeleng tersenyum.

Setelah aku memotong kue, saatnya mengumumkan pertunangan.

"Malam ini, kami akan menunangkan putra putri kami. Pada ananda kami yg tercinta, azka dan viola kami persilahkan maju." kata om irwan bernarasi.

Azka menggandengku naik kepanggung. Berdua.

"Silahkan saling memasang cincin." perintah papa.

Kami saling menautkan cincin dijari masing-masing pasangan. Tepuk tangan meriah mengiringi prosesi pemasangan cincin itu. Semua bersorak sorai.

Azka lantas mencium pipiku didepan umum. Aku terkejut kecil mendapat letupan kecil keromantisan azka.
*****
Aku terbangun mendapati tubuhku didekap azka. Mungkin karena terlalu lelah, azka dan aku ketiduran didepan televisi ruang tamu.

"Lepas..." aku menyingkirkan tangan azka. Dia menolak.

"Sebennntarr aja. Please..." pintanya tetap memelukku dalam keadaan tidur.

"Kamu tahu, kenapa aku sayang kamu?. Karena aku adalah kapal yg akan berlabuh dihati kamu mulai dari sekarang dan gak akan berlayar lagi untuk mencari pelabuhan yg lebih indah." ujarnya.

Aku tersipu. Tersenyum penuh arti. Untuk sementara, aku menyukai pelukan ini.

My Special PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang