Chapter 3

1.1K 146 9
                                    

Saat persamaan dengan indahnya menyatukan kita
Akankah setitik perbedaan mengahancurkan segalanya
Membelenggu akan cinta yang sudah tercipta
Memisakan karena ego yang lebih kuat
Bisakah perbedaan itu menjadi persamaan untuk menyatukaan kita.

******

Sudah 3 hari Ali dan Prilly belum berjumpa lagi, karena kesibukan yang membelit keduanya. Hari demi hari mereka lewatin hingga tak sadar mereka semakin dekat dan menumbuhkan akan benih-benih cinta.

Hari ini nampaknya Ali sangat merinduhkan Prilly, Ali berniat berkunjung ke toko bunga milik Prilly, sudah lama Ali tidak membeli bunga rangkaian Prilly. Tanpa bisa menunggu lebih lama lagi Ali mengambil kunci mobilnya dan bergegas membelah jalan.

saat sampai di depan toko bunga, Ali melihat Prilly sedang sibuk dengan kertas kertas yang Ali tau kertas itu adalah pesanan-pesanan dari pelanggannya. Ali berjalan biasa seperti seorang pelanggan yang hendak ingin membeli bunga menuju meja yang sedang di duduki oleh Prilly. Nampaknya Prilly belum juga menyadarin akan kehadiran Ali mungkin karena sibuk harus membolak-balikan kertas kertas tersebut, sampai akhirnya Ali berada di depan meja Prilly, saat Ali hendak berbicara sesuatu Prilly dengan santainya memotong duluan.

"Maaf Mas, saya sedang sibuk. Minta tolonglah ke yg lain jika Mas ingin membeli rangkaian bunga sendiri," ucap Prilly tanpa melihat siapa lawan bicaranya.

"Baiklah, lebih baik aku merangkai bunga tulip aku sendiri. Apakah kau tak ingin merangkainya untukku," ucap Ali dengan tajam dan segera akan berlalu dari hadapan Prilly menuju pelayan yg lain.

"Ali..." Prilly terlonjak kaget saat mengetahuin bahwa pelanggan dihadapannya sekarang ini Ali, pria yg sejak 3 hari ini Prilly rindukan kehadiraanya.

"Iya, aku sudah datang jauh-jauh hanya untuk membeli bunga rangkain darimu, tapi kau malah menyuruh aku meminta ke yg lain sungguh menyebalkan." ucap Ali dengan kesalnya.

"Maaf aku tidak tau kalo kamu yang ingin membeli bungaku," ucap Prilly menunduk dia menyesal karena tidak melihat pelangganya terlebih dulu.

"Tak apa, apakah sekarang kau mau merangkai bunga tulip itu untuk ku," ucap Ali sambil menggangkat dagu Prilly agar menatap matanya.

"Tentu saja aku akan merangkai bunga tulip special untuk mu." Prilly begitu antusias karena akan merangkai bunga untuk Ali, sudah lama Prilly tidak merangkainya untuk Ali.

"Baiklah lakukan sekarang, aku akan menemaninmu merangkai bunga-bunga tersebut," kata Ali kepada Prilly.

Prilly berjalan menuju meja taman yang disediakan di tokonya. Saat ingin merangkai bunga seperti sekarang ini, Ali  menghampirin Prilly dengan membawa pie susu kesukaan Prilly yang berada di gengamanya. Kenapa Ali bisa tau kalo Prilly menyukain pie susu, karena saat dirumah Prilly. Prillly sempat membuatkan pie susu kesukaanya, itulah mengapa Ali jadi tau kesukaan Prilly.

"Nih sambil merangkainya, makan pie susu, tadi aku mampir ke toko kue buat kamu. Sebelum kesini."  Ali sambil menyodor sekantong pie susu kesukaan Prilly.

"Aaa makasih, sini sini buka."  Prilly dengan mata berbinar saat melihat sekantong pie susu.

"Biasa aja dong, makan gih. Tapi, sambil ngerangkai bunganya juga yah buat aku."  Ali sambil mengacak-acak rambut Prilly gemas.

"Iya iya, aku makan satu dulu yah pie nya baru aku lanjut lagi ngerangkainya." ujar Prilly sambil menyuapkan pie susu ke mulutnya.

"Seterah kamu aja."  Ali  memandang Prilly yg terus memakan pie susu dengan rasa coklat kesukaanya.

"Ummzz, enak kamu beli dimana sih pie susunya?"

"Di depan jalan sebelum masuk ke gang. Kenapa kamu suka." tanya Ali

Rain And Flowers (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang