Chapter 15

593 74 14
                                    

Bila ini sudah menjadi takdirku
Aku ikhlas melepas dirimu bersamanya
Aku rela melepas apa sudah aku genggam agar dirimu bahagia

*************

Prilly POV

Aku menghentikan langkahku, tubuhku terasa kaku. Kakiku tak lagi mampu bergerak, lututku terasa lemas, mataku kian memanas saat perempuan tersebut sedang bermanjaan dengan Ali.

"Alii..." lirihku menahan airmata.

"Prilly?" Ali sepertinya kaget, dan baru menyadarin kehadiran aku.

"Ali dia siapa? " ucapku berusaha tetap tersenyum.

"Oh ini kenalin dia Mau..." ucap Ali terpotong karena wanita tersebut lebih cepat mengenalkan dirinya.

"Nama aku Maura, tunangan dari Ali Fernando Florez." ucapnya sambil tersenyum kepadaku. Aku tak percaya dengan apa yg wanita itu katakan, aku menatap Ali tajam sepertinya Ia juga kaget atas pengakuan wanita tersebut.

"Hei kalian ini kenapa, nama kamu siapa?" ucap Maura kepadaku.

"Nama aku Prilly. Senang berkenalan denganmu." balasku memaksa diriku untuk tetap tersenyum.

"Prill, aku... Aku bisa jelaskan." ucap Ali sepertinya dia gugup.

"Sudahlah ayo pulang ke rumah Mama Resi. Aku rasa Mama sudah menanti kedatangan kita berdua." ucap Maura dengan manjanya. Aku hanya mengangguk, berusaha terlihat biasa saja.

"Biar aku aja Prill yg nyetir." ucap Ali aku langsung memberikan kunci tersebut. Biarkan Ali saja yg menyetir, karena aku tau pasti aku tak akan bisa konsentrasi dalam menyetir. Aku mengikuti Ali dan Maura yg berada di depanku, sedangkan aku berada dibelakang mereka. Sampai dimobil aku tidak duduk disamping pemudi, dimana tempat biasa aku duduk saat Ali yg menyetir. Kini aku duduk tepat dibelakang pemudi, aku memandang mereka berdua dengan tatapan terluka. Ali bahkan terlihat biasa saja, dia sama sekali tidak terlihat seperti orang yg bersalah. Tuhan rasanya aku ingin sekali menghilang dari muka bumi ini. Aku tak kuat memandang mereka, sedari tadi aku hanya berusaha untuk menahan airmata aku agar tidak jatuh, dan terlihat oleh mereka. Begitu meyakitkan saat mereka dengan asyiknya bergurau didalam mobilku, dengan aku yg hanya menatap mereka tanpa mampu mengucapkan kata-kata.

Aku hanya memandang jalan melalui kaca jendela dibalik mobil, aku ingin cepat pulang dan menumpahkan rasa sakit yg aku rasakan. Kini aku dan mereka sudah sampai dirumah Ali, Ali dan Maura turun terlebih dulu dan aku yg hanya mengikuti mereka dari belakang. Rasanya aku ingin segera berlari pulang, tapi aku tak enak dengan Mama Resi. Aku akan meminta izin pulang nanti setelah pamit terlebih dahulu.

"Maura lho kamu sudah pulang nak?" ucap Mama Resi.

"Iya Ma, maaf tak memberi tahu Mama. Tadinya aku mau memberi kejutan sama Mama, tapi aku malah bertemu dengan Ali jadi gagal deh."

"Yaudah yuk masuk Mama kangen banget lho Ra sama kamu." ucap Mama Resi bahkan Mama Resi pun tak mengucapkan apapun kepadaku.
Kini tinggal aku dan Ali yg berada di depan pintu, aku tak lagi memandangnya, mataku kini tak lagi mampu melihat wajahnya. Aku tak tahan lagi menahan airmataku agar tidak jatuh. Tapi aku tak mampu, pertahanan aku runtuh, kini aku memejamkan kedua mataku, aku menangis dalam diam bahkan Ali sama sekali tak melihatku. Aku menghapus airmata sialan tersebut dengan kasar.

"Prilly kamu kenapa?" Sepertinya Ali menyadarin bahwa aku menangis.

"Tak apa, aku pulang yah. Sampaikan pamitku kepada Mama Resi." ucapku ingin berlalu pergi.

"Entar aku antar kamu, sekarang kamu masuk dulu." ucapnya dengan nada selembut mungkin.

"Aku mau pulang sekarang." ucapku yg entah kenapa aku malah emosi.

Rain And Flowers (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang