Ada satu waktu dimana harus pergi bahwa ketika tidak ada tempat yang pasti untuk pergi
Tetaplah berlari dan jangan berhenti
Karena mempertahankan tak berarti**********
Prilly Pov
Aku mengambil foto-foto tersebut, alangkah sangat terkejut aku saat melihat apa yg aku liat di foto itu. Mataku kini memanas sungguh bukan seperti ini yg aku mau, aku sudah menunggu Ali cukup lama tapi apa, Ali justru memperlihatkan foto yg membuat aku sakit. Tanganku bergetar sungguh aku merasa tak mampu memegang foto ini, aku menangis dlm diam berusaha mengigit bibirku kuat untuk menyamarkan isakan. Aku tak mau jika ada yg menyadari bahwa aku sedang menanggis.
"Prill, maaf sayang aku telat banget."
Ucap Ali dengan napas yg memburu, aku hanya mampu terdiam menatap Ali nanar dan terus meneteskan airmata."Hey kok kamu nangis, maaf yah tadi aku ketiduran." aku tetap tak menjawab, apa yg Ali tadi katakan ketiduran? Jadi benar foto ini, bahkan sebelum Ali pergi ke sini Ali sedang bermestraan dengan wanita lain di ranjang. Coba gimana caranya aku tetap berpikir positif kalo Ali sendiri sudah mengatakan Ia ketiduran apa yg Ali lakukan hingga Ia tertidur bersama wanita lain. Tuhan tolong bilang kalo semua ini tidak nyata, kalaupun nyata aku berharap ini cuman rekayasa Ali saja.
"Pril, udah dong berhenti nangisnya, kamu kenapa." kamu masih jawab kenapa Li, bahkan kamu enggak sadar aku sedang menggengam fotomu bersama wanita lain.
"Apa maksud dari foto ini." aku melempar foto tersebut tepat di depan wajah Ali, tapi aku tak memandang wajahnya yg nampak terkejut.
"A.. Aku... Ah.. Kamu dapat foto ini darimana." aku memejamkan mata, aku rasa sudah cukup bahkan saat aku bertanya saja Ali menjawabnya dengan gugup bahkan Ia tak menghiraukan pertanyaanku.
"Aku rasa hubungan kita cukup sampai di sini Li," aku mengambil tasku segera ingin pergi tapi tanganku kini di pegang oleh Ali.
"Prill, kamu ga bisa gini dong. Aku bahkan belum menjelaskan apapun," aku tetap meronta dari gengamannya.
"Apa kamu bilang kamu belum menjelaskan, samuanya udah jelas Li kamu sendiri yg bilang kamu ketiduran dan foto, itu bukti ketiduranmu bersama wanita lain." teriakku di depan wajahnya, kali ini aku benar-benar sudah emosi.
Aku melepas tanganku secara kasar, aku tak peduli pandangan orang di sekitar. Ali terus memanggil namaku tapi aku tak memperdulikaanya, Sudah cukup aku pergi bergegas untuk keluar dari resto, bahkan saat aku pergi Ali sama sekali tak mengejarku, sungguh aku merasa seperti orang bodoh tadi selama ini Ali hanya mempermainkanku, aku kini hanya berlari tanpa tujuan dengan airmata yg terus jatuh membasahi pipiku.
Tercabik sudah hatiku kini
Karena kau yang melukai
Cinta yang dulu telah bersemi
Telah porak poranda semuanya kiniHatiku kini sedang sekarat
Menahan sakit yang begitu berat..
Serasa hari berlalu dengan lambat
Hingga kini tak ada penawar yang kudapatLangit, Bisakah kau turunkan aku hujan dan petir. Karena aku ingin menangis tanpa terlihat, dan ingin menjerit tanpa terdengar.
Aku terus berlari tanpa melihat jalan kini fokusku hanya pada satu titik yaitu langit aku ingin hujan, bahkan saat seperti ini saja hujan seolah enggan untuk menemaniku. Sebegitu malangkah nasibku, aku tetap berlari hingga dipersimpangan jalan, aku tak melihat jalan sampai pada akhirnya sebuah truk pengangkut barang melintas dengan kecepatan tinggi dan...BRAKK...
Tubuhku kini terhempas jauh bahkan aku bisa merasakan betapa sakitnya tubuhku saat jatuh, aku masih berusaha untuk sadar kini aku merasa bajuku basah, wajah dan badanku pun seperti terkena air. Hujan kenapa kamu datang disaat seperti ini apakah kau sengaja menghantarkanku menuju dunia yg abadi. Aku tak kuat untuk tetap sadar, wajahku kini berlumuran darah yg sudah bercampur dengan air. Aku memejamkan kedua mataku dan berharap aku tak lagi melihat indahnya dunia dan saat ini aku berharap untuk terakhir kalinya aku melihat hujan.
Selamat Tinggal Terpuruk
Pahitmu cukup untuk kurasa
Indahmu cukup untuk kukenangAku pergi bukan untuk sekali
Tapi percayalah cintamu telah pergi
Bersama rasa sakit yg kiniku rasa**************
Ali POV
Aku tidak tau kenapa semua bisa terjadi seperti ini, aku tak ingat apapun saat itu. Terakhir kali aku mengingatnya aku habis meminum teh manis buatan Shinta, dan entah kenapa aku tidak sadarkan diri, saat aku terbangun ternyata aku sedang berada di ruangan pribadiku, tanpaku sadari aku tak menggunakan baju. Aku berpikir bahwa aku ketiduran, mungkin sengaja tak memakai baju, ternyata aku salah aku telah di jebak.
Dan bertapa aku terkejut saat aku sudah sampai di resto, aku terpaku kenapa foto-foto tersebut bisa cepat berada di tangan Prilly, bahkan kejadian tersebut baru beberapa jam yg lalu. Sungguh sangat licik seorang yg sedang berusaha merusak hubunganku dengan Prilly hingga Ia merencanakan semuanya dengan baik.
Aku mengeram frustasi, seharusnya aku mengerjar Prilly saat Ia berlari keluar resto, bukan terpaku dengan bodohnya menatap punggungnya yg semakin menjauh.
Aku sekarang berada di depan ruang UGD, tadi sewaktu aku keluar dari resto tiba-tiba ada yg menghubungiku bahwa Prilly kecelakaan rasanya aku merasa dejavu. Kecelakaan ini hampir sama dimana hujan merenggut Alive. Tuhan aku mohon jangan ambil Prilly dariku, cukup Alive yg sudah tenang di sana. Aku mengacak rambutku frustasi semoga tak terjadi sesuatu pada Prilly. Aku duduk di bawah menekuk kakiku dan menenggelamkan kepala di sela lututku, rasanya aku ingin sekali menangis, aku tak pernah bisa menjaga perempuan yg aku sayang, hingga semua berakhir seperti ini.
"Ali, Prilly kenapa?" aku mengangkat kepalaku saat di lihat bunda di depan mataku, aku langsung berdiri dan berhamburan ke pelukaanya.
"Prilly kecelakaan bund, maaf yah Ali enggak becus jaga Prilly." aku menangis, bilanglah aku ini cengeng tapi sungguh aku tak mau kehilangan Prilly hingga airmata ini jatuh begitu saja.
"Iya tak apa, sekarang gimana keadaan Prilly." Bunda melepaskan pelukannya dan bertanya padaku.
"Prilly masih di tanganin dokter Bund," ucapku menunduk.
"Yasudah kita berdoa saja." jawab Bunda tetap tenang. Pintu terbuka tampaklah seorang dokter keluar, dengan seorang perawat.
"Dengan keluarga pasien?"
"Iya saya ibunya dok," ucap Bunda
"Begini bu, kondisi dari Prilly cukup parah dan sekarang ia masih tak sadarkan diri. Kemungkinan akan sadar besok pagi. Hanya saja saya dari pihak rumah sakit belum check up kondisi dari pasien mungkin setelah pasien siuman." Jelas sang dokter.
"Tapi Prilly gapapa kan dok," tanyaky kini.
"Saya belum bisa memastikan, tunggu sampai kondisi pasien sadar. Saya permisi," ucap dokkter tersebut dan berlalu.
"Bund...."
☆RaF☆
#############
Hai hai hai, balik lagi sama aku yeay
Kalo ada yg nanya Alive itu siapa dia bukan charakter baru kok, kalo kalian lupa bisa kembali baca chapter 1.typo(?) ga dapet feelnya(?) maaf yah
Maaf juga baru update. Vote 25+ aku langsung publis chapter selanjutnya.Ps: vote and comment guys, karena mood nulisku tergantung dengan kalian.
Sal❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain And Flowers (END)
FanfictionAku suka hujan karena saat turunnya hujan aku merasa tenang, nyaman, dan damai. Aku suka hujan karena saat itu pula aku bisa merasakan bertapa berartinya hidupku saat ini. ~Prilly Allena Rain Aku suka bunga tulip karena tulip adalah bunga yang indah...