Udara dingin memeluk tubuh Nata. AC di perpustakaan memang sangat dingin. Ditambah hanya ada beberapa murid yang sedang duduk-duduk disana, membuat Nata semakin merasakan dingin itu. Ini ide Dira, laki-laki itu bilang perpustakaan tempat yang paling pas untuk belajar dan... tidur. Saat Nata mengerjakan ulangan, Dira malah tertidur di sampingnya dengan wajah menghadap pada Nata. Gadis itu duduk sambil membolak-balikan buku cetak sosiologi dengan serius.
Perpustakaan SMA Venus memiliki meja yang bisa duduk lesehan, atau pun duduk di kursi seperti biasanya. Dira memilih duduk di bawah agar bisa tidur dengan nyaman, dan Nata menurut karena pilihan Dira kali ini sesuai dengan apa yang ia suka. Dira tidak masuk pelajaran karena dia bilang ia sudah ahli biologi. Dan ia malas bertemu guru yang apa-apa selalu ia, gara-gara Dira selalu tidur di kelas seperti sekarang ini. Ia juga sudah menitip absen pada Ari. Dapat dipastikan ia tak akan alfa karena teman-temannya mempunyai cara sendiri untuk menyelamatkan Dira.Sesekali Nata melirik Dira yang belum berubah posisi, masih tertidur dengan pulasnya dengan wajah tampan dan rambutnya yang sesekali tertiup angin. Gadis itu bersyukur juga ada Dira disampingnya, entah kenapa ia merasa aman. Mungkin karena Dira tanggung jawab menemani dan membelanya saat ia kesusahan seperti sekarang
"Hmm ini jawabannya A bukan ya? Andine kok gak ngirimin jawaban sih.." Panik Nata dalam hati sembari mengecek ponselnya sesekali
"Udah kelar Nat?" Tanya Dira dengan mata yang sudah terbuka dan mengarah tepat di manik mata milik Nata, masih dengan posisi kepala yang ditelengkupkan di meja. Nata yang sedang menulis langsung menoleh saat mendengar suara tanya Dira
"Belum ka. Susah" Keluh Nata lalu kembali menulis. Dira mengangguk-anggukan kepalanya sambil tetap memerhatikan Nata yang kebingungan
"Berhentiin aja waktu seperti sekarang Tuhan" Mohon Dira dalam hati lalu ia bangun dari tidurnya kemudian menarik kertas ulangan Nata dan mulai membaca soalnya
"Ka Dira gak akan ngerti.. ini sosio bukan biologi" Celetuk Nata sambil bertopang dagu memerhatikan Dira yang sedang sibuk mencari jawaban dengan telunjuk kanan yang diarahkan ke soal
"Ini C" Jawab Dira dan langsung menyilang jawaban dikertas ulangan Nata dengan pulpen. Laki-laki itu tersenyum puas. Berhasil membuat Nata yakin bahwa meskipun ia anak IPA, ia juga mengerti pelajaran sosiologi. Yang berarti wawasannya luas
Nata terdiam melihat jawaban yang Dira silang. Tak percaya.
"Belum percaya? Sini gua kerjain lagi" Dira kembali sibuk meneliti soal dan mencari jawabannya. Nata menahan tawa entah kenapa, mungkin karena ini kali pertama ia melihat Dira sok serius
"Ini mah salah. Gak ada jawabannya" Protes Dira sambil mengembalikan kertas ulangan pada Nata. Gadis itu melongo
"Bilang aja gak bisa ngerjain" Celetuk Nata yakin dan langsung mencari jawaban di internet. Dira terkekeh dan kembali menelungkupkan kepalanya ke meja sembari memerhatikan Nata
"Abis lulus mau jadi apa Nat?" Tanya Dira, spontan. Nata terdiam sambil merenung dengan pulpen yang ia ketuk-ketukan ke meja
"Jadi mahasiswi" Jawab Nata sembari tertawa karena jawabannya sangat tidak lucu, menertawai dirinya sendiri. Mendengar jawaban Nata yang seperti anak kecil, Dira langsung menutup wajah tampannya dengan tangan
"Ah lu gak lucu Nat. Banyak-banyak belajar lagi kalo mau ngelawak ah" Kesal Dira. Nata tertawa cekikikan sendiri
"Maaf-maaf. Kalo ka Dira mau jadi apa?" Kini Nata bertanya balik sambil tetap fokus pada kertas didepannya
"Jadi cowok lu dulu baru ngampus boleh nggak? Biar ada yang bikin semangat" Jawab Dira dengan mata yang tertuju pada rak-rak perpustakaan. Mungkin terdengar asal-asalan, namun jawaban Dira itu dari hatinya. Sontak jantung Nata langsung berdetak tak menentu. Ini kali pertama ada orang yang berkata sedemikian berani dihadapannya

KAMU SEDANG MEMBACA
Could It Be?
Teen FictionDikelilingi dengan orang-orang yang menyayangi Natasya, kadang membuatnya tidak mengerti dengan apa yang harus dia lakukan. Namun dari sekian banyak pilihan, akankah Natasya menemukan yang terbaik?