Part 13
Sebuah pertemuan Tuhan ciptakan untuk sebuah alasan
Dan perpisahan ada untuk menghargai sebuah pertemuanDi Rumah Rizky
Pukul 06.15"Yuki ?"
Gadis itu tersenyum dengan anggukan kepalanya yang mantap. Menatap mata Rizky yang sudah berkaca-kaca. "Aku udah cukup sabar nunggu kamu selama ini, sekarang aku ga bisa nunggu lagi, apapun konsekuensinya aku ambil." Tangan gadis itu merengkuh pundak Rizky, mengalungkannya disana dan sedikit menarik lelaki itu mendekat padanya.
"Aku udah lama cinta sama kamu." Ucapnya.
Rizky tertegun, hatinya tergerak sedikit, karena nyatanya gadis ini masih bagian penghuni hatinya. Bayangan gadis ini masih saja membelenggunya meskipun ada perasaan baru yang menyelimutinya.
"Aku tau kamu juga cinta sama aku." Ucapnnya lagi menambah bingung Rizky yang sedang labil karena ditinggal Dinda. Mendekati pria yang baru saja ditinggal kekasih hatinya adalah hal yang paling mudah karena saat itu laki-laki itu membutuhkan orang lain untuk menguatkannya.
"Tapi..." Perkataan Rizky terputus ketika bibir Yuki melandas dibibirnya. Hangat dan lembut. Menelusuri setiap inci bibirnya, memaksanya terlelap dalam hasrat.
Di Rumah Papah Dinda
Pukul 06.16Dinda yang sudah merasa tidak asing dengan keluarganya itu meskipun dia hilang ingatan, itu membuatnya nyaman berada dalam rumah papahnya, sedari tadi dia mengobrolkan keadaan papahnya yang ikut membaik setelah melihatnya pulang dengan keadaan sehat, meskipun dia kehilangan memorinya. Papahnya yang baik itu memberinya sebuah kotak cantik berukuran sedang yang isinya surat-surat koleksi miliknya, mungkin dari suaminya. Dan dia baru selesai membaca yang pertama. Hatinya berdesir, memorinya mengulang semua kata-kata yang tertulis disurat itu, dia mengingat bagaimana pertama kalinya dia menerima surat itu. Ini sebuah kemajuan. Tapi dia belum mengingat wajah suaminya.
FLASHBACK 5 Tahun Lalu
Dinda si gadis manis yang terkenal aktif di theater kampus. Mahasiswi semester pertama, tipikal gadis popular di kalangan kaum adam. Banyak pria yang mendekatinya untuk menjadikannya pacar. Tapi gadis ini belum pernah pacaran dan orang tuanya lebih tepatnya papahnya tak mengijinkan gadis ini pacaran sebelum lulus kuliah. Kolot memang, tapi cara orang tua menyayangi anaknya kan berbeda-beda. Dan gadis polos ini dengan senang hati menurutinya, karena tujuannya kuliah bukan mencari jodoh tapi membanggakan orang tuanya. Gadis ini gadis manja yang selalu menuruti apa kata papahnya.
Gadis manis ini masuk ke ruangan favoritenya, perpustakaan, mengambil salah satu buku yang tak pernah bosan dibacanya ketika punya waktu luang, buku yang selalu sama, Romeo and Julliet. Tapi ada yang berbeda ketika dia melihat diantara halamannya ada ruang kosong yang sepertinya ditempati oleh benda lain, gadis ini buru-buru membukanya.
Surat ???
Dinda mengedarkan pandangannya ke sekelilingnya, karena tak mendapati satu orangpun yang memperhatikannya, dia membuka surat itu dengan perlahan. Senyum simpul tergurat diwajahnya yang manis ketika membaca kalimat pertama dalam surat itu.
Dear Gadis Theater...
Aku yang seorang biasa ini selalu menyempatkan diri menonton theater yang Kamu mainkan.
Mengagumi dari jauh, setiap akhir minggu dari kursi penonton...Minggu kemarin aku melihatmu masuk kedalam ruangan yang aku sukai juga...
Mengagumi dari jauh, setiap hari dalam seminggu ini dari kursi pojok perpustakaan...

YOU ARE READING
DESTINY
Fanfictionkebetulan adalah cara tuhan membahasakan takdir. dan kebetulan itu membawa mereka bertemu untuk sebuah alasan