PART 3
Di rumah sakit
Pukul 07.00Rizky tertidur sambil duduk, kepalanya menyandar ke ranjang perawatan Dinda. Sementara Dinda sudah sadar, dia justru sedang bercermin dan mengusap-usap perutnya yang membuncit, dia membolak-balikan tubuhnya beberapa kali.
Benturan dikepalanya telah merubah sebagian dari dirinya. Dia tak sengaja menjatuhkan tutup gelas kelantai, membuat Rizky terbangun dari tidurnya. Dia menatap heran ranjang perawatan Dinda yang kosong dan kaget begitu melihat Dinda sudah berdiri didepan cermin sambil menatapnya.
Keduanya terdiam melihat satu sama lain, Rizky merasa canggung, sementara Dinda sedang menebak-nebak siapa lelaki didepannya itu, karena dia sama sekali tidak mengingatnya, bahkan semua data tentang dirinyapun tidak diingatnya.
"Diranjang ini ditulis data pasien, nama aku Dinda dan aku korban kecelakaan. Apa itu bener?" Tanya Dinda dengan alis terangkat.
Rizky hanya mengangguk, tidak mengerti maksud pertanyaan Dinda, dia heran kenapa Dinda harus menanyakan pertanyaan yang tidak penting seperti itu, karena dia sendiri sudah pasti mengetahui kalau dirinya bernama Dinda dan dia adalah korban kecelakan. Dia sedikit bersyukur mengetahui nama wanita ini dari ktp didompetnya yang ada didalam jaketnya.
"Jadi cuman ada 2 kemungkinan."
Rizky masih melongo tidak mengerti. Dua kemungkinan tentang apa, pikirnya.
"Satu. Kamu nunggu aku disini soalnya kamu itu yang nabrak aku. Kedua. Kamu nunggu aku disini soalnya kamu suami aku dan ayah bayi ini. Kalau kamu nomor satu berarti kita harus ke kantor polisi. Kalau kamu nomer dua berarti kamu harus ngajak aku pulang kerumah kita."
Dua duanya bukan ide yang baik untuk Rizky. Tak ada satupun pilihan yang lebih baik. Kemungkinan pertama dia akan dibawa ke kantor polisi dan kariernya akan tamat. Kemungkinan kedua dia harus berpura-pura menjadi suami dan calon ayah bagi wanita yang sama sekali tidak dikenalnya dan itu bisa menyakiti Yuki. Kepalanya serasa mau pecah memikirkan kedua kemungkinan itu.
"Oke, kalau kamu gak jawab dalam waktu 3 detik berarti kamu ga bisa jawab karena kamu bukan suami aku, kamu yang nabrak aku dan takut dibawa ke kantor polisi." Ucap Dinda lagi, meskipun setelah kecelakaan yang dialaminya otaknya masih berfungsi dengan baik menyimpulkan sesuatu.
"1....2..." Dinda mulai menghitung.
"tig..." Lanjutnya lagi, ketika dia terhenti oleh pelukan Rizky."Aku ga jawab karena aku sedih kamu masih nanyain kalo aku suami kamu atau bukan. Apa kamu lupa kalau aku suami kamu dan ayah dari calon bayi kita." Ucapnya, berpura-pura seperti itu bukan hal yang sulit untuk seorang actor sekelas Rizky, dia juga sudah mengalami beberapa adegan seperti ini dalam sinetron, wanita yang kehilangan ingatannya karena kecelakaan.
Setidaknya dia bisa berpura-pura sampai ingatan wanita itu pulih agar dia tak dilaporkan pada polisi.
KLEK,,, Pintu terbuka.
Mata Yuki membelalak melihat pemandangan didepannya, dia sedikit kaget melihat Rizky memeluk seorang wanita yang tidak dikenalnya, tapi wajahnya kembali datar karena yakin Rizky punya alasan untuk semua itu.
"Ky kamu ga papa?" Tanya Yuki membuat Rizky melepaskan pelukannya pada Dinda.
Sekarang Rizky yang bingung, dua wanita yang tadi ada dipikirannya sekarang bertemu dalam kondisi yang sama sekali tidak bisa dijelaskannya.

YOU ARE READING
DESTINY
Fanfictionkebetulan adalah cara tuhan membahasakan takdir. dan kebetulan itu membawa mereka bertemu untuk sebuah alasan