Kenyataan

773 98 5
                                    

Part 11

Di Rumah Rizky
Pukul 19.00

Rizky sudah memasukan mobilnya kedalam garasi, dia yang biasanya pulang bareng dengan Yuki sekarang tak begitu lagi, pertama karena alasan dia ingin menjaga perasaan Dinda, dan kedua karena memang tadi selesai shooting gadis itu buru-buru pergi tanpa berpamitan padanya. Oke mungkin gadis itu punya urusan penting.

Pandangannya teralih ke sosok yang sedang berdiri didepan pintu rumah, menatap mobilnya hangat, orang yang sangat dirindukannya dari tadi pagi, istri pura-puranya. Tanpa basa-basi lagi dia langsung turun dari mobilnya, berjalan cepat untuk mencapai Dinda. Tunggu sebentar, ada yang aneh.

"Mata kamu bengkak, Kamu nangis?" Selidik Rizky.

Wanita didepannya itu mengedip-ngedipkan matanya beberapa kali sambil menengadah seolah sesuatu masuk ke dalam matanya. "Engga aku cuman kelilipan." Jawabnya.

"Jangan bohong."

"Beneran kok. Kamu kali yang suka bohong."

JLEB. Perkataan itu tepat mengenai hati Rizky, karena memang benar, dia banyak melakukan kebohongan untuk mempertahankan Dinda disisinya, kata-kata itu juga tampak memang dimaksudkan Dinda untuknya.

"Jangan gitu kali ngeliatinnya biasa aja, aku kan cuman bercanda." Dinda menepuk bahu Rizky pelan, setelah itu wajah Rizky yang tegang melunak, tangan Dindapun asik menggelendot di lengan Rizky. "Yang besok jangan kerja yah, aku pengen ngabisin waktu sama kamu, please." Pintanya lagi dengan mata kucing yang manja. Siapa yang mampu menolak permintaan semanis itu, jawabannya tidak ada, apalagi seorang Rizky yang sudah bertekuk lutut mencintai Dinda.

"Oke, emang mau kemana?"

"Kemana aja, kakak sama papah datengnya jam berapa?" Tanya Dinda membuat Rizky mengingat janji yang dia buat dengan Marcell.

"Aku ga tau."

"Sms gih, suruh kesininya malem aja. Pagi sampei sore aku cuman pengen sama kamu."

Rizky tak tahan dengan perkataan Dinda yang manis itu, yang berhasil membuat hatinya melonjak kegirangan dan memompa jantungnya untuk berdetak lebih cepat. Dia mengelus rambut Dinda hangat, dan membawanya lebih dekat dipelukannya.

"Permintaan kamu adalah perintah buat aku tuan puteri. I'll do everything to make you happy. It's my pleasure princess."

"Gombal..."

"Dari pada gembel, kan gak cocok sama muka aku yang ganteng."

"Bibir laki-laki yah emang manis dan pinter ngeles."

"Demi apa bibir aku manis, cobain lagi dong, yuk, diterusin dikamer."

"Ih apaan sih." Dinda menginjak kaki Rizky, dan melepaskan pelukannya, menatap Rizky geli lalu pergi masuk kedalam rumah mendahului Rizky, sang pelaku hanya terkikik gemas dengan perilaku istri pura-puranya yang sering sekali malu-malu seperti itu.

***

Pukul 09.00

Dinda dan Rizky sudah berada diperjalanan menuju alamat yang ditunjukan Dinda di list tempat yang ingin dikunjunginya bersama Rizky, tempat pertama ada sebuah butik penyewaan gaun pernikahan. Begitu menyadari kalau mereka ke sebuah butik gaun pernikahan Rizky langsung menatap Dinda heran.

"Ngapain kesini ?"

"Aku ga inget kan moment kita nikah, moment aku pakai gaun dan kamu pakai jas. Aku pengen ngulang moment itu."

DESTINYWhere stories live. Discover now