Bagian 6

1.7K 261 13
                                    



Keadaan Zella sudah membaik, pipinya yang dilapisi perban, kini sudah tidak lagi. Zella datang lebih cepat pagi ini, karena hari ini jadwalnya Zella piket. Keadaan kelas hari ini cukup ramai. Karena mereka ingin menyalin PR biologi. Dilihatnya Chaca yang sedang menulis sesuatu. Bukan menulis di buku tulis melainkan di kertas selembar. Ia sangat serius menulis kata demi kata. Sampai tak sadar, orang yang duduk di depannya sedang memperhatikan gerak-gerik Chaca.

"Woy!" Zella memukul meja Chaca hingga orang-orang yang sedang menyalin PR menoleh ke arah sumber suara dengan tatapan berisik-banget-lo! Chaca pun juga kaget, ia langsung menutup kertas itu dengan tangannya dan menatap Zella salting. Takut ketahuan.

"Anjir lo Zel" Chaca tertawa renyah, "lo liat tuh" Chaca mengedarkan pandangannya ke sekeliling kelas dengan mengangkat dagunya, "mereka yang lagi pada nyalin PR jadi pada kaget gara-gara lo"

Zella melihat ke sekeliling kelasnya. Benar saja. Semuanya sedang memperhatikan Zella dengan tatapan benci.

"Woy jangan berisik dong"

"Iya, jangan berisik. Ini tuh dikelas, bukan di hutan. Jadi jangan teriak-teriak"

Zella tidak memperdulikan tanggapan dari teman-temannya itu, lalu berbalik memandang Chaca lagi yang duduk dibelakangnya, "lo nulis apa sih serius amat" Zella setengah berbisik, sengaja. Supaya gak ganggu teman-temannya yang sedang menyalin PR. Zella memicingkan matanya ke arah kertas yang ditutup oleh tangan Chaca. Tapi Chaca justru menutupnya dengan dua tangan.

Kevin yang baru muncul dari pintu kelas, langsung diserbu pertanyaan dari Adit. "Vin, lo udah ngerjain PR blom?" Tanya Adit, cowok yang paling bandel di kelas, di setiap pelajaran selalu tidur. Tapi sangat tulen jika masalah perempuan.

"Udah. Mau liat?" Tanpa di jawab oleh Adit pun Kevin sudah tau pasti Adit ingin menyalin PR nya. Selain Kevin termasuk salah satu murid yang pintar, tulisannya juga enak dibaca. Lain dengan Adit yang tulisannya kayak ceker ayam. Tulisannya sama seperti anak SD. Kevin membuka tasnya lalu melempar buku biologi ke arah Adit, Adit duduk di deretan ke tiga, barisan paling pojok, dekat dengan jendela. Tapi lemparannya itu tidak tepat sasaran. Alhasil, buku itu mengenai kepala Anis, salah satu siswi di kelas itu yang garang nya minta ampun.

"Aduh. Siapa sih yang lempar?" Anis mengusap-usap kepalanya yang terkena lemparan buku. Ia mengambil buku itu lalu dibacanya nama pemilik buku tersebut 'Kevin Randhika' Ia melihat kesekeliling mencari pemilik buku tersebut, dan di dapatinya Kevin sedang menatapnya dengan pandangan kaget. Ia takut kalau Anis akan marah. Karena jika Anis sudah marah, telinga orang-orang yang ada di sekitarnya akan pecah mendengarkan ocehan nya itu.

"Sori sori, gue gak sengaja" Kevin nyengir lebar.

"Ohh gapapa kok."

"Dih, giliran Kevin yang lempar aja, gak di marahin. Giliran gue? Boro-boro," cetus Adit dan dihadiahi pelototan tajam dari Anis.

Anis termasuk salah satu murid yang suka dengan Kevin. Jadi, apapun yang dilakukan Kevin, sesalah apapun Kevin, pasti selalu benar dimatanya. Lalu Anis melempar buku Kevin ke mejanya Adit.

Kevin berjalan ke arah tempat duduknya. "Zel, lu udah ngerjain PR biologi?"

"Udah"

"Oh. Lo Cha?"

"Udah juga"

"Lo lagi nulis apaan Cha? Kok dari tadi nulisnya serius amat?" Kevin sedikit melirik ke arah kertas yang ditutup oleh kedua tangan Chaca.

"E-engga," jeda Chaca "cuman nyoret-nyoret doang kok."

"Oh," Kevin meletakkan tas punggungya di atas meja, lalu duduk ditempatnya, disamping Zella. Kevin merogoh tasnya untuk mencari kertas selembaran yang ia temui dibawah meja Chaca kemarin "nih, kemaren gue nemuin kertas selembar di bawah meja lo, gua kira itu sampah--"

AlmondTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang