Bagian 5

1.7K 274 25
                                    

Dua hari setelah peristiwa ulang tahunnya Kevin berlangsung. Berita tentang Kevin memeluk Zella sudah tersebar ke seluruh sekolah, termasuk Mariska. Mariska sangat tidak terima dengan pernyataan itu, tapi itu semua sudah terjadi. Dan tidak akan bisa di ubah lagi.

Kevin adalah idola di SMA Pelita Abadi yang sekaligus kapten basket. Jadi jangan heran jika dalam dua hari saja, berita itu sudah menyebar ke penjuru sekolah. Kevin sangat terkenal akan kehebatannya dalam bermain basket dan juga ketampanan nya. Tapi sayang, sifatnya sangat dingin kepada orang yang tidak ia kenal.

Sewaktu jam istirahat, Mariska melancarkan aksinya. Keberuntungan sedang ada di pihaknya sekarang, karena Zella sedang tidak bersama Kevin.

Mariska menyuruh anak buahnya itu untuk mencari Zella. Zella sempat takut ketika pandangan mereka bertemu. Ia pun melanjutkan jalannya seperti layaknya orang biasa, tidak tergesa-gesa. Namun, ketika Zella melewati koridor kelas 11 IPA 1, ia di jegat oleh anak buah Mariska, anak buah Mariska yang bernama Fany masih mengejar Zella dari belakang, anak buah Mariska yang satunya lagi bernama Dessy mencegatnya dari depan. Zella pun tertangkap, dan Zella pun di bawa ke dalam gudang. Zella dengan pasrah duduk di sebuah kursi yang sudah di siapkan, kedua tangannya di ikat ke belakang dan kakinya juga diikat.

Gudang itu tempat yang sangat terpencil, jarang sekali murid-murid melewati gudang itu, karena mereka pernah mendengar suara-suara aneh. Tapi bagi Mariska, jika ia belum mendengarnya sendiri, ia tidak akan percaya dengan semua itu.

Mariska segera menjalankan rencananya. Mariska dan geng nya mengelilingi Zella dengan senyuman miring dan tatapan mematikan.

"Mau ngapain lo!" Bentak Zella memecah keheningan diantara mereka. Mariska berhenti tepat di depan Zella.

"Mau gue?" Mariska senyum mengejek, "Mau gue, lo gak ada di dunia ini. Karena lo udah ngambil Kevin dari gue" Mariska menyondongkan wajahnya ke Zella.

"Gue gak pernah ngambil Kevin dari lo. Lagian yang suka sama Kevin kan banyak, bukan lo doang. Tapi mereka gak sampe berbuat kayak lo, mereka suka ya hanya sekedar suka, gak kayak lo" Zella menarik napas, ia melihat ke sekeliling, Mariska dan anak buahnya masih menatap Zella sambil berkacak pinggang. "Kampungan"

Mariska emosi. Ia pun segera mengeluarkan silet dari dalam sakunya dan silet tajam itu kini berada di tangan kanannya, ia akan menggores silet itu di tangan Zella.

Satu goresan panjang telah dibuat oleh Mariska kepada Zella. Tapi ekspresi Zella masih saja tetap datar. Ekspresi datar Zella membuat Mariska semakin gemas. Ia pun mulai menggores silet itu lagi, tapi bukan di tangannya, melainkan di wajahnya. Pipi Zella sekarang sudah berlumuran darah, karena goresan yang dibuat Mariska cukup besar.

"Hahaha, muka lo jelek banget tau gak! Kayak setan! Semoga Kevin udah gak suka lagi deh sama lo"

Mariska sudah selesai menjalankan tugasnya di dalam gudang itu, "Eh, denger ya! Lo jangan pernah sekali-sekali ngedeketin Kevin. Kalo lo deketin Kevin, lo bakal tau akibatnya"

"Gue gak tau akibatnya tuh? Emang apaan? Kasih tau dong" kalimat Zella yang kedengarannya sangat mengejek, ia tidak peduli dengan pipinya yang sudah di lumuri darah.

Mariska yang emosi nya sudah naik di ubun-ubun, langsung menjambak rambut lurus Zella yang tergerai ke belakang.

"Bangsat lo!" Bentak Zella kepada Mariska dan geng nya.

AlmondTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang