Bagian 7

1.5K 238 14
                                    



Dia lagi.

Dia si harimau dingin itu lagi.

Kenapa gue gak nyadar kalo dia yang dari tadi duduk disamping gue?

"Lo anak SMA Pelita Abadi kan? Tuh dikit lagi mau nyampe," Revan menunjuk keluar jendela dengan dagunya. Revan tau Zella bersekolah di SMA Pelita Abadi karena nama sekolahnya terpampang jelas di lengan baju Zella. Zella berbalik ke arah jendela sekilas, benar saja, ternyata gedung sekolahnya sudah kelihatan dari posisinya sekarang.

Zella mengerutkan dahi nya. Ia bukannya turun malah semakin menatap Revan dengan tatapan bertanya-tanya. Jujur, Zella sangat bingung hari ini. Revan melambai-lambaikan tangannya di hadapan Zella, "Woy, biasa aja kali ngeliatin gue nya."

Zella yang tersadar langsung kaget seketika. Ini orang aneh banget sih. Bodo ah, dari pada gua ladenin terus, yang ada malah gua kena sial lagi.

Zella langsung berdiri, "permisi," seketika itu juga bus di rem, membuat Zella menindihkan Revan.

Kan sial lagi.

"Sori" kata Zella, lalu ia keluar bus cepat-cepat.

Tanpa Zella ketahui, Revan sedang tersenyum miring melihat keanehan tingkah lakunya. Kayaknya gua pernah ketemu sama tuh cewek, tapi dimana yah? Batin Revan seraya bertanya-tanya.

•|~|•|~|•

Bel berbunyi nyaring ketika Zella melangkahkan kakinya ke dalam kelas. Suasana di dalam kelas sangat ramai seperti pasar. Matanya berhenti melihat-lihat ketika ia melihat Kevin sedang berbicara dengan Chaca sambil sesekali tertawa kecil. Ada rasa sakit yang menusuk hatinya ketika melihat pemandangan itu.

Apakah ia cemburu?

Tidak.

Ia tidak cemburu. Tapi ia hanya tidak mau sahabatnya diambil oleh orang lagi. LAGI. Mengingat dulu Zella mempunyai sahabat sejak SMP kelas VII. Ia dulu mempunyai sahabat yang bernama Rani. Dulu mereka selalu bermain bersama, kerja kelompok bersama, ke kantin bersama, dan selalu bersama-sama jika ingin kemana-mana. Tapi semua itu berubah. Ia dipilih untuk menjadi anggota OSIS di sekolahnya. Anak-anak OSIS di sekolah itu hanyalah anak-anak yang hanya mencari ketenaran. Mereka tidak pernah melaksanakan tugasnya dengan baik. Mereka sombong. Mereka tukang bully. Mereka selalu membedakan mana yang kaya dan mana yang miskin. Mereka selalu mengejek orang dari fisiknya.

Zella akui, mereka semua memang cantik dan memiliki body yang perfect. Tapi itu semua ke tutup karena sifatnya yang selalu semena-mena. Orang-orang yang melihatnya merasa tidak suka dengan para anggota OSIS. Walaupun di OSIS masih ada yang bersifat layaknya seperti orang biasa dan tidak semena-mena, tapi yang namanya Organisasi, pasti kalau satu salah maka semuanya kena imbasnya. Angkatan OSIS waktu itu di cap jelek.

Zella sangat membenci OSIS waktu itu. Tapi sayang, sahabatnya sendiri sekarang adalah bagian dari OSIS. Ia merutuki dirinya sendiri. Ia tidak bisa melarang Rani untuk tidak menjadi bagian dari OSIS. Karena ia memang tidak punya hak atas itu. Zella sangat benci masa-masa itu. Ia takut sahabatnya akan terbawa oleh arus-arus yang tidak baik.

Lama-kelamaan semua yang ada dipikirannya pun terjadi. Kini sahabatnya sudah menjadi bagian dari OSIS yang hanya mencari ketenaran saja. Jangan salahkan OSIS nya. Salahkan orang yang menjalankannya. Salahkan Rani nya bukan OSIS nya. Rani telah menjadi bagian dari anggota OSIS yang hidupnya penuh dengan kemewahan. Awalnya ia hanyalah anak-anak biasa yang tidak terlalu wah. Tapi, karena sering bergaul dengan orang-orang yang hidupnya glamour, ia pun jadi ikut-ikutan glamour. Dan sejak itu juga Rani tidak pernah mau lagi bermain bahkan bersahabat dengan Zella.

AlmondTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang