Bagian 10

1.6K 183 19
                                    


"Hati-hati dijalan," Zella melambaikan tangannya pada Kevin yang baru saja melajukan motornya. Pulang sekolah tadi, Zella pulang bareng dengan Kevin. Seperti biasa, Zella malas kalau harus pulang sendirian.

Kevin baru saja memakirkan motornya di halaman rumahnya yang luas. Ternyata sedang kedatangan tamu di rumahnya Kevin, karena ada 1 mobil asing terparkir dihalamannya. Kedatangan tamu di rumah Kevin memang sangat sering. Entah itu klien papanya, partner papanya, teman-teman arisan mamanya atau apalah, itu memang sudah biasa.

Tapi tamu kali ini memang tidak biasa.

Kevin membuka pintu rumahnya yang tidak dikunci itu. Dan dilihatnya dua orang yang tidak asing lagi sedang duduk si sofa putih ruang tamunya.

Salah satu dari dua orang tersebut menghampiri Kevin sambil berlari kecil. Cewek tersebut berhenti tepat di depan Kevin. "Hai." Sapa cewek itu yang seumuran dengannya. Cewek tersebut langsung memeluk Kevin. Tapi Kevin tidak membalas pelukannya. Ia masih diam di tempatnya. Tidak bergerak sedikitpun. Anggota tubuhnya seperti sudah tidak berfungsi lagi. Entah harus senang atau sedih karena teman waktu kecil nya datang kembali setelah 4 tahun silam. Bisa dirasakan aroma maskulin dari tubuh Kevin yang membuat cewek tersebut merasa nyaman berada di dekatnya.

Cewek berambut pirang tersebut melepaskan pelukannya. Cewek tersebut menggenggam kedua pergelangan tangan Kevin. "Lo apa kabar? Kok tambah ganteng aja sih udah gak pake kacamata lagi." Cewek yang tingginya hanya sebahu nya Kevin tersebut tersenyum girang. Baginya, cowok di depannya ini adalah pahlawannya dulu.

"B-Bella?" tanya Kevin masih tidak menyadari cewek didepan nya. Cewek bernama Bella itu mengangguk sambil tersenyum.

"Iya. Ini gue Bella, temen waktu kecil lo dulu. Masa lo lupa sih?" Bella tersenyum tapi raut mukanya  berubah menjadi bingung dan kedua alisnya menyatu.

Kevin melepaskan genggamannya lalu mengusap mukanya dan memalingkan mukanya ke arah lain. "Ya engga lah, masa lupa sih."

"Gua ganti baju dulu. Nanti ketemu lagi. Oke?" Tanya Kevin sambil menatap Bella. Yang ditanya hanya mengangguk pasrah. Sejujurnya, Bella masih ingin melihat Kevin lama-lama. Karena wajah Kevin yang memang tidak membosankan untuk dilihat.

Kevin mulai melangkahkan kakinya menuju kamarnya di lantai dua. Saat Kevin melewati ruang tamu nya, ia sempat bersitatap mata dengan bola mata milik Hendra, Papanya Bella. Tapi Kevin hanya senyum lalu melangkahkan kakinya lagi menuju kamarnya.

Lo datang di saat yang tidak tepat. Lo datang di saat gua udah gak ada perasaan sama sekali sama lo. Lo salah waktu buat nemuin gue di saat yang kayak gini. Karena rasa sayang gue sekarang bukan buat lo lagi. Rasa ini cuman buat seseorang. Seseorang yang selalu menghargai usaha gue. Seseorang yang selalu menghargai pengorbanan gue. Gak kayak lo. Ucap Kevin dalam hati saat menaiki tangga. Dan kalo lo berharap gue bakal jadi super hero lo kayak dulu lagi, itu gak akan pernah mungkin. Tapi gue bakal selalu ada kalo lo butuh gue, tapi gak setiap saat. Hanya di saat-saat tertentu doang. Gak kayak dulu yang setiap saat gue selalu ada sama lo. Di saat lo lagi kesusahan dan gue selalu ada disitu buat nolongin lo. Itu gak bakalan terjadi lagi sekarang. Rutuknya lagi.

Kevin memasuki kamarnya. Ada rasa sesak dihatinya ketika melihat foto masa kecil nya dulu sedang merangkul Bella sambil memegang mobil-mobil an yang bertengger di meja belajarnya. Kevin memang masih menyimpan foto itu, dan ia sengaja menaruhnya di atas meja belajarnya. Kalau misalnya ia rindu dengan orang itu, ia bisa melihat foto tersebut untuk menghilangkan rasa rindu nya.

Tapi setelah ia pikir-pikir lagi, foto tersebut sudah tidak layak berada di atas meja belajarnya lagi. Ia pun mengambil foto tersebut, lalu ia taruh di laci meja belajarnya. Entah mengapa kehadiran Bella di kehidupannya lagi sudah tidak dibutuhkan. Karena kehadirannya hanya akan membuatnya tidak nyaman dan risih.

AlmondTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang