Bagian 8

1.4K 222 6
                                    



"MARISKA?!" Teriak Zella yang membuat ruangan kedap suara itu jadi berisik. "JADI LO YANG ADA DI BALIK TOPENG INI HEH?!" Bentaknya lagi masih dengan suara keras. Mariska dan ketiga dayang-dayang nya itu menutup telinga.

"Adohhh, berisik banget sih nih cewek," ucap salah satu dayang-dayang Mariska yang bernama Fany.

"Guys, enaknya nih cewek kita apain yah?" Mariska bertanya kepada dayang-dayangnya itu.

"Bunuh aja langsung," ujar Dewi-- salah satu dayang-dayang Mariska.

Anjir nih orang ngomong seenak jidat, Batin Zella.

"Hmm gimana yah?" Mariska memijit pelipis nya sambil berjalan kesana kemari.

"Jangan dibunuh deh, kasian. Mending di siksa aja dulu supaya dia bisa ngerasain sakit yang sakit banget" ucap Dessy dengan gampangnya. "Gimana Mar?"

"Boleh juga."

•|~|•|~|•

21.05. Angka itulah yang bisa mendeskripsikan waktu hari ini.

Zella masih berada di ruangan yang pengap itu. Tidak ada satupun yang datang menolongnya. Mariska and the geng sudah pergi sejak beberapa jam yang lalu setelah menyiksa Zella habis-habisan. Yang Zella dengar, katanya sih mereka mau shopping, mau nongkrong-nongkrong cantik gitulah, trus menggoda cogan-cogan yang lewat. Ewh!

Wajah Zella pucat, karena ia dari pagi belum makan. Ruangan itu dijaga ketat dengan dua orang preman yang sama waktu menggoda Zella.

Bodohnya, mereka semua tidak sadar bahwa ada seseorang yang dari tadi mengikutinya dan mengintip dari jendela tersembunyi, mungkin preman dan Mariska tidak tahu keberadaan jendela itu. Tapi orang tersebut tau, karena ia pernah bermain-main disini dulu dengan teman SD-nya. Orang itu mengikutinya dari tadi pagi subuh sebelum lari pagi. Tapi orang itu tak berkutik sama sekali. Mungkin ia sedang menunggu waktu yang tepat. Tapi ini lah waktu yang tepat. Di saat kedua preman itu sedang tertidur pulas, orang itu melancarkan aksinya. Orang itu mengambil sebuah balok kayu yang jaraknya tidak jauh dari tempatnya berdiri sekarang.

Orang itu mulai mendekat..... mendekat...... dan

BUKKKKK

BUKKKKK

Masing-masing dari preman tersebut mendapatkan 1 pukulan di kepala menggunakan balok kayu dari cowok tersebut. Preman-preman tersebut langsung jatuh terkapar di tanah.

Kevin menerobos pintu yang tidak dikunci itu. Lalu ia melihat ke sekeliling sekilas untuk mencari keberadaan Zella. Pandangan Kevin berhenti tepat di sudut ruangan, di situ terdapat figur seseorang yang sedang duduk sambil menunduk dengan kedua kaki dan tangannya yang terikat di kursi.

Zella tidak menyadari keberadaan Kevin di dekatnya. Ia masih terisak. Kevin melangkahkan kakinya hingga hanya berjarak beberapa centi meter. Tapi Zella masih juga tidak menyadarinya. Kevin menepuk pundak Zella dengan sangat pelan. "Zella" lirihnya.

Zella mendongakkan wajahnya. Ia sedikit terkejut dengan keberadaan Kevin yang berada di dekatnya. Ia takut kalau preman-preman tersebut datang dan menghantam Kevin. Ia sangat yakin bahwa Kevin akan mencarinya jika dalam 12 jam tidak ada kabar. Tapi apakah secepat ini ia menemukan Zella?

Kevin menatap Zella dengan tatapan kasihan. Wajah Zella sangat pucat pasi. Pipinya merah. Bukan. Bukan karena ia malu atau apa. Tapi pipi merah itu bekas tamparan dari Mariska. Dan di sudut bibirnya terdapat darah yang mulai mengering.

AlmondTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang