Bagian 16

1.3K 117 1
                                    


"Welcome Bukittinggi," Bella membuka kaca mobil lalu mengabadikan setiap gambar dengan kamera SLR miliknya. Butuh waktu 3 hari untuk mereka sampai di Bukittinggi. Dan betapa senangnya mereka ketika sudah sampai disana. Perjalanan selama 3 hari mereka terbayarkan dengan pemandangan indah yang berada di kota tersebut.

Bukittinggi memang lah kota yang sangat indah. Oleh karena itu, kota Bukittinggi disebut juga Kota Persaudaraan atau biasa disebut dengan Sister City. Keindahan Bukittinggi ditambah dengan dua gunung berapi yang mengelilinginya, yaitu Gunung Singgalang dan Gunung Marapi.

Selain itu, di kota ini juga banyak tempat pariwisatanya, salah satunya adalah Janjang Koto Gandang. Janjang Koto Gandang adalah tembok besar China ala Indonesia yang memiliki panjang 1 kilometer. Janjang Koto Gandang ini menghubungkan dua tempat Kabupaten Agam dan Kota Bukittinggi. Dari Bukittinggi, wisatawan bisa masuk lewat pintu yang letaknya tak jauh dari Lobang Jepang.

"Vin, nanti kita ke Janjang Koto Gandang yuk? Tempatnya bagus baget," bujuk Zella kepada Kevin.

"Boleh, kasih tau jalannya aja."

"Besok pagi, kita lari ke Lapangan Wirabraja juga yuk? Disitu tempatnya bagus, rame juga. Mau gak?" Zella bertanya kepada Bella dan Kevin.

"Naik apa?" Bukannya menjawab pertanyaan Zella, Bella malah balik nanya.

"Ya lari lah."

"Maksud gue, kita naik apaan ke Lapangan Wirabraja-nya, emang dari hotel deket?"

"Oh iya," Zella seperti mengingat sesuatu, "kita aja belum pesen hotel-nya."

"Hotel mah gampang," kali ini Kevin yang berbicara.

"Oke."

Bella masih sibuk memotret-motret pemandangan sekitar. Di sisi lain, Zella juga tidak mau kalah, ia juga mengabadikan setiap pemandangan dengan kamera SLR miliknya sendiri. Baginya, ini adalah pengalaman pertamanya liburan ke Bukittinggi. Dan ini juga pengalaman pertamanya liburan bersama sahabatnya, karena sebelumnya ia selalu liburan dengan kedua orangtua nya.

"Zel, nanti bluetooth ya?" tanya Kevin. Maksudnya, ia ingin bluetooth-an dengan Zella pemandangan yang ia potret.

"Iya."

"Sama gue engga, Vin?" Bella menunggu objek yang akan ia potret, karena sekarang mereka sedang melewati pemukiman penduduk.

"Udah cukup," tolak halus Kevin.

"Tapi kan pasti hasil jepretan gue lebih bagus dari pada punya si Zella."

Daripada mereka perang dingin lagi, lebih baik Kevin mengalah dan berkata," Ya. Sama lo juga," ucapnya pada akhirnya.

"Nah gitu dong," Bella menyengir.

"Oh ya, Vin, nanti nyari hotelnya di deket Lapangan Wirabraja aja ya? Biar lebih deket kalo misalnya mau kesana. Boleh kan?" Zella menoleh ke arah Kevin.

"Iya boleh."

Hari sudah mulai malam, mereka segera mencari hotel yang berada di dekat area Lapangan Wirabraja. Setelah mereka menemukan hotelnya, mereka memesan dua kamar, satu untuk Zella dan Bella, dan yang satu lagi untuk Kevin. Kamar mereka bersebelahan.

Mereka merapikan barang-barang mereka di kamar masing-masing. Setelah itu mereka semua tidur. Terkecuali untuk Zella, ia masih belum mengantuk. Belum lagi pikiran tentang ia yang harus bisa menerima kenyataan, bahwa Bella lah yang lebih pantas mendapatkan Kevin daripada dirinya.

Zella memandang keluar jendela kamarnya, suasana malam di Bukittinggi sangat indah. Belum lagi kotanya yang tenang membuat kota ini jadi terasa nyaman.

AlmondTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang