Chapter 5

803 38 7
                                    

Inilah awal masa remaja ku yang baru. Masalah yang dulu terjadi tak ingin kuingat dan kukenang lagi. Cukup menjadi pelajaran yang sangat berharga bagiku.

Hari ini pertama kalinya aku kembali masuk sekolah setelah libur kenaikan kelas. Sekarang aku berada di kelas 8. Kelas 8, kata orang itu masa yang paling menyenangkan. Di titik inilah kita bisa merasakan apa itu masa remaja di smp.

Seperti biasa yang dilakukan pada hari pertama masuk sekolah yaitu upacara pagi hari dan sederetan amanat yang sangat amat panjang dari bapak kepala sekolah. Peraturan di sekolahku ini mewajibkan setiap kenaikan kelas seluruh kelas akan di acak. Tentunya aku berharap bahwa aku akan mendapatkan kelas dengan teman-teman yang lebih menyenangkan dan lebih peduli padaku.

Setelah upacara panjang tersebut, semua anak langsung berlari dan berdesakan melihat pengumuman di mading sekolah. Kelas berapa aku? Bagaimana anak kelasku? Apakah mereka akan menerimaku?. Hatiku cukup gelisah. Dulu, aku bisa dikatakan bukan anak yang supel. Kebanyakan mereka mengenalku karena cerita yang beredar dan aku tak mengenal mereka. Hidup terkadang memang benar-benar lucu.

"Yaaaap.." akhirnyaa setelah sekian lama aku menunggu dan mencoba untuk menyusup diantar kerumunan orang, aku berhasil masuk kesana.

Kulihat namaku berada di kelas 8f dengan isinya adalah anak-anak yang cukup terkenal. Entah itu terkenal akan kecantikannya atau ketampanannya ataupun kepintarannya.

Dia. Oh dia berada di kelas 8d. Tak terlalu jauh antara kelasku dan kelasnya. Hanya dipisahkan oleh satu ruang kelas. Berarti aku masih bisa dengan leluasa memperhatikan dia. Yeaayyy!!!

Kumasuki kelas baruku dengan penuh semangat. Hanya beberapa orang yang ku kenal dari mereka. Itupun karena ia temanku sewaktu sd.

Hari pertama ini kami belum bertegur sapa sama sekali, bahkan kami masih bermain dengan teman-teman dulu sewaktu kelas 7. Ya itu sepertinya memang sudah menjadi hukum alam. Masih belum beradaptasi dengan lingkungan baru.

Tak lama wali kelasku masuk. Wali kelasku bernama Bu Ati. Kami biasa memanggilnya dengan Mami Ati. Mami memberikan beberapa pengarahan tentang peraturan kelas, dan pemilihan perangkat kelas, serta membagikan jadwal pelajaran.

**beberapa hari kemudian**

Sudah beberapa hari sejak aku berada di kelas ini. Anaknya baik-baik, ramah, dan bersahabatnya. Awalnya memang mereka kelihatan sedikit 'takut' untuk berteman denganku. Wajar saja, berita kemarin tentunya akan tersebar sangat cepat seperti sebuah jet.

Aku sudah mulai bisa berbaur dengan mereka. Mereka sungguh menyenangkan. Mungkin aku akan jatuh cinta pada kelas ini. Kuharap begitu.

**beberapa bulan kemudian**

Ini sudah beberapa bulan. Benar apa yang kupikirkan. Anak di kelas ini sungguh mengasyikan. Lihatlah kami, walau sering mengejek satu sama lain tapi tak ada yang tersinggung sedikit pun. Aku mulai mendapatkan sahabat baru.

Yang pertama Riri. Riri ini anak paling pendiam di kelas mungkin. Anaknya cerdas. Ramah. Baik hati. Murah senyum. Suka menolong. Bagiku, ia seperti malaikat penolong yang datang ke bumi.

Yang kedua Tata. Tata ini anaknya pendiam. Tapi kalo kalian udah kenal gimana Tata, kata pendiam itu akan kalian buang jauh-jauh. Pecinta berat idol korea. Hidupnya tak bisa jauh dari oppa-oppa nya wkwkw.

Yang ketiga Ana. Ana ini tampang anak dengan muka polos. Tapi tidak sepolos mukanya. Terkadang suka lemot lola gitu. Ngeselin banget deh kalo lemotnya lagi kambuh. Still waiting someone. Secret Admirer.

Dear heart, why him?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang