Chapter 15

451 17 0
                                    

Ujian Nasional semakin mendekat. Aku, Riri, Ana, dan Tata semakin mempersiapkan diri untuk mengikuti Ujian Nasional. Sekarang pikiran Dewi hanya terfokus pada Ujian Nasional. Benar-benar sibuk. Hingga ia tidak bisa memikirkan apapun selain Ujian Nasional.

"Wi, gimana? Udah siap buat Ujian Nasional?" tanya Riri.

"Ya gitulah Ri, siap ga siap aku tetap harus mengikutinya kan. Usaha ku selama ini udah maksimal buat belajar, tinggal lihat aja gimana hasilnya nanti. Usaha ga akan pernah ngekhianatin hasil kan?" jawab Dewi.

******

Tibalah mereka untuk menghadapi Ujian Nasional selama 3 hari. 3 hari ini menuntukan sekolah mana yang akan mereka masuki selanjutnya. Apakah bagus, sedang, atau buruk bergantung pada 3 hari ini. 3 hari yang benar-benar sangat menentukan. Tapi bukan menentukan masa depan yaaa.

3 hari berlalu dengan cepat. Amat cepat malah. Sama seperti perasaan Dewi menyukai Vero. Begitu cepat. Tidak terasa sudah tahun ketiga. Dan mungkin ini merupakan tahun puncak Dewi benar-benar menyukai Vero. Riri dan Anna benar-benar sudah tidak setuju jika Dewi tetap bertahan atas rasa sukanya itu kepada Vero.

"Sadarlah Wi! Ini sudah tahun ketiga kamu menyukainya! Mau sampai kapan kamu seperti ini terus? Berpaku pada seorang laki-laki?!" Riri geram. Amat geram.

"Iyasih udah tiga tahun ya. Ga berasa ya. Dan hebatnya aku bener-bener suka sama satu orang, ga berpaling dari dia. Kok bisa ya? Padahal selama ini dia ga ada nunjukin gerak gerik kalo dia ngebales rasa suka aku." Jawab Dewi dengan tawa hambar.

"Nah itu sadarkan! Udahlah jangan bego deh. Kayak ga ada cowo lain di dunia ini. Kita tuh udah mau SMA. Nanti di SMA kamu bakal nemuin yang lebih wow dari dia." Anna menambahkan. Mukanya merah menahan kesal.

"Iya aku harap juga begitu. Bisa dengan cepat dan mudah melupakannya. Tapi apa aku bisa? Kalian tahu kan aku tipe orang yang gimana. Sekalinya suka sama orang bakal suka banget dan susah buat move on. Lagian juga ga mudah loh move on. Kalian liat sendiri kan kemarin-kemarin aku udah coba buat move on dari dia. Tapi apa? Apa hasilnya? Haha. Gagal. Ga ngerti kenapa bisa begitu."

"Gini. Sekarang ya kamu tuh ga usah fokus ke dia. Kamu fokus buat masuk SMA Biru. Itu sekolah unggulan di Provinsi kita kan. Dan kita bakal bareng-bareng masuk sana kan? Nah jadi daripada kamu mikirin dia yang belum tentu mikirin kamu. Lebih baik kamu mikirin sekolah deh."

"Heumm. Iya Ri iya. Tapi ya btw si Vero bilang dia juga mau masuk SMA Biru tau. Yaampun gimana coba aku bakal bisa move on dari dia kalo dia masuk sekolah yang sama sama aku?" Tanya Dewi bingung.

"Aduhhh. Kamu itu ya kepalanya perlu dipukul dulu apa?! Dibilangan jangan mikirin si Vero ehh dia malah bahas Vero lagi. Ga ada bahasan lain apa?" Jawab Riri sambil menjitak kepala Dewi

"Awh! Sakit tau!" Teriak Dewi

"Makanya kalo orang ngomong di dengerin. Jangan masuk telinga kanan keluar telinga kiri deh. Aku gemes banget sama kamu dari tadi." Jawab Riri

"Hehehe maap yak maap" cengir Dewi.

"Eh Anna, tadi si Ijo ngapain blablabla" Riri memilih untuk melanjutkan obrolannya dengan Anna, daripada nanti Dewi kena jitak lagi kan ya.

"Apa iya aku bisa move on dari Vero? Apa iya bisa semudah itu? Ini sulit. Ya sejujurnya Vero juga ga mungkin ga tau kalo aku suka sama dia, tapi pada kenyataannya dia ga ada merespon apapun. Aku harus gimana?" Risau Dewi dalam hati.















HAHAHA kembali kembali mwah😚 jangan lupa buat comment+vote ya. Jangan jadi silent reader guys😜

Dear heart, why him?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang