Naruto POV
Aku sedang bersembunyi dari cewek2 merepotkan itu. Saat kusadari ternyata ada seseorang yang sedang berdiri dibelakangku.
Ah! Dia kan kouhai yang menabrakku dikantin tadi. Sepertinya dia menganggap keberadaanku disini sebagai angin yang lewat (kok tau pikirannya Hinata?)
"Hey kau yang dikantin itu kan?" Ucapku untuk berbasa basi.
"Bukankah namamu Hinata?" Aku mulai merasa tak dipedulikan. Aku tau aku benci diikuti cewek2 heboh yg sedang mencariku sekarang. Tapi aku juga benci tak dipedulikan.
"Oh itu lokermu. Hey kalau diajak bicara jawab dong!" Aku mulai geram. Sepertinya dia sedang berusaha untuk lolos dariku. Kau tak bisa pergi gadis kecil.
Aku pun mendorongnya hingga punggungnya menyentuh loker. Aku sangat geram sekarang
"Cih kau itu kouhai. Apa kau tidak diajari sikap saat berbicara dengan orang huh?"
"Maaf senpai" jawabnya sambil menundukkan kepalanya. Walau dia menyebalkan, tapi sepertinya dia lumayan manis. Ah! Aku tidak akan terpengaruh hal seperti itu.
"Hmm kau cukup manis untuk kriteria seorang wanita. Kau cukuplah" ucapku sambil tersenyum sinis.
"Aa..a..apa maksudmu se.. senpai?" Tanyanya gugup.
"Maukah kau jadi pacarku?"
Author POV
'Apa maksudnya ini? Apakah Naruto -senpai sedang menyatakan perasaannya?' Batin Hinata.
"Heeh jangan langsung percaya diri kau. Anggap aja ini sebagai permintaan maafmu" ucap Naruto sambil membuang muka.
"Aa..apa maksudmu senpai? Kenapa sbg permintaan maafku? Apa salahku?" Ucap Hinata yang masih menunduk.
"Hey hey kau tidak ingat ya? Bukankah kau menabrakku di kantin siang tadi?"
"Tapi kan aku tidak sengaja.."
"Aku tidak terima penolakan. Mulai besok kau adalah pacar sekaligus pembantu yang harus memenuhi semua kemauanku. Membawakan handuk dan minum setelah latihan, membuatkan dan membawakan makan siang, membawakan bukuku dan masih banyak lagi (itu pacar apa pembantu -_-)!" Ucapnya sambil sedikit meninggikan suaranya.
"Tapi.. kenapa aku senpai?"
"Bukankah tadi sudah kubilang karena kau menabrakku dan membuat Sakura -chan marah padaku. Bukankah kau menyukaiku hmm? Seharusnya kau senang karrna akan lebih dekat denganku" ucap Naruto sambil menyeringai. Hinata bergidik ngeri.
Siapa yang tidak senang jika bisa dekat dengan salah satu senpai terkenal di konoha high school ini. Bahkan mereka sampai menghabiskan tabungan mereka demi membelikan makan siang utk para senpai ini (rela banget :v) .
Tapi, gimana bisa seneng jika dekat karena disuruh suruh mulu. Emang pembantu apa disuruh mulu. Tapi siapa sangka, ternyata Hinata menganggukkan kepala.
"Baik, senpai" ucap Hinata lesu.
"Gadis pintar. Satu lagi" . Hinata mengangkat kepala menatap Naruto. Amethys bertemu shappire. Untuk sejenak Naruto terpaku diam disana. Muka Hinata telah memerah seperti kepiting rebus yang dimakan Hiashi sampai sakit perut dan sampai..(woii thor jangan bawa2 gue!!)
Oke lupakan.
"Gue tau lo udah bersahabat dengan Sakura -chan. Jangan sampai kau beritahu dia tentang kita ataupun orang lain. Mereka cukup tau kalau kita pacaran."
"Tapi bukankah itu akan menurunkan popularitasmu senpai?"
"Aku juga sudah lelah dikejar kejar sama mereka. Itulah sebabnya, aku pura2 pacaran denganmu. Agar aku tidak dikejar mereka lagi. Yosh, sampai bertemu besok, kou-hai" Naruto memberikan penekanan pada kata terakhirnya. Ia pun melangkah meninggalkan Hinata yang masih tidak percaya pada kejadian hari ini.
Keesokan harinya..
Pura2 pacaran. Pembantu. Jangan beritahu siapapun.
Hinata berjalan menuju sekolahnya sambil memikirkan kejadian kemarin. Jarak sekolah Hinata dengan rumahnya tidak begitu jauh jadi ia hanya berjalan kaki. Hinata yang dari tadi melamun mulai melihat sekitarnya. Tak jauh dari tempatnya, terlihat Naruto sedang berdiri sambil bersenandung dibawah pohon pinggir trotoar jalan.
"Hei kouhai!" Naruto berteriak kepada Hinata.
"Se.. senpai! Sedang apa kau disana?" Hinata sedikit terkejut.
"Sedang melihat kucing bertelur(?). Ya sedang menunggumu lah" ucap Naruto dengan wajah datarnya.
"Untuk apa kau menungguku senpai?"
Naruto berjalan mendekati Hinata. Tiba2 ia melempar tas nya me arah Hinata. Refleks Hinata menangkap tas itu.
"Bukankah sudah kubilang kau itu pembantuku. Bawakan tasku" perintah Naruto.
Ternyata ucapan Naruto kemarin tidak main2. Hinata menurut pada Naruto membawakan tas Naruto dan berjalan dibelakang Naruto.
.
."Tunggu!" Naruto menghentikan langkahnya saat ia dan Hinata akan sampai di gerbang sekolah. Hinata bingung.
"Ada apa senpai?"
Naruto pun menyahut tasnya dari tangan Hinata.
"Bukankah aneh jika seorang wanita harus membawakan tas pa-car-nya?"ucap Naruto sambil menekankan kata 'pacarnya'. Hinata merona.
"Hei ingat! Kita hanya pura2. Jangan sampai kau terlalu terbawa suasana."
Naruto pun menarik tangan Hinata dan mulai berjalan menuju sekolah. Hinata hanya bisa diam membeku saat tangannya digenggam oleh Naruto.
Ia tau ini cuma sebuah kebohongan. Seperti anak kecil yang menyembunyikan uang dari teman2 nya. Ya, ini hanyalah sebuah hubungan tanpa perasaan.
###
Haloooo minna -san!!!! Siapa yang udah nunggu chap ini? Hayo siapa hayo siapa?! #ditimpukkepitingrebus
Maaf ya kalo ceritanya gaje plus mainstream. Author akan berusaha membuatnya agak berbeda.
Makasih ya yang udah vomment di chapter2 sebelumnya. Jangan lupa ya vomment lagi (rentenir vomment) Wkwkwk :'v
Author bakal kembali membawa seberkas chapter2 lanjutan di hari berikutnya.
Arigatou gozaimasu
Jaa~
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Mine, Hinata -chan
FanfictionKisah cinta murid KHS antara sang kapten tim basket Naruto dan seorang kouhai manis Hinata yang menjalin hubungan yang berawal tanpa rasa. Bahkan ia tidak ingat bahwa kouhai itu adalah seseorang yang ia nanti selama ini. Seseorang yang penting dalam...