Author POV
Suara mobil berhenti terdengar dari dalam rumah Hinata ketika Hinata menyelesaikan sarapannya. Ia sedikit melihat ke jendela. Ternyata benar. Sebuah mobil terparkir didepan rumah Hinata. Tapi Hinata tak tahu mobil siapa itu.
"Onee -chan, mobil siapa itu?" Suara Hanabi terdengar dibelakang Hinata.
"Entahlah Hanabi. Aku juga tidak tahu."
Lalu terlihat seseorang keluar. Terlihat rambut kuning duriannya mengingatkan dia akan seseorang.
"Paman Minato!"
Orang yang bernama Minato itupun juga menyadari kehadiran Hinata dibalik jendela. Lalu ia pun melambaikan tangannya tanda ia melihat Hinata.
"Siapa paman Minato itu?" Tanya Hanabi.
"Dia suami bibi Kushina, Hanabi. Aku akan menemuinya. Kau juga ikut Hanabi." Lalu Hanabi mengikuti langkah Hinata keluar rumah.
"Ohayou, Hinata -chan. Lama tak jumpa. Halo juga buat Hanabi-chan. Kau sudah besar ya sekarang." Ucap Minato dengan cengiran khasnya. Hanabi hanya tersenyum.
"Ohayou paman Minato. Ada apa paman datang kemari pagi-pagi sekali? Kalau mencari tou -san beliau tidak sedang di rumah." Tanya Hinata ramah.
"Aku tidak sedang mencari Hiashi. Aku datang untuk mengantarmu dan Hanabi -chan sekolah."
"Ta- tapi kenapa paman?"
"Salahkah aku mengantar anak dari sahabatku dan juga teman spesial dari- ?"
"Otou -san ayo berangkat! Kita hampir telat!" Suara Naruto yang keluar memotong ucapan dari sang ayah yang ingin menggoda Hinata dan juga anaknya. Tak lupa Hinata yang kaget karena kemunculan Naruto yang tiba-tiba dari mobil. Harusnya Hinata menyangka kalau ia akan ikut.
"Ayo Hinata, Hanabi. Anaknya sudah ngamuk hahaha." Lalu Minato masuk ke mobilm
"Hanabi, kau masuk duluan. Aku akan mengambil tas ku dan tas mu" pinta Hinata. Dengan ragu-ragu Hanabi masuk ke mobil itu.
Setelah mengambil tas, Hinata masuk ke mobil dan berangkat.
.
."Terimakasih paman Minato" ucap Hinata setelah turun dari mobil bersama Naruto.
"Sama-sama. Belajar dengan baik disekolah Hinata-chan. Dan kau anakku, kau harus belajar dengan benar juga dan juga kau.."
"Sudah pergilah sana tou -san. Aku ingin masuk kelas." Potong Naruto karena tak tahan mendengar omelan ayahnya. (Dasar anak durhaka :v )
"Hahaha baiklah. Kalau begitu, aku pergi dulu. Sampai jumpa Naruto, Hinata '-chan' " ucap Minato sambil menekankan kata 'chan' lalu pergi melesat. Dan Naruto memasuki kelas sambil mengumpati ayahnya itu.
Hinata masih berjalan disamping Naruto saat akan memasuki kelasnya. Ia gugup. Sejak dimobil mereka hanya diam saja tanpa berucap satu katapun. Naruto juga kelihatan kesal karena ayahnya yang memintanya untuk duduk dibelakang bersama Hinata, sementara Hanabi duduk didepan. 'Untuk mengenang masa lalu.' Bisikan ayahnya tadi masih terngiang di kepalanya.
'Apa-apaan ucapan tou -san tadi! ' umpatnya dalam hati.
"Ano- Naruto -senpai, aku akan kekelasku." Ucap Hinata memecah keheningan.
"Hmm iya." Jawab Naruto ketus.
Hinata hanya bisa menghela nafas berat saat mendengar jawabannya tadi. Hinata tak tau kalau ada 2 pasang mata yang mengawasinya sedari tadi.
Lalu Hinata dikejutkan oleh 2 pasang mata itu. Sakura dan Ino. Mereka melihat Hinata dan Naruto turun dari mobil yang sama, langsung menyeret Hinata dan terlihat siap untuk mengintrogasi Hinata.
"Nanti akan ku jelaskan semuanya pada kalian istirahat nanti." Jawab Hinata dengan lembut. Lalu Hinata pergi meninggalkan mereka.
'Mungkin ini saatnya aku menjelaskan pada mereka tentang hubunganku dengan Naruto -senpai yang sebenarnya' batinnya.
Sakura dan Ino masih bingung dengan sikap Hinata yang beda.
.
.
.Waktu Istirahat
"Begitukah Naruto? Kalau benar begitu bukankah kau harusnya bahagia?" Tanya Sai. Sasuke masih dengan wajah datarnya setelah mendengar penjelasan Naruto tentang hubungannya dan Hinata.
"Aku tak tau Sai. Tapi.."
"Apa karena itu waktu sedang mabuk kau memanggilnya 'Hinata -chan'? Bukankah kau bilang embel2 itu hanya kau gunakan untuk keluargamu dan cinta pertamamu saja?"
"Kau masih mengingatnya, Sasuke?"
"Berarti Sakura bukan cinta pertamamu ya? Lalu bagaimana kau bisa memanggilnya Sakura-chan?" Tanya Sai.
"Mungkin aku lupa dengan masa laluku dan mengira bahwa Sakura lah cinta pertamaku."
"Apa kau masih menyukai Hinata?" Tanya Sasuke to the point.
"Mungkin sejak aku tau itu dia, perasaanku kembali lagi. Aku masih menyukainya. Tapi, bagaimana kalau dia menolakku?"
"Huuh masalahmu merepotkan sekali, Dobe. Tapi kau harus ingat, lusa ada pertandingan basket antara Konoha High School dengan Suna High School. Mereka tim yang kuat. Jangan sampai masalahmu membuat dirimu lemah." Ucap Sasuke.
"Aku tau itu."
"Baiklah aku pergi dulu. Sampai jumpa di tempat latihan sore nanti." Lalu Sai pergi meninggalkan Sasuke dan Naruto.
.
.
."Bagaimana bisa, Hinata?" Tanya Ino dan Sakura setelah mendengar penjelasan lebar Hinata
"Ya begitulah. Maaf aku baru memberitaukan kalian."
"Si Dobe itu, berani-beraninya dia mempermainkan Hinata ku." Ucap Sakura dengan sebuah kepalan yang siap digunakan untuk menghajar Naruto.
"Lalu, bagaimana? Bukankah kau sudah ingat kalau kalian pernah saling suka? Kenapa tak kau tanyakan itu padanya?" Tanya Ino lagi.
"Bagaimana bisa aku menanyakannya Ino. Itu terjadi waktu kami masih sangat kecil dan belum paham sekali tentang suka ataupun cinta. Aku tak tau apakah dia masih menyukaiku sekarang." Hinata menunduk.
"Mungkin kau bisa menanyakannya lusa."
"Apa maksudmu, Ino?" Tanya Sakura.
"Bukankah lusa ada pertandingan basket. Kau semangati dia, kau beri perhatian padanya seperti membelikannya minum usai pertandingan mungkin. Lalu, coba bicaralah padanya. Sederhana kan?"
"Tapi, Ino.."
"Ino benar, Hinata. Kau setidaknya juga berjuang. Masalahmu tidak akan selesai jika kau hanya diam dan menunggunya. Setidaknya dia harus mengerti perasaanmu." Sakura berucap dengan sangat lembut. Hinata mengerti maksud dari ucapan Sakura itu.
"Baiklah akan kucoba lusa. Terimakasih kalian berdua." Lalu Hinata memeluk mereka berdua.
###

KAMU SEDANG MEMBACA
Be Mine, Hinata -chan
FanfictionKisah cinta murid KHS antara sang kapten tim basket Naruto dan seorang kouhai manis Hinata yang menjalin hubungan yang berawal tanpa rasa. Bahkan ia tidak ingat bahwa kouhai itu adalah seseorang yang ia nanti selama ini. Seseorang yang penting dalam...