Juu San

8.9K 434 12
                                    

Author POV

"Sakura?"

"Ah Hinata. Maaf mengganggumu malam-malam begini. Ada sesuatu yang ingin kubicarakan padamu." Ucap Sakura sambil berdiri saat melihat Hinata datang.

"Tak apa, Sakura. Duduklah. Apa yang ingin kau bicarakan denganku?" Hinata pun lalu menghampiri Sakura dan duduk di sebelahnya.

"Begini. Kau dulu pernah bertanya siapa yang aku sukai, kan? Saat bersama Ino juga?" (Baca chapter Ni)

"Oh yang waktu itu ya? Aku ingat. Ada apa? Apa kau sedang menyukai seseorang?" Tanya Hinata.

"Sasuke. Aku menyukainya." Jawab Sakura singkat.

"Eh? Sasuke -senpai kah?"

"Iya. Aku menyukainya sejak kecil. Waktu itu aku telah lulus dari Sekolah Dasar. Dia begitu mempesona bagiku saat dia menghajar anak laki-laki yang ingin mengerjaiku. Dia terlihat begitu menyilaukan dimataku." Sakura tersenyum saat menceritakan hal itu.

"Wah Sasuke -senpai sudah bisa berkelahi waktu sd? Hebat sekali." Ucap Hinata terkagum mendengar cerita itu.

"Iya. Tapi setelah itu dia terluka dan aku mengobatinya. Dia bagai pangeran dimataku saat itu dan sampai sekarang masih sama."

"Lalu, kenapa kau menceritakannya padaku? Kenapa kau tak langsung bicara padanya?" Tanya Hinata.

"Aku sudah mengatakannya."

"Apa?! Kau berani sekali, Sakura! Aku kagum padamu. Lalu, apa jawaban Sasuke -senpai?"

"Dia bilang belum waktunya. Aku tak tau maksudnya. Apakah iya? Ataukah tidak? Dia meninggalkanku setelah mengatakan kalimat itu." Terlihat setetes air mata keluar dari mata Sakura. Hinata hanya menunduk.

"Hinata maaf. Tapi, apakah kau menyukai Sasuke?" Tiba-tiba Sakura menanyakan itu kepada Hinata.

"Eh?! Apa maksudmu, Sakura?"

"Setelah putus dengan Naruto, kau terlihat dekat dengan Sasuke. Bahkan setelah aku keluar kelas dulu aku mendengar dia meminta nomor telponmu. Apakah kalian saling menyukai? Jawab aku, Hinata." Sakura bertanya dengan serius. Tapi setelah itu Hinata justru tertawa.

"Hihihi, tidak. Aku tidak menyukainya, Sakura. Aku menganggap Sasuke -senpai itu sebagai kakak kelas yang baik. Begitupun Sasuke -senpai. Kau tau sendiri kan kalau-" kalimat Hinata. terhenti.

"Kalau apa?"

Lalu Hinata tersenyum. "Kalau aku menyukai Naruto -senpai."

"Kau masih menyukai anak bodoh itu, Hinata? Apa kau tidak tersakiti setelah diputuskan olehnya? Kenapa kau tidak mencoba melupakannya? Bagaimana dengan orang lain? Kau itu manis, Hinata. Pasti banyak laki-laki yang menyimpan perasaan padamu." Ucap Sakura panjang lebar.

"Sekarang aku tanya, Sakura. Sasuke -senpai membuat perasaanmu bagai digantung karena jawabannya seperti yang kau katakan tadi. Mengapa kau tidak mencari laki-laki lain. Sudah jelas di sekolah kita banyak yang menyukaimu. Kau tinggal memilih. Kenapa tidak?" Balas Hinata.

"Iya sih. Tapi..."

"Aku masih menyukai Naruto -senpai. Memang sakit mendengarnya ingin putus. Semua perempuan pasti merasakan bagaimana sakitnya saat perasaanmu ditolak oleh seseorang yang kau sukai. Tapi, cinta itu tidak bisa diibaratkan benda. Kalau sebuah benda hilang itu akan hilang begitu saja. Kau bisa saja menghilangkannya secara sengaja dengan membuangnya ke tempat jauh. Tapi tidak dengan perasaan. Saat kau ingin melupakan perasaan, itu membutuhkan proses. Tapi proses itu juga sulit. Aku selalu bertemu Naruto -senpai disekolah. Itu menyulitkanku untuk melupakannya" jelas Hinata.

Be Mine, Hinata -chanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang