BAB XXIII (Punishment)

298 27 0
                                    

  Harry berjalan gontai memasuki supermarket. Dia memakai skinny jeans dan kemeja polkadot hitam putih. Dia mengambil troly kemudian berjalan ke arah sayuran. Diambilnya beberapa sayuran segar, kemudian diambilnya daging sapi segar.

Harry bingung apa lagi yang akan di belinya, karena biasanya yang belanja Oliv. Akhirnya dia membeli apapun yang terlihat lezat menurutnya.

Selesai belanja Harry kembali ke apartemen dan mendapati sepatu Oliv tidak tersusun. Dia tersenyum sumrigah dan langsung berlari ke kamar, dan melihat Olivia tertidur.

Harry merasakan ketenangan melihat wajah tidur Olivia. Sangat cantik dan imut seperti bayi. Dia tidak sanggup bertengkar untuk waktu yang lama dengan Oliv.

Dielusnya perlahan pipi kekasihnya itu, dan di kecupnya bibirnya perlahan.

"Harry?" Olivia terbangun.

Digenggamnya kedua tangan Oliv, "Aku mohon, maafkan aku. Hukum aku dengan cara apapun, tapi jangan diami aku Olivia, aku mohon, aku mencintaimu, sangat mencintaimu." Harry mengecup tangan Oliv berulang-ulang.

Diraihnya rambut panjang Harry yang tergerai, di elusnya perlahan. "Bagaimana bisa aku diam berlama-lama dengan si keriting ini?" Olivia tersenyum. "Tapi kau tetap harus mendapatkan hukuman Harry. Kau tak bisa begitu saja bebas dari kesalahanmu ini."

"Aku siap menerima hukuman apapun, asal kau tak marah lagi."

"Kau mendapatkan 3 hukuman."

"Cukup?"

"Kau mau aku menambah hukumanmu?"

"Aku pikir aku harus mendengar dulu yang tiga itu."

"Pertama, kau harus meminta maaf pada Niall karena dia sama sekali tak pernah menggodaku. Kedua, kau harus meluangkan waktumu yang banyak buat aku."

"Hukuman pertama dan kedua tidak terlalu berat, lalu apa yang ketiga?"

"Kau harus membelikanku makanan sekarang juga karena aku benar-benar lapar."

"Bagaimana kalau aku buatkan roti isi kesukaanmu? Aku belanja sendirian di supermaket tadi."

"Really?" Olivia tertawa. "Apa kau tidak bertemu fans disana?"

"Anehnya tidak, supermarket itu terlihat sepi."

"Kau beruntung Mr.Styles." ledek Oliv.

Lalu tiba-tiba Harry memeluk Olivia. "Olivia kau tau kan aku sangat mencintaimu?"

"Hmm"

"Kau tak pernah percaya pada rumour kan?"

"Iya." Olivia mulai merasa bingung.

"I love you Olivia."

"Love you too Styles" Kemudia Harry melepaskan pelukannya.

"Saatnya membuatkan roti isi untuk Mrs.Styles."

Olivia tertawa kecil mendengar sebutan Harry yang baru untuknya. Harry selalu memberikan hal yang baru buat Oliv. Tapi, kenapa sekarang dia tidak bisa percaya Harry sepenuhnya. Dia mempunyai feeling yang buruk.

Tapi tetap seperti dulu, Olivia selalu bisa menyembunyikannya, dan tetap tersenyum di hadapan Harry Styles.    

OLIVIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang