BAB XXIV (Narryforlyf)

301 23 0
                                    

Keesokan harinya Harry dan Olivia datang ke studio berniat menemui Niall. Mereka melihat ke ruangan music, tapi Niall tidak ada.

"Kemana dia? biasanya hanya ini tempat persembunyiannya, selain..... Nandos?" tanya Harry kepada Oliv.

"Apa Niall begitu gila nya pada makanan sehingga selain di studio dia pasti di Nandos?"

"Satu lagi, lapangan golf. Tapi Niall bermain golf hanya di sabtu atau minggu. Kemana sih kau Irish boy?" Harry mulai bingung.

"Kenapa kau tidak mencoba menghubunginya Harry?"

"Kenapa kau tidak mengatakannya waktu kita di apartemen Olivia?" Mereka seperti sedang berdrama.

"Ya aku pikir kau sudah benar-benar tau posisi Niall Harry."

"Kenapa kau harus berpikir, kenapa tak kau tanyakan saja langsung padaku Olivia?"

"Jadi sekarang kau menyalahkan ku Harry?"

"Tidak, aku tidak pernah menyalahkanmu. Aku lah yang selalu salah."

"Good." Olivia tertawa kecil penuh kemenangan.

"Harry? Olivia?" Tiba-tiba Niall muncul.

"Aku baru saja ingin menelepon mu Ni, darimana kau?"

"Toilet." jawabnya cuek. Kemudian Harry mendekati Niall.

"Come on Ni, kau masih marah padaku?"

"Sedikit"

"Really?" Harry mendekatkan wajahnya ke wajah Niall untuk menggodanya.

"Iya Harry, kita putus. Hubungan kita sampai disinin saja."

"Come on babe, I am still love you. So how?" Harry berakting seolah-olah dia di putuskan oleh pacarnya.

"I don't love you anymore."

"Bagaimana dengan Nandos?" goda Harry.

"Hmm, itu bisa jadi pertimbangan I think." lalu Niall tertawa. Harry memeluknya sekilas.

"I ma sorry mate, I am really mad before."

"I know that. I know you so well."

Olivia yang menonton kejadian Harry dan Niall merasa geli. Bagaimana bisa mereka yang terlihat cool di luar, seperti ini kenyataannya.

"It's disgusting." kata Oliv.

"Narryforlife" jawab Harry dan Niall bersamaan. Kemudia mereka tertawa. 

---

Nandos

"I want Pita with hummus, a double-breasted chicken wrap, medium slice, with peri chips, and medium corn on the cob, five chicken wings. HOT! and soft drink." Niall menyebutkan pesanannya.

Olivia tercengang mendengar pesanan Niall. Dia memesan lebih banyak dari kemarin. "Kau benar-benar akan menghabiskan semua itu Niall?"

"Kau harus terbiasa dengan porsi makan Niall, dan herannya dia tidak perlu olahraga dengan makan sebanyak itu."

"Tapi kau tidak kelihatan gemuk Niall, bagaimana bisa?"

"You don't even understand. I am the skinniest and I eat the most. I must have the fastest metobolism on the planet. hahaha"

Olivia masih belum mendapatkan kesadarannya, dia masih tak habis pikir Niall benar-benar makan sebanyak itu.

---

Harry dan Olivia kembali harmonis. Mereka banyak menghabiskan waktu bertiga. Tapi untuk di malam hari ini, mereka tak ingin di ganggu Niall dan menyuruh nya pergi sendiri.

"Pergilah Ni." usir Harry.

"Aku ingin masuk." Niall mencoba masuk ke aparteman Harry dengan paksa, tapi Harry menahannya.

"Aku tamu Harry." Niall protes.

"Kau bukan tamu Niall, kau pengganggu." jawab Harry terkekeh.

"Lalu kenapa kau membawaku kesini? Atau aku pinjam mobilmu." Niall tidak membawa mobilnya, karena hari ini mereka selalu bertiga dengan mobil Harry.

"Not a chance. I guess you should call the taxi."

"No way! Aku bakal di culik kalau naik taxi sendiri Harry" Niall mencoba menerobos masuk lagi, tapi tetap masih di halangi Harry.

"I wanna make a baby today, so don't disturb." kata Harry sedikit berbisik kepada Niall. Lalu kemudian menutup pintu, membiarkan Niall diluar sendiri penuh kebingungan.

"Baiklah Harry, aku akan memesan taxi." Niall bicara sendiri kemudian keluar apartemen mencari taxi.

---

Harry melihat Olivia sedang membersihkan wajahnya, kemudian mendekatinya. Harry melingkarkan kedua tangannya di pinggang Oliv kemudian mengecup lembut bahu belakangnya.

"What do you want?" tanya Olivia menggoda.

"Your body" jawab Harry tak kalah menggoda.

Olivia membalikkan tubuhnya menghadap Harry. Dilingkarkannya tangannya di leher Harry.

Harry mendekatkan wajahnya ke wajah Oliv dan mengecup bibir nya dengan mersa dan lembut. Lama kelamaan ciuman itu menjadi hot. Harry pun mulai memainkan lidahnya dan menggigit pelan bibir Oliv tiap ada kesempatan.

Harry yang sudah tidak sabar, diangkatnya tubuh Olivia tanpa melepas ciumannya dan perlahan di jatuhkan nya di tempat tidur. Kini Harry tepat di atas Olivia. Perlahan tangan Harry mulai menggerayangi tubuh Oliv. Olivia pun pasrah karena sudah lama mereka tidak melakukannya.

Malam itu di lewati Harry dan Olivia penuh cinta dan gairah.


OLIVIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang