BAB XXVII (Separated)

300 21 0
                                    

Harry terlihat berbeda saat di studio. Dia tak banyak bicara, dan melakukan sesuatu dengan sembrono. Bahkan style Harry pun sangat berbeda, tidak rapi dan tentu saja tidak seperti biasanya.

Dia menggunakan celana jeans ponggol berwarna agak tua, dipadukan kaus putih bergambar Rolling Stone yang sudah usang. Rambut panjangnya tergerai tak beraturan, dan anehnya dia tak menggunakan boots, melainkan sepatu vans berwarna putih. Jelas sekali itu bukan style nya Harry.

Harry merasakan semua mata tertuju padanya, terutama Niall. Dia melihat Harry dari ujung kaki hingga ujung kepala.

"Apa ada yang salah denganku?" Harry bertanya. Tapi semua hanya diam dan tetap menatapnya.

"Kau berbeda hari ini." jawab Niall simple.

"Aku hanya ingin mencoba gaya baru."

"Dimana Olivia?" tanya Niall basa-basi.

"We were break up. She's gone."

"WHAT?" kontak ketiga temannya itu saling tatap. Bingung? Jelas. Terakhir kali Niall bersama mereka dan mereka berdua kelihatan harmonis dan romantis.

"Dia membaca berita itu, dan dia percaya." Harry membela diri. "Lalu dia pergi meninggalkanku."

"Sudah ku duga." Louis berbicara.

"Tapi dia tau aku bukan ayah dari anak Kendall." Harry tetap membela diri.

"Tapi kau lebih memilih waktu bersama Kendall daripada melihat show nya pertama kali." Lanjut Liam.

"Kalian menyalahkanku?"

"Kau jelas sekali tau kalau kau salah. Jangan membantah Harry." -Louis

"Sudahlah, dia sedang terpuruk. Tidak seharusnya malah memojokkannya." Niall tetap membela Harry. "Lalu dimana Olivia sekarang?"

"Aku tak tau, di meninggalkanku jam 2 AM. Ingin sekedar meleponnya pun aku tidak punya keberanian lagi Niall. Andai kau tau malam itu." Harry menjambak rambutnya yang berserakan itu. "Andai kau tau, ah sudahlah. Aku tak ingin mengingatnya. Terlalu sakit buatku. Buat Olivia juga. Mungkin memang ini jalannya. Kami harus jalan masing-masing."

"Kau tak memperjuangkannya?" -Liam

"Dia akan semakin membenciku jika aku memperjuangkannya. Jadi biarlah. Aku cukup lelah dengan semua ini. Really." Harry duduk di sofa tepat di samping Niall. Lalu dia membiarkan kepala terbaring di leher sofa, dan memejamkan matanya. "Kalian latihanlah tanpa aku hari ini, aku ingin istirahat."

"Tidak ada latihan tanpa mu Harry. Suaramu banyak diperlukan untuk setiap lagu." kata Niall,kemudian Liam dan Louis mengangguk.

Kemudian Harry pun tertidur.

---

New York

"Oh my God. I feel my heart's beating in my chest." Olivia berlompat-lompat seperti anak-anak.

"Kau pasti bisa melewatinya."

"Aku sungguh tak sabar untuk hari esok."

"BERSIAPLAH OLIVIA, YOU ARE THE NEXT SUPERMODEL!!!" teriak Barbara.

"I AM READY TO ROOOOOCK!!!!" balas Olivia dengan teriakan yang sama besarnya.

Sejak saat itu Olivia dan Barbara menjadi dekat dan Barbara memberika Olivia tumpangan selama di New York. Bahkan Olivia berniat untuk tinggal di New York City yang sebenarnya sudah lama menjadi kota idamannya.

---

Show pun berlalu dan Olivia mendapatkan apartemen pribadinya. Dia tidak memilih apartemen yang mewah, dia lebih memilih yang sederhana dan dekat pusat kota. Barbara sering mengunjunginya. Sejenak Olivia sudah melupakan rasa sakitnya terhadap Harry.

Hampir enam bulan berlalu. Sekarang mereka sudah tak pernah berhubungan lagi, bahkan mengirim pesan text sekedar bertanya kabar pun tak pernah.

Olivia menghela nafas panjang ketika dia melihat acara Televisi, dia melihat mantan kekasihnya sedang bernyanyi lagu dari album baru mereka yang berjudul 'I want to write you a song' kemudian di lanjutkan dengan lagu 'Olivia'.

Tanpa sadar air mata Olivia jatuh perlahan, dan semakin deras. Diam-diam, sebenarnya, Olivia sangat merindukan pria berambut keriting dan bermata hijau itu. 

---

OLIVIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang