Ttp baca ya,Vomment juga jgn lupa lho,
Happy reading..
#
Pagi harinya..
Yuki terbangun. Dia melirik ke bawah,sudah tak ada Mira disana.
Mira dimana?. Batin Yuki
Tiba-tiba Mira datang. Membawakan nampan berisi makanan.
"Kau sudah bangun ya. Bagus lah. Aku membawakan makanan untukmu,makanlah"kata Mira
Yuki mengangguk kemudian. Mira mendekat kearah Yuki. Memberikan sepiring buah anggur dan pisang yang telah di kupas.
"Makanlah!"
Mira terlihat memakan makanannya. Dia menggunakan pisau kecilnya sebagai..garpu.
Bagi Yuki itu terlihat begitu menjijikkan.
"Kenapa hanya melihatku? Tidak laparkah?"
"Em,kau.."
"Ok,aku tahu aku menjijikkan. Aku minta maaf. Ini sudah kebiasaanku. Aku akan makan di luar saja. Ingat,jangan pernah lari"kata Mira kemudian bangkit lalu keluar.
Yuki memandang makanannya,kemudian melahapnya.
Dia juga mengelus perutnya yang sudah berumur 6 bulan.
"Kau akan terlahir,nak. Meski tanpa ibu nantinya. Kau akan lahir,ibu akan pastikan itu. Stefan,dia dimana sebenarnya?"gumam Yuki
***
Baru saja Yuki selesai membersihkan diri sedikit, langsung saja Mira menghampirinya.
"Ada apa,Mira?"tanya Yuki
"Aku akan memberimu kebebasan sekarang. Besok kau sudah bisa pulang. Tapi ingat,jangan pernah kabur. Aku akan selalu mengawasimu dimanapun kau berada..jika sampai kau kabur dan ku dapati maka aku akan langsung membunuhmu"kata Mira
"Itu tidak akan terjadi. Hm, bagaimana aku bisa pulang? Ini di tengah hutan juga aku tidak tahu jalanan"kata Yuki
"Aku yang akan mengantarkanmu."kata Mira
Yuki ingin menanyakan keberadaan Stefan. Namun hatinya ragu."Kenapa kau diam saja? Pergilah bersiapkan diri!"
Yuki tetap disana,
Mira mengibaskan tangannya di depan kepala Yuki. Yuki berkedip lalu menatap pada Mira,
"Apa yang kau lakukan lagi? Cepat bersiap..aku akan mengantarmu kembali ke tempatmu"kata Mira
"Sebenarnya aku ingin bertanya. Tapi aku sedikit ragu"kata Yuki
Mira bersedekap, "katakan karna aku tidak punya banyak waktu!"
"Dimana Stefan? Aku..mencarinya"kata Yuki
"Oh,Stefan ada. Dia sudah ku kirim duluan di kota. Tentu saja tanpa dia sadari. Kau tidak perlu kuatir akan Stefan,lagipula dia takkan lagi menjadi milikmu..tapi milikku. Camkan!"kata Mira dengan suara tegas,
"Ya. Aku hanya kuatir akan keadaannya. Bisakah aku bertanya,kenapa kau menjadi psikopat? Kurasa kau bisa perbaiki dirimu ke jalan yang baik lagi,Mira" kata Yuki
"Kau tahu apa soal aku? Tak perlu kau tanyakan apapun lagi padaku. Ayo,ku antarkan kau ke kota!"kata Mira
Yuki kemudian berjalan kearah gubuk lalu menutup pintunya,
Mira masih terbengung di depan gubuk itu.
Dia benar,kenapa ya,aku bisa jadi psikopat? Apa hanya karena dendamku?. Batin Mira
Sudah,tak perlu kau pikirkan. Lagipula sebentar lagi Stefan kan jadi milikmu,Mira. Kemenangan akan ada padamu nanti. Yuki,dia musuhmu. Dan kau akan segera membunuhnya.
Suara itu lagi. Entan suara darimana. Apakah hatinya ataukah egonya. Yang pasti suara itulah yang selalu membuatnya tidak bisa hidup tanpa memegang pisau atau menghisap darahnya saja. Itu yang terkadang di lakukannya.
Untuk apa jadi orang baik jika tersiksa jua? Suara itu benar..aku senang dengan posisiku sebagai psikopat. Batin Mira
Mira tersenyum licik kemudian duduk pada sebuah tempat duduk kayu pada depan gubuk itu.
Teringat dia akan semua dendamnya terhadap Yuki. Di ingatnya lagi betapa sangat bencinya ia pada keluarga Yuki yang telah menghancurkan keluarganya.
***
Yuki menghela nafas,akhirnya ia sampai di rumahnya dengan selamat.
Mira baru saja sudah mengantarkannya dengan mobil yang entah bagaimana caranya di dapatkan Mira.
Ketika ia memasuki rumahnya ia mengetuk pintu dahulu,
"Davin! Aku sudah pulang. Tolong buka kan pintunya" kata Yuki
Pintu itu terbuka menampakkan Davin atau Stefan palsu yang tengah menatap Yuki heran,
"Yuki"kata Davin
"Ya,jangan tanya mengapa aku tidak pulang kemarin. Aku membantu temanku yang kesulitan membereskan rumah barunya. Jadi ya,aku sekalian saja menginap disana"kata Yuki.
Davin mengangguk, "masuk saja. Kau pasti lelah. Makanya jangan terlalu sering membantu orang sedangkan dirimu sendiri tidak kau fikirkan. Ayo masuk!"ajak Davin
Yuki masuk kemudian Davin menutup kembali pintunya.
Davin menghidangkan makanan kepada Yuki. Yuki menyantap makanan itu. Dia lega saat ini bisa kembali normal meski kejadian itu terus terngiang di kepalanya.
Yuki menguap,"Aku lelah sekali dengan semua kejadian ini"gumam Yuki tanpa sadar
Davin yang mendengarnya langsung menatap Yuki dengan meletakkan sesendok makanan yang tadi ingin di suapkan ke mulutnya.
"Apa kau bilang? Kejadian apa maksudmu?"kata Davin
Yuki nampak bingung mau menjawab apa. Davin tak kalah bingungnya mendengar kebisuan Yuki saat ini,
"Katakan!"desak Davin
"Ya,maksudku kejadian bersih-bersih di rumah temanku begitu melelahkan. Banyak sekali debu disana. Membuatku sangat lelah"kata Yuki
"Oh. Ya sudah mari kuantarkan ke kamar"kata Davin
Hm,Davin dan Yuki sebenarnya masih sekamar meski pun sewaktu tidur selalu saling memunggungi.
Yuki menggeleng, "tak perlu. Aku bisa sendiri"kata Yuki
Davin langsung bangkit dari tempat duduknya kemudian langsung menggendong Yuki.
Yuki berusaha berontak. Namun tak bisa hingga mereka sampai di kamar itu.Davin kemudian meletakkan Yuki pada kasurnya. Kemudian dia menarikkan selimut untuk Yuki dan menepuk nepuk punggung Yuki hingga Yuki terlelap.
Davin memperhatikan wajah Yuki.
Cantik. Kenapa selama ini aku baru menyadarinya? Apa karena aku tidak pernah menganggapnya karena dia hanya wanita dari hubungan palsuku? Ku akui,dia amat cantik..wajahnya..pikir Davin
Dia mengusap kening Yuki. Lembut. Itu yang di rasakannya.Dia kemudian mengusap perut Yuki dimana anaknya hidup disana.
Yuki begitu cantik. Andai aku bisa bersamanya membina hal baru,rasanya perasaanku pada May kian memudar. Batin Davin
"Apa yang ku fikirkan? Sepertinya fikiranku mulai kacau. Sebaiknya aku pergi saja"kata Davin kemudian bangkit lali pergi .
#
Cape. Segini aja dulu ya.
Vommennt pleasee..
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Korea 2
RandomAku tidak menyangka..aku masih hidup sampai sekarang, tapi..stefan..iya stefan! dia meninggal,meninggalkanku. hingga aku bertemu stefan lagi,entah apa yang akan terjadi. apakah aku akan jatuh cinta padanya? atau..akan tetap sendiri,dan tak yakin ji...