Aku tersenyum,hari ini Stefan pulang,dia membawakanku makanan.
Sudah 7 bulan,aku dan Stefan berumah tangga. Dan kupikir,ini menjadi hal membahagiakan bagiku.
Stefan,walau sikapnya..kurasa Aku suka padanya,sikapnya yang lembut dan baik padaku.
Tapi,Aku merasa tidak enak, entah mengapa..kurasa Stefan berubah,dari gaya bahasanya dan hobinya.
Dulu,Stefan suka sekali pada permainan basket,sejak Dulu dan papa Peter bilang Stefan masih hobi main basket,waktu dia bilang begitu saat Aku dan Stefan baru di jodohkan.
Tapi sekarang,Stefan lebih suka main futsal,Aku bingung kenapa dia berubah.
Bukan hanya itu,Dulu dia suka makanan apa saja,setahuku ia tidak alergi apapun.
Tapi,waktu aku memberikan dia seafood,dia langsung di bawa ke rumah sakit karena katanya,ia alergi seafood.
Aku tau Stefan tidak alergi apapun,karena sejak kecil om peter selalu memberikan kami makanan yang bervariasi,semua makanan sudah kami coba.
Aku berusaha mengabaikan semua keraguanku,Stefan adalah suamiku,aku tidak boleh ragu akan dia
Dia tetap Stefanku yang dulu. Stefan yang paling baik. Kini memang dia menjelma menjadi baik dan romantis,padahal dulu dia suka menggodaku dan membuatku merasa sebal.
Entah kenapa,aku merindukan Stefan yang dulu,yang sering membuatku sebal Tapi senang sekaligus. Dulu Stefan yang humoris,sekarang hanya ada Stefan yang sering gombal yang menurutku biasa saja.
"Kok kamu beli makanan sih, aku kan pengen masakin kamu sesuatu yang enak,kamu gak suka ya masakan aku?"kataku
"Aku bukannya gak suka,aku takut Lihat kamu cape aja. Kamu gak khawatir apa sama anak kita yang hidup di kandungan kamu?"kata Stefan
Aku lupa memberi tau jika aku sudah hamil juga,6 bulan.
Stefan lagi beralasan deh. Jelas sekali Stefan selalu makan di luar,tiap pagi juga gitu. Tapi,aku memakluminya saja. Karena alasannya yang memang bisa dibilang logistis
"Stef,aku mau kamu bersikap menyebalkan dong sama aku sekarang,apa saja,keluarkan sisi humoris kamu. Aku kangen dan kayaknya aku pengen banget,hehe"kataku
"Menyebalkan...?"kata Stefan.
Ku lihat peluh di sekitar pelipisnya,dia berkeringat? Padahal ruangannya ber ac lho.
"Aku gak bisa,maaf"kata Stefan lalu masuk kamar, membuatku semakin bingung,mengapa Stefanku sudah berubah.
Aku butuh hiburan saat ini, karena menurutku gombalannya sama sekali biasa saja kudengar di televisi. Berbeda jika dia menggodaku atau membuat suasana menjadi lucu,dan membuatku sebal tapi sekaligus tersenyum,itu akan membuat Aku senang.
Aku menyiapkan makanan itu di piring,lalu aku memanggil Stefan untuk makan bersama. Dalam keheningan.
Setelah itu,aku mencuci piring dan mengajak Stefan ngobrol di ruang tamu.
"Stef,sejujurnya,aku mau bertanya"kataku
Pandangan Stefan yang tadinya pada televisi akhirnya menoleh padaku lalu berkata,
"Ya.ada apa sayang?"
"Kamu..apakah kamu masih mencintaiku..?"tanyaku
"Apa sikapku selama ini membuktikan bahwa aku tak mencintaimu? Bukannya aku selalu membuatmu tersenyum tersenyum?"kata Stefan
"Bukan Stef,aku..aku merasa kamu berubah. Kamu dulu tidak pernah suka menggombal seperti sekarang. Dan,aku tau seluruh gombalan itu berasal dari buku kan? Bukan karyamu sendiri"kataku
Stefan seketika mendesah pelan,lalu dia menatapku.
"Aku hanya ingin menyenangkanmu"kata Stefan
"Tapi aku tidak senang,tidak nyaman dengan sikap kamu yang harus bersandiwara menjadi pria paling romantis. Aku lebih suka kamu yang dulu"kataku, berusaha jujur.
"Aku akan berusaha menjadi yang dulu,jika itu maumu"
"Tapi,jangan terlalu menyebalkan"kataku
Stefan mengacak rambutku lalu tersenyum dan melangkahkan kakinya ke tempat lain.
Dia memang menjadi aneh dan..misterius.
##
Aku terbangun,aku mendapati sebuah note di sebelah ku,tepatnya di nakas.
Dear Yuki,aku pergi kerja duluan ya,bocah ceroboh. Ingat,jaga kesehatan. Jangan ceroboh terus.
Bocah ceroboh? Tidak bukannya aku sebal,tapi aku bingung,jelas sekali sejak kecil dia memanggilku 'bocah cerewet' atau 'bocah menyebalkan'
Aku kan tidak ceroboh,apa ini panggilan baru nya untukku?
Tapi kata-kata itu kurasa pernah kubaca di sebuah novel,aku lupa judulnya.
Tapi tidak apa,aku cukup senang,walau itu berbeda, itu mungkin seperti tanda sayang yang berbeda lagi untukku.
Aku pergi ke sebuah minimarket,aku melihat- lihat beberapa barang yang harus kubeli.Aku merasa ada orang memegang bahuku,aku tegang. Bagaimana tidak,aku takut dia akan menculikku, bulu kudukku berdiri,astaga aku semakin takut. Bagaimana tidak? Kejadian masa lalu membuatku trauma.
Dia tetap memegang bahuku, aku menutup mataku,aku terlalu takut.
"Ehm..nona,apakah anda warga asli disini? Saya mencari keluarga saya disini, tapi saya agak kebingungan"
Tunggu! Kenapa suaranya begitu familiar,seperti..
Apa dia Stefan? Tidak. Stefan kan pergi kerja.
Dengan segala keberanian, aku berbalik. Perlahan aku mendongak dan sangat kaget disana berdiri seorang pria yang ku kenal,Stefan..
Apa ini? Apa Stefan berbuat lelucon? Apa kemarin Stefan begitu misterius karena merencanakan ini?
Tapi,Stefan kali ini memakai baju santai. Apa Stefan membawa bajunya?
Ukh,membingungkan.
"Nona,saya bertanya kepada Anda,apa anda bisa menolong saya?"tanya Stefan seakan tak tau aku ini siapa.
Apa ini lelucon? Atau Stefan memiliki kembaran? Tapi setauku Stefan tak memiliki kembaran.
"Stefan.."kataku dengan nada kebingungan.
"Maaf nona,saya bukan Stefan,saya Davino Anderson"kata pria itu
Gila. Itu penggambaran perasaanku sekarang.
Dia mengibaskan tangannya di depan mataku yang melongo dengan mulut terbuka lebar,memalukan.
"Apa anda baik saja?"katanya
Arrghhh,jangan pingsan lagi!
Benar,aku seketika merasa pandanganku memburam.-LIK-
Hai semua,semoga kalian suka ya. Yuki benar-benar deh,penyakit shock nya kambuh lagi,langsung pingsan begitu saja.
Aku cuma mau bilang jangan lupa vomen..
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Korea 2
De TodoAku tidak menyangka..aku masih hidup sampai sekarang, tapi..stefan..iya stefan! dia meninggal,meninggalkanku. hingga aku bertemu stefan lagi,entah apa yang akan terjadi. apakah aku akan jatuh cinta padanya? atau..akan tetap sendiri,dan tak yakin ji...