Prolog

1.4K 110 0
                                    

Umurku sudah 29 tahun,entahlah..aku single, karena karma.

Dulu,bibi Elise sudah menyuruhku menikah dengan Stefan,itu amanat dia,Otousan juga sudah menyuruhku mati-matian.

Tapi apa yang kulakukan? Aku membohongi perasaanku sendiri,dan malah kabur dari pernikahan ku sendiri. Dan, apa yang kudapatkan? Aku hanya menjadi seperti ini, hh perawan tua yang tinggal di seoul,dan menunggu harapan tiada pasti.

Otousan sudah berusaha membujukku pulang,bahkan menjodohkanku lagi,tapi aku tetap bersikeras tinggal di seoul ini,korea,mengenang masa dimana,aku dan Stefan bertemu.

Aku mungkin akan mati dalam kesendirian,terkadang aku berfikir,kenapa tuhan tidak mengambil nyawaku saja?

Orang bilang,kesempatanku belum semuanya hilang,aku masih bisa bangkit dan berbahagia,tapi..aku mau menyendiri,aku masih menunggu kematian menjemputku.

Drrrtrtrrrtt

"Ya,halo Otousan"kataku

"yuki,otousan punya kabar gembira untukmu"

Itu suara otousan di telpon, hh,pasti di jodohkan lagi,aku tidak berminat.

"Aku tidak berminta,otousan. Aku mohon,jangan paksakan aku lagi,aku hanya menunggu Stefan"kataku

"Iya,tapi stefan disini,pulang lah,ayah yakin kau akan senang,ceritanya..sangat panjang"

"Apa maksud otousan? AKu tidak mengerti,dan aku tidak percaya"kataku

"Terserah apa katamu,Tapi ini sungguh,Otousan tidak berbohong,sekarang pulanglah ke Jepang"

Sungguhkah ini? Apa Otousan tidak bercanda? Dia tidak bercanda kan?

Tanpa sadar,setitik airmata mengalir,harapan.

Dengan cepat aku mematikan ponselku,aku segera membereskan semuanya.

Aku membeli tiket secara langsung di bandara,untung masih ada tiketnya.

Bandara Haneda,Tokyo, jepang.

Aku sudah sampai di tokyo, saat pertama kali disini. Rasanya,aku jadi mengingat Otousan memarahiku,karena aku suka hura-hura. Dan,disini juga semuanya di mulai.

Airmata kembali membasahi pipiku,aku akan bertemu Stefan,Stefanku. Orang yang sudah lama menjadi harapan ketidakpastian.

Aku segera menyewa taksi lalu segera pergi ke rumah Otousan dan Okaasan.

Me: otousan,aku sudah di jalan,disana sudah ada Stefan belum? Otousan harus bercerita padaku,kenapa Stefan bisa hidup kembali.

Otousan: iya,Kamu tenang saja. Otousan akan menceritakan semuanya kepadamu.

Me: tunggu aku ya,Otousan.

#

Aku sampai di depan rumah. Okaasan dan Otousan langsung memelukku seakan aku sudah beratus tahun meninggalkan mereka.

"Dimana Stefan?"tanyaku

"Ehm,ternyata ada yang sudah sangat merindukan Stefan ya. Ayo masuk,Stefan ada di dalam"kata Okaasan.

Degg..

Jantungku berdebar,disana duduk seorang Stefan,sosok yang kurindukan.

"Stefan.."kataku,lirih

Stefan tersenyum padaku. Aku segera menghampirinya,lalu aku memeluknya.

"Stef..aku merindukanmu" kataku

"Yuki,aku juga merindukanmu. Sangat, merindumu"kataku

"Ya,Yuki..aku disini sekarang,kau tidak perlu terlalu merindukanku lagi kan?"kata Stefan

Aku merasa lain saat bersama Stefan,aku merasa.. ada perasaan yang hilang dari diriku,ah mungkin hanya karena belum terbiasa lagi,aku harus terbiasa dulu bersama Stefan.

"Ehm,aku benar. Aku tak perlu merindukanmu lagi, Stefan. Jelaskan,mengapa kau bisa masih hidup hingga sekarang? Dulu,rasanya ini hanya mimpi,Stef"kataku

"Ceritanya panjang,sepanjang rel kereta api. Tapi,ya sudah..yang penting aku sudah berada disini bukan?"kata Stefan

Aku tersenyum,dia Stefanku, sudah kembali.

"Stef..aku ingin kita...ehm.."

Aku sedikit malu mengatakannya,umurku 29 tahun,aku sudah sangat ingin menikah,dengan Stefan.

"Aku tau..kamu pengen nikah sama aku kan?"kata Stefan.

Aku tersenyum malu,kurasa pipiku sudah memanas,aku pun mengangguk lemas.

"Justru aku kesini pengen melamar kamu. Mau kan?" Kata Stefan

"ya,aku mau"kataku.

Aku tidak menyangka,disini semuanya akan terjadi,akan dimulai,takdir yang sesungguhnya.
--Yuki Kato--

Love In Korea 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang