Bab 14

5.9K 209 4
                                    

Lien pov

Aku berulang kali menghela mafas ku, sampai jam segini pun mata ku belum mau terpejam perihal kata-kata mama yang selalu terngiang di telinga ku. seperti ada yang ada tersekat didada ini hingga rasanya aku sangat sulit untuk bernafas.
Ini alasan kenapa aku jarang pulang kerumah mama. Aku bosan dengan pertanyaan nya yang selalu saja sama setiap aku menghadap nya. Entah lah mama sangat pandai mencari cela.  Anak siapa yang harus ku bawa bertemu dengan nya. Urusan hati ku yang masih tersobek saja belum hilang sudah datang lagi masalah baru.

"Aku perhatikan kamu dari tadi menghela nafas terus."  suara Helen mengaget kan aku. Dia mungkin memperhatikan ku sejak tadi. " ada masalah?" sambung nya.

"Kamu ngapain jam segini belum tidur?" ah pertanyaan bodoh, aku sendiri melihat dia sedang duduk di depan laptop dengan setumpuk kertas putih  disana sudah pasti dia sedang mengerjakan tugas kuliah nya.

"Aku lagi buat tugas kuliah." aku melirik jam yang di pergelangan tangan ku. Sudah jam 2 dan dia masih berkutat dengan tugas nya apa tidak ada hari esok.
"Sudah malam, tidur lah kamu bisa sakit jika bergadang seperti ini." oh my god Lien, bukan kah kamu dulu sangat cuek kenapa sekarang sok perhatian bak seorang pacar pada wanita nya.

"Kenapa makalah ini nama nya Zein bukan nama kamu." tanya ku bingung, apa dia sedang mengerjakan tugas orang lain. Dia terlihat gugup sangat terlihat dari raut wajah nya yang kebingungan mancari alasan.

"Ini kerjaan ku." jawab nya sedikit takut. Apa maksut nya. Kerja? Apa uang yang aku berikan belum cukup.

"Maksut kamu apa?"

"Sebelum aku mengenal kamu ini kerjaan sampingan aku mengerjakan tugas mereka dan bayaran ini sangat lumayan." aku menarik nafas ku lagi lalu kubuang perlahan. Aku tau dulu kehidupan nya sangat sulit tapi sekarang dia bisa dikatakan berkecukupan aku sudah membayar semua uang kuliah nya yang menunggak dan memberi nya Atm juga kartu kredit ku. Dia sudah lebih dari cukup untuk apa dia masih mau disuruh mengerjakan tugas orang lain.

"Apa kamu sekarang masih membutuh kan uang?" tanya ku, di balas dengan gelengan oleh nya. "Lantas kenapa kamu masih menerima tugas mereka?"

"Karna mereka membutuh kan ku." jawaban apa itu. Buat apa merka kuliah jika tugas nya bukan mereka sendiri yang membuat. Yautuhan Helen kenapa kau jadi wanita yang sangat bodoh sih.

"Aku mau ini yang terahir kali nya kamu mengerjakan tugas mereka aku tidak mau melihat ini lagi, jika kamu tidak mau mendengar silakan angkat kaki dari apartement ku." ucap ku berlalu.

***

"Max mama akan masak makanan yang sangat banyak, kamu datang jam berapa?"

" 2 jam lagi ma, apa Vinska disana?

"Dia sedang memetik strowbarry di belakang."

"Baiklah, Max jalan dulu ma."

ck! Mama benar-benar tidak bisa di bantah kali ini.

"Helen siap-siap sekarang kita akan segera ke bandung." aku tau dia kaget dengan ucapan ku sepagi ini, terlebih dia masih menggulung tubuh nya di balik selimut.  Ck! Terpaksa aku membawa dia ke hadapan mama ku tak ada pilihan lain.

"Mau ngapain kita kesana?" Helen mengusap mata nya lalu melurus kan badan nya di balik selimut, awal nya aku sangat tidak terbiasa tinggal serumah dengan nya melihat dia tidur hanya dengan menggunakan hotpants dan tanktop membuat ku sangat tersiksa.

"Sekarang bukan saat nya bertanya, akan aku jelas kan ketika di perjalanan nanti." Helen mangangguk dan langsung berlari ke kamar mandi. Syukur lah dia bukan wanita yang terlu banyak tingkah. Aku bisa mengendalikan nya untuk sementara waktu, kurasa dia juga tidak keberatan jika ku kenal kan pada mama.

SEKEPING RASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang