Bab 19

5.3K 195 3
                                    

Lien pov.

"Ma Lien pamit ya mama jaga diri baik-baik." ucap ku di depan pintu rumah. Akhir nya drama Queen ku selesai juga. Ku lihat Helen sedikit ceria hari ini meskipun aku agak sedikit kaku pada nya.

"Vins jagain mama ya." aku mengacak rambut Vinska dia mengangguk lalu memeluk ku. Dari berapa hari yang lalu wajah nya selalu murung aku tak tau apa yang dia sembunyikan dari ku yang ku lihat dia seperti dalam masalah yang cukup rumit.

"Mama Helen pamit ya, ini buat mama." aku melihat Helen memberikan bingkisan kepada mama ku. Apa itu? Kapan Helen keluar dan membeli kado untuk mama.

"Ini buat mama?" Tanya mama ku mata nya berbinar saat ia mengeluarkan isi dari bingkisan itu. sweter rajut berwatna biru muda.

"Di pake ya ma." ucap nya lagi dan memeluk mama ku. aku bisa melihat ketulusan di mata Helen terhadap mama ku. Helen ini wanita baik dan aku ngga tau kenapa aku bisa sedekat ini dengan nya.

"Vins ini buat kamu." Helen menghampiri Vinska dan menyodorkan bingkisan juga pada nya.

"Kok cuma mama sama Vinska aja yang dikasih pacar kamu ngga di kasih?" ucap ku dan membuat wajah nya merona merah.

"Ngga usah kasih abang beginian Len dia juga ngga bakalan mau pake." sambung Vinska cuek. Setidak nya Vinska menerima pemberian Helen meskipun dia sedikit tidak suka dengan Helen tapi dia cukup menghargai keputusan ku.

"Emang apaan sih yang kamu kasih ke vinska?" tanya ku penasaran.

"Sudah sudah berangkat sana keburu macet kalo udah siang." sambung mama ku.
Yah aku harus mengalah dengan ketiga wanita ini.

"Yaudah kami pamit yaa ma." Helen menyalami punggung tangan mama diikuti dengan ku. Aku melihat ada kecanggungan saat Helen berpamitan pada Vinska.

Aku merangkul Helen masuk kedalam mobil, Helen masih melambaikan tangan nya ke luar jendela saat aku sudah berjalan meninggalkan rumah mama.
Dia menghela nafas nya. Aku tau ini berat untuk nya dan aku tau saat ini dia merasa sedikit lega karna sandiwara ini sudah berakhir.

"Hmm mengenai ucapan ku tadi malam jangan kamu ingat anggap aja aku ngga pernah ngomong gitu." ucap nya sedikit malu. aku menarik tangan nya dan membuat dia semakin canggung di sana.

Hay aku juga harus memulai hidup ku yang baru aku tidak mau terus-terusan mengingat kesalahan ku dulu. Itu akan menjadikan ku pelajaran yang sangat berharga.

"Bagaimana kalo aku bilang aku juga suka sama kamu?" jawab ku to the point. Wajah nya kembali memerah dan tangan nya berkeringat. Wanita ini benar-benar sudah jatuh cinta pada ku. Kali ini aku tak akan melepas kan apa yang sudah aku genggam.

"Apa alasan kamu menyukai ku?" nah begini kalau berbicara pada anak kecil. Mereka selalu membutuh kan uraian yang sangat jelas. Aku menarik nafas ku dalam-dalam sebelum menjelas kan jawaban ku pada nya. Dan aku juga harus menghentikan perjalanan ini sebentar.

"Aku suka kamu karna kamu wanita yang kuat, kamu tidak pernah mengeluh bagaimana dengan keadaan yang kamu hadapi. Aku suka mata kamu yang selalu membuat aku terperanjat di dalam sana aku suka senyum mu yang selalu kamu berikan hanya untuk aku dan aku yakin kamu wanita yang bisa merubah aku. Saat pertama aku melihat kamu aku langsung ingin memiliki kamu entah dengan cara apa itu dan terlintas di fikiran ku untuk membeli kamu karna aku tidak suka tubuh ini disentuh oleh orang lain. Aku tidak perduli dengan masa lalu mu karna aku pun juga punya masa lalu yang bisa membuat mu sakit. Aku harap kita bisa sama-sama memulai hidup kita yang baru tanpa harus melihat lagi apa yang sudah terjadi di belakang. Apa penjelasan ku sudah jelas untuk membuat kamu percaya bahwa aku juga suka dengan kamu? Biarkan rasa cinta ini datang dengan perlahan jangan khawatirkan masa lalu ku lagi sekarang. Aku benar-benar ingin merubah hidup ku." ucap ku panjang lebar. aku benar-benar seperti sedang berpuisi disini. Lihat dia hanya menatap ku tanpa berkedip sampai aku selesai menjelaskan pada nya.

SEKEPING RASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang