Cerita dibuat pada tahun 2016, lalu saya unpublished dan sekarang saya re publish tahun 2020.
Mohon maaf jika terdapat penulisan kata yang salah, mohon beritahu saya secara baik-baik:)
Terima kasih.
***
Apa ini yang dikatakan Kakek? Astaga, ini sakit sekali rasanya. Pandanganku mulai buram karena air mata ini.
Cittt..
Tin tin tin
Aku menginjak rem secara refleks saat mendengar suara klakson mobil di belakangku. Tepatnya, Bunda yang membunyikan klakson itu.
Aku menatap dengan dengan tak percaya. Nafasku masih terengah-engah. Tanganku yang masih di kemudi itu terlihat gemetar.
Didepan mobilku terdapat Ibu-Ibu tengah memunguti gorengan jualannya dibantu dengan Bunda. Entah sejak kapan Bunda sudah keluar dari mobilnya.
Seakan tersadar aku langsung keluar dari mobil dan langsung menghampiri mereka berdua.
"Ibu tidak apa-apa?" Tanyaku dengan suara terengah-engah.
Ia menganggukan kepalanya sambil tersenyum. "Ibu tidak apa-apa, lain kali bawa mobilnya pelan-pelan ya."
"Iya bu. Maaf kan saya. Tadi saya lagi banyak pikiran," ujarku jujur dan menampilkan raut wajah bersalah.
"Iya... Lagi pula Ibu baik-baik aja. Ibu maklum kalo kamu lagi banyak pikiran dan akhirnya jadi gak konsen. Tapi lain kali jangan di ulangi ya," ujarnya.
"Iya Bu... Sekali lagi mohon maaf dan terima kasih," ujarku tersenyum.
"Lebih baik kita istirahat dulu, Bunda tidak mau kalau kamu menabrak orang lagi," sindir Bunda membuatku menganggukan kepala dan duduk diwarung kecil yang ada disana.
"Rumah kalian dimana?" Tanya Ibu itu. Dia duduk didepanku dan Bunda.
Aku dan Bunda saling melirik satu sama lain. "Kami tidak mempunyai rumah"
"Kenapa? Kalau dilihat lihat kalian orang kaya"
"Kami baru saja pergi dari rumah karena pak tua itu" ujarku dengan nafas memburu saat mengingatnya.
Ibu itu mengernyitkan keningnya. Mungkin heran dengan perkataanku. Untungnya, ia tidak terlalu peduli dengan perkataanku.
"Oh.. bagaimana kalau kalian tinggal dirumahku saja?" Tawarnya membuat aku dan Bunda menatapnya.
"Tidak usah, kami tidak mau merepotkan anda," ujar Bunda tersenyum sungkan.
"Tidak kok. Lagipula saya tinggal sendiri. Saya mohon ya tinggal sama saya soalnya saya tinggal sendiri," ujarnya memohon membuatku tidak tega. Lagi pula kalau dilihat lihat dia baik.
"Baiklah," ujarku sambil tersenyum.
Dia menjulurkan tangannya. "Namaku Ratna, kalian?" Tanya nya.
"Aku Rista dan ini anakku Lucy," ujar Bunda mengenalkanku, sementara aku hanya tersenyum.
"Yasudah sekarang kita lebih baik pulang kerumah," ujar Bu Ratna. Aku memasuki mobilku sementara Bu Ratna memasuki mobil Bunda.
Aku mengikuti mobil Bunda, sampai akhirnya kami berhenti disebuah rumah sederhana. Aku memperhatikan rumah ini dengan seksama, tidak terlalu besar. Bahkan lebih besar kamarku yang ada di Amerika. Tapi ukuran tak masalah bagiku.
"Maaf ya rumahnya kecil," ujar Bu Ratna sambil tersenyum.
"Tidak apa apa mbak, lagi pula rumah kan cuma untuk berteduh. Kami tidak masalah kok tinggal dimana aja. Iyakan Lucy?" Ujar Bunda sambil melirikku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Mistake In Marriage
RomanceCerita dibuat pada tahun 2016. Lalu di unpublished dan sekarang di re publish kembali tahun 2020. Kepulangan Lucy ke Indonesia ternyata membuatnya harus kehilangan keluarga yang sangat disayanginya. Lucy juga terpaksa harus menikah dengan salah satu...