duabelas

7.1K 549 28
                                    

Cerita dibuat pada tahun 2016, lalu saya unpublished dan sekarang saya re publish tahun 2020.

Mohon maaf jika terdapat penulisan kata yang salah, mohon beritahu saya secara baik-baik:)

Terima kasih.

***

Lucy menatap rumah didepannya ini dengan pandangan meneliti. Lalu dia menoleh kesampingnya dan terdapat David yang menatapnya datar.

"Ini rumah siapa?" Tanya Lucy pelan.

"Rumah kita." Setelah mengatakan itu, David langsung memasuki rumah tersebut. Sedangkan Lucy mengikuti langkah David dari belakang dan sesekali matanya menjelajahi rumah yang tidak bisa dibilang kecil itu.

Seakan teringat sesuatu, Lucy langsung menghentikan langkahnya. "Tunggu," ucapnya membuat David berhenti dan memutar badannya menatap Lucy.

"Apa?"

"Gua tidur dimana?" Tanya Lucy langsung.

David menyerngitkan keningnya. "Dikamar lah."

Lucy berdecak. "Maksud gua," dia menghentikan ucapannya dan matanya membelak kaget. "KITA SATU KAMAR?" Teriaknya.

"Yaiyalah satu kamar, emang lo mau tidur dimana?" Tanya David menatap Lucy dengan tajam. "Dikamar mandi?" lanjutnya dengan senyum mengejek.

"Ya dikamar lah, tapi bukan itu maksud gua." Lucy menggigit bibir bawahnya untuk menghilangkan rasa gelisahnya.

"Terus?" Tanya David sambil memandang Lucy tajam. Sementara Lucy menggerakan bola matanya gelisah.

"Dan jangan pernah gigit bibir lo kaya gitu." Tambah David dengan suara rendah. Tapi Lucy tidak menanggapinya dan dia masih terus menggigiti bibir bawahnya.

Cup

Satu kecupan mampir di bibir Lucy dengan singkat.

"Udah gua bilang, jangan gigit bibir bawah lo," ujar David cuek dan melangkahkan kakinya menuju tangga. Sementara Lucy membulatkan matanya.

'My first kiss' batin Lucy berteriak.

Saat ditengah tangga David berhenti. "Kalo maksud lo kenapa kita gak tidur dikamar terpisah, karena jawabannya gua gak mau," jawab David seolah mengetahui kegelisahan Lucy.

"Kenapa?" Tanya Lucy memandang punggung David.

"Karena...," ada jeda sedikit. "Gua cuma mau nikahin satu orang selama hidup gua, dan itu lo. Dan gua juga mau pernikahan yang sesungguhnya, bukan nikah kontrak kayak di novel novel."

David tetap tidak membalikan badannya sekedar melihat ekspresi Lucy. "Tapi, untuk sekarang gua belum bisa ngasih arti tentang pernikahan yang sebenarnya karena gua baru kenal sama lo. Gua rasa lo juga kayak gitu."

"Untuk sekarang cukup kita tinggal satu atap aja gua rasa cukup. Jangan saling mencampuri urusan kita masing masing. Jalani aja seperti air mengalir." David menjeda ucapannya. "Jadi... gua harap lo mau menjalankan pernikahan ini," lanjut David kembali melangkahkan kakinya menaiki tangga satu persatu. Saat ditangga paling atas, David berhenti dan membalikan badannya menghadap Lucy.

"Walau tanpa cinta," tambahnya dan kali ini benar benar menghilang dari pandangan Lucy karena David memasuki satu kamar dilantai dua. Dan Lucy pikir, itu kamar utama. Kamarnya dengan David.

Sementara Lucy menatap David dengan bingung. Dia rasa ada yang salah dari David. Ya sepertinya begitu. Dan apa katanya tadi? Tanpa cinta! Lucy mengakuinya jika pernikahan ini memang tanpa cinta, tapi perkataan david itu yang membuatnya bingung.

Best Mistake In MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang