David menatap Lucy lembut. Semenjak 15 menit yang lalu, ia hanya menatap Lucy yang tertidur pulas disampingnya.
Tangannya bergerak menyingkirkan anak rambut yang berada diwajah Lucy. Tapi gerakannya terhenti saat Lucy mengerjapkan matanya perlahan.
Tidak seperti biasanya, jika ia ketauan memperhatikan atau menyentuh wajah Lucy maka David akan diam atau salah tingkah. Tapi kali ini ia melanjutkan kembali aktivitasnya yang sedang tertunda. Menyingkirkan rambut Lucy di wajahnya.
"Jam berapa sekarang?" Tanya Lucy serak.
David melirik kearah jam yang menempel di dinding kamar mereka. "Pukul 8."
Lucy langsung terduduk dengan bola mata membulat.
"Hey hey hey, ada apa denganmu?" Ujar David bangkit dari tidurnya dan menahan bahu Lucy yang panik.
"Aku harus masak," ujar Lucy membuat David menyunggingkan senyum kecilnya.
"Tidak usah buru-buru juga, ini hari minggu."
"Tapi aku harus masak untukmu David, bagaimana juga aku ini istrimu. Dan, kenapa kau tidak membangunkanku? Ak--"
Lucy melotot saat David menciumnya tepat dibibir.
"Ternyata begitu cara membuatmu berhenti mengoceh," gumam David pelan. Setelah sadar, wajah Lucy langsung memerah.
"A-aku... ma-mau," ujar Lucy gagap. Ia bahkan bingung ingin mengucapkan apa.
"Salting huh?" Ejek David membuat Lucy mengembungkan pipinya yang tambah merah.
David hanya tertawa melihatnya. Lucy yang merasa malu pun langsung menelungkupkan wajahnya di bantal.
Melihat tingkah laku Lucy, tawa David semakin besar. Menurutnya itu menggemaskan.
Dengan lembut David menarik bantal yang menutupi wajah Lucy.
"Jadi, apa kegiatan kita hari ini?" Tanya David mengalihkan pembicaraan. Ia hanya tidak mau suasana menjadi canggung. Sebenarnya ia sangat suka menggoda Lucy, apalagi saat pipi Lucy memerah. Ia berani melakukan apa saja untuk melihat rona merah itu.
"Kita?" Tanya Lucy.
"Iya kita. Aku dan kau," ujar David sambil menunjuk dirinya sendiri dan Lucy.
"Bagaimana dengan memasak?" Tanya Lucy.
David mengerutkan keningnya. "Maksudmu seharian ini kita memasak?"
"Tentu saja tidak. Maksudku, kita awali hari ini dengan memasak. Untuk hal selanjutnya, bisa kita pikirkan itu nanti."
"Baiklah."
Lucy tersenyum senang dan bangkit dari duduknya. Dengan cepat ia berlari menuruni tangga.
"Lucy hati-hati!" David melotot melihat aksi Lucy barusan.
David hanya tersenyum saat mengetahui pagi ini tidak terlalu buruk. Ia membayangkan Lucy yang sedang tersenyum. Dan entah kenapa ia jadi kepikiran bibir Lucy yang lembut.
"Sial."
***
"Apa yang akan kau masak?" Lucy terlonjak kaget sambil menoleh kearah David dengan kesal.
"Kau ini membuatku kaget saja, untungnya aku sedang tidak memegang pisau."
David terkekeh mendengar itu. "Maafkan aku."
Lucy mendengus mendengarnya. "Bagaimana dengan nasi goreng?"
"Oke."
David mendekati Lucy dan merapikan rambut Lucy. Setelah itu ia mengkuncir rambut Lucy dengan rapih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Mistake In Marriage
RomanceCerita dibuat pada tahun 2016. Lalu di unpublished dan sekarang di re publish kembali tahun 2020. Kepulangan Lucy ke Indonesia ternyata membuatnya harus kehilangan keluarga yang sangat disayanginya. Lucy juga terpaksa harus menikah dengan salah satu...